Dandi Martin

48 4 0
                                    

Berakhirlah Dandi Martin di ruang BK bersama musuh bebuyutannya sejak dari sekolah dasar.
Laskar Ramadhan yang wajahnya membiru akibat bertengkar dengan
Dandi di tengah-tengah lapangan yang dikerumuni siswa-siswi SMA
Angkasa.

"Sudah ibu bilang berkali-kali, jangan pernah bertengkar lagi! Apa kalian tidak bosan bertengkar terus-terusan?!"

"Dandi duluan bu yang mulai."

Dandi mendongakan kepalanya dan menatap Laskar tajam, "Lu duluan yang mulai nyet!"

"Kok gua sih?!"

"Maksud lu apaan tadi ngelempar bola kena kepala gua?!"

"Gua kan udah bilang kalo gak sengaja!"

"Gak sengaja apaan, orang keli-"

Bu Rini menggebrak meja membuat dua remaja dihadapannya itu menatapnya, "Sudah-sudah!! Ini surat panggila untuk kedua orang tua kalian dan harus datang, ingat itu!"

Dua remaja itu pun keluar dari ruang BK dan saling menatap satu sama lain dengan tatapan setajam silet dan langsung pergi dengan arah yang berbeda.

Dandi membuang surat panggilan untuk orang tuanya ke tong sampah karena percuma, Dandi akan memberitahukan secara langsung tetapi setelah seminggu kemudian. Benar-benar keterlaluan anak ini!

Dia berjalan di koridor yang sepi sambil bersiul-siul karena memang jam istirahat sudah habis.
Saat hendak melewati ruang kepala sekolah, Dandi melihat gadis berambut panjang keluar dari ruang kepsek dengan memakai pakaian biasa.

Dandi melihat wajah gadis yang berparas cantik nan mempesona itu sedang sibuk memainkan ponselnya seraya dengan kepala tertunduk.
Gadis itu tak tahu jika ia sedang diperhatikan Dandi.

Dandi tersenyum miring dan melanjutkan menuju kelasnya dan seperti inilah kelas Dandi yang sekarang seperti kandang sapi saat tak ada guru ataupun jamkos.

"Woy Dan!!! Abis dari mana lu?" Romeo berteriak dari pojok kelas.

"Biasa abis ketemu princess."
"Wahh kaga ngajak-ngajak lu." Kata Dava yang sedang duduk diantara dua perempuan.

"Kalo ketemu princess mah sama anak kelas tetangga noh kaya biasa."

Hendra bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Dandi, "Sama kembaran ya Dan?"

"Kampret lu!" Dandi menoyor kepala Hendra yang sedang cengengesan.

"Alpian mana?"
Semua mengangkat bahu tanda tak tahu.

"Kenapa nyariin gua Dan? Kangen lu ama gua?" Sahut Alpian yang baru datang dan berdiri sambil merentangkan tangan di pintu seolah-olah sedang mencegat.

"Kaga, kirain lu berubah jadi wedus gembel."

"Modar sia."

Dandi teringat sesuatu dan langsung menceritakan kepada teman-temannya, "Eh-eh, tadi gua ngeliat cewek baru keluar dari kepsek cakep banget anjeeeer."

Dava langsung heboh dan mendekati Dandi, "Serius lu? Anak sekolah sini?

Dandi mengangkat bahunya, "Gak tahu, dia pake baju biasa."

"Kali aja dia anak baru."

"Kalo emang bener anak baru, kita langsung beraksi ya Al."

"Yoi Ndra." Mereka pun bertos ala laki.

"Eh gua ikutan dong." Sahut Dava sambil berteriak.

"Berisik anjeeeng, dasar playboy lu." Dandi melempar pulpen ke Dava.

Love Blossomed in February Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang