◾️LBF 01 GENIT◾️

19 3 0
                                    

Segerombolan anak laki-laki itu
sedang berlari memutari lapangan
yang pasti mereka sedang di
hukum karena telat dan malah
memilih bolos di warung sambil
merokok dan tak sengaja salah
satu guru piket melewati warung
itu, alhasil mereka semua kepergok.

Mereka di beri dua pilihan hukuman
di cukur ampai habis rambut mereka alias botak atau memutari lapangan sebanyak 150 kali.
Karena mereka tidak mau kehilangan
jambul-jambul kesayangan mereka yang mereka rawat dengan sepenuh hati:D mereka rela kakinya pegal
-pegal sekaligus menambah otot
betis agar terlihat lebih berotot.
Pinter boy!

Dava mengeluarkan lima buah
permen karet untuk dirinya dan
juga teman-temannya selagi bu
Rini tak mengawasi mereka di
lapangan dan ya, mereka malah
asyik-asyikan mengunyah permen karet dan mengelembungkan
permen itu.

Hendra juga Romeo bernyanyi
koridor dekat tangga menuju lantai
2 sambil tebar-tebar pesona pada
siswi-siswi yang berlalu-lalang
depan mereka.

Dari arah toilet perempuan, Dandi
melihat Sabrina dan Chika sedang
mengobrol. Betapa indahnya
Sabrina di mata Dandi hingga ia
Melamun sampai permen karetnya
hampir terjatuh dan buru-buru ia sadar.

"Eh, lu tunggu bentar." Dandi berdiri
di hadapan Sabrina.

"Lu yang kemaren ketemu sama gua di halte, kan?"

Dandi tersenyum genit, "Iya, lu inget kan gua Dandi?"

"hemm."

"Jadi kemaren kak Dandi ketemu sama Sabrina?"

"Iya Chik, kemaren gua ketemu sama dia di halte. Udah gua ajak kenalan eh dianya cuek banget. Siapa si namanya?"

"Namanya Sabrina kak, sekelas sama aku."

"Chik, ngapain lu kasih tau ini orang?"

"Yaelah gapapa kali, dia kan kakak kelas kita, Sab."

"Makasih Chika, lu baik banget deh."

"Iya kak, sama-sama."

"Oke! Sekarang kita udah saling kenal Sab. Ya walaupun cuma kenal nama doang yang pasti lama-kelamaan kita bakal saling kenal lebih jauh kok." Ucap Dandi sambil tersenyum genit dan mengerjapkan matanya berkali-kali pada Sabrina dan membuatnya jengah!

Ngarep banget nih orang, bikin badmood!

"Aku ramal kita akan bertemu di parkiran nanti sore."

"Sok jadi Dilan lu, dasar Dilanda genit!"

Dandi hanya tertawa konyol ketika Sabrina dan Chika pergi menjauh.

"Dan! Tadi siapa tuh wadon? Cakep bener."

"Yo! Bisa gak si ga usah teriak-teriak!"

"Gak bisa gua Ndra!"

"Anuan gua dia, Yo."

"Anuan apaan lu?"

"Ada deh."

Hendra mendekat ke Dandi dan bertanya menatap intens, "Itu cewek yang kemaren lu ceritain?"

"Iya, kenapa lu natap gua gitu amat Ndra?"

"Lu suka sama dia?"

"Iya."

"Dia itu sodara gua ege."

Dandi menautkan kedua alisnya menatap Hendra dengan heran, "Bener lu?"

"Bener, dia pindah dari Semarang ke sini. Kira-kira pas tahun baru dia pindah ama bonyoknya."

Love Blossomed in February Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang