Rania dan Reza sudah saling mengenal sejak dua tahun lalu, lebih tepatnya ketika Rania kelas X dan Reza kelas XII. Mereka dipertemukan ketika kegiatan Ulangan Akhir Semester 1, Rania dan Reza duduk berpasangan.
Flashback 2 tahun lalu~
Pagi itu adalah hari pertama UAS Rania di sekolah barunya. Rania hanya mendapatkan info bahwa kelasnya berpasangan dengan kelas XII Mipa 3. Rania penasaran, dengan siapa nanti dia duduk. Karena Rania berangkat cukup pagi, Rania bisa leluasa melihat daftar nama peserta ulangan yang tertempel di jendela kelas.
"Nomer emmmpat belas.." ucap Rania sembari menggusur jari telunjuknya dari atas sampai nomer 14, setelah mendapat namanya, Rania menggeser jarinya ke sebelah kanan, dan terjawab sudah rasa penasarannya.
'Reza Pratama, duh sama cowok' batin Rania.Kemudian Rania masuk ke dalam, dan mendapati seseorang sedang asyik membaca sendirian. Teman Rania yang satu ini memang selalu datang paling pagi, siapa lagi kalo bukan Ghaitsa.
"Assalamualaikum Icaa" ucap Rania sembari menghampiri tempat duduk Ghaitsa, yang akrab disapa Ica.
"Wa'alaikumussalam Ra, kamu duduk sama siapa?" Tanya Ghaitsa pada Rania yang sedang mencari tempat duduknya.
"Aku sama kak Reza, tapi ga tau yang mana. Kamu ca, sama siapa?" Tanya Rania balik. Ternyata Rania duduk di samping kanan bangku Ghaitsa.
"Aku sama kak Gina, pengennya aku sama Ardhi" ucap Ghaitsa lesu. Ardhi adalah orang yang Ghaitsa suka sejak menginjakkan kaki di sekolah ini.
"Oh iya ya dia kelas Mipa 3, yaelah orang abjad nama kamu sama dia aja jauh jadi beda ruangan lah" ucap Rania. Bagi Rania, sudah bukan rahasia lagi bahwa betapa sukanya Ghaitsa kepada sosok bernamakan Ardhi.
Di kelas, Rania duduk bersama Salsa di belakang tempat duduk Ghaitsa dan Puput. Tak heran jika mereka menjadi dekat, dan curhat banyak hal. Mereka berempat sama-sama anggota ROHIS, dan sama-sama berkerudung syar'i. Tak heran jika mereka mendapat julukan 'syar'i club' oleh anak-anak kelas.
"Iya juga sih, ah sayang banget" ucap Ghaitsa murung.
"Udah deh, ntar aja duduk barengnya kalo di pelaminan aja, lebih mantep" kata Rania seraya mengacungkan dua jempolnya dan mengedipkan sebelah matanya.
"Haha bisa aja kamu Ra, Aamiin aja deh" ucap Ghaitsa sembari tertawa. Rania pun ikut tertawa.
"O iya, Salsa mana Ra ?" Tanya Ghaitsa setelah menyadari kalo Rania datang ke kelas seorang diri, biasanya kan kemana pun barengan sama Salsa.
"Tadi pas mau berangkat Sasa malah pengen BAB, jadi aku berangkat duluan wkwk," jawab Rania sembari tertawa ringan. Sasa adalah panggilan Salsa, karena bagi Rania kalo pake huruf L itu ribet.
"Pantesan," ucap Ghaitsa kemudian melanjutkan kegiatan membacanya. Dan Rania sudah duduk disampingnya.
Sekitar lima menit lagi ulangan segera dimulai. Para peserta ulangan baik kelas X maupun kelas XII sudah berdatangan. Keadaan kelas semakin ramai, dan Rania mengakhiri kegiatan membacanya dan kembali ke tempat duduknya, begitupun dengan Salsa, dan Puput.
Melihat lelaki di sampingnya sekilas, "Oh jadi ini yang namanya kak Reza," ucap Rania dalam hatinya.
Setelah bel berbunyi, para siswa menyiapkan perlengkapan ulangannya dan menyimpan tas mereka di bagian depan kelas. Guru pengawas pun datang, yaitu Pak Karyo, yang tak lain adalah guru kimia kelas X. Sesuai dengan mata pelajaran yang hari ini diulangankan.
"Wah udah lama nih ga ketemu Pak Karyo di kelas" ucap Reza ketika tahu yang datang adalah Pak Karyo.
"Oke anak-anaknya, silahkan mulai berdo'a" ucap Pak Karyo sebelum membagikan lembar soal dan jawaban kepada anak-anak.
"Punya serutan ga?" Tanya Reza sembari menatap Rania.
Rania yang baru sadar dirinya ditanya oleh Reza segera menjawab, "Oh ada kak."
"Boleh pinjem?"
"Ini kak" ucap Rania sambil memberikan serutan.
Rania heran, "Ini orang malem ngapain aja, baru nyerutin pensil sekarang," ucapnya dalam hati.
"Ini..." ucapan Reza menggantung karena ia sedang membaca kartu peserta Rania, "makasi ya Rania."
"Iya" jawab singkat Rania yang sudah tenggelam dalam soal kimia.
Sudah hampir satu jam berlalu, Rania masih belum menyelesaikan soal ulangannya. Bukannya mengerjakannya soal, Rania hanya mencoret-coret lembar soalnya.
Bagi Rania, hal yang sulit adalah memahami pelajaran kimia. Mendapat nilai ulangan harian pas dengan KKM adalah hal yang sangat luar biasa, tidak hanya bagi Rania tapi bagi kebanyakan teman sekelas Rania pun berlaku demikian. Dan sekarang, Rania hanya membolak-balikan lembar soal, dari 20 soal PG dan 5 essai, Rania hanya mampu mengerjakan 12 PG dan 2 essai.
"Aduh pusing," keluh Rania sembari memijit kepalanya.
"Kenapa? Susah ya soalnya ?" Tanya Reza.
"Susah banget kak," jawab Rania sembari menghembuskan nafas panjang.
"Siap-siap aja nanti remed seangkatan haha" bisik Reza sambil tertawa kecil.
"Lah, banyak banget seangkatan," kening Rania berkerut.
"Dari sekelas paling banyak lulus itu biasanya ga lebih dari enam orang, jadi remed kimia itu hal yang lumrah" jelas Reza sembari mengerjakan soal.
"Bagus deh kalo gitu, haha," ucap Rania kemudian membulatkan LJK yang masih kosong, tentu saja jawabannya asal.
"Kalo PG bisa ngasal, kalo essai gimana coba?" ucap Reza ketika melihat aksi Rania.
Rania berpikir sejenak, "Sebisanya aja deh, kalo perlu soalnya ditulis lagi."
"Kalian bukannya ngerjain soal, malah ngobrol aja."
Sebuah suara menghentikan kegiatan Rania dan Reza.
Bersambung~
-------
Kira-kira suara siapa ya?"""""""'''''""""""""""'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''
Assalamu'alaikum manteman😊Jangan lupa vote dan komentar ya😅
Terimakasih 💃💃💃💃💃💃💃💃💃
KAMU SEDANG MEMBACA
Asa dalam Rasa
Teen FictionRania menyukai seorang lelaki dan tentunya berharap suatu hari dipersatukan dengannya dalam sebuah ikatan pernikahan. Namun Rania tidak tahu, pertemuannya dengan lelaki itu akan berakhir sebagai pasangan, atau hanya sebatas teman. Berakhir sesuai de...