Cabai

3.1K 373 59
                                    

Arthit dan cabai adalah teman dekat.

**

Arthit memang penggila pedas. Saking gilanya, mulutnya pun ikut tertular pedasnya cabai. Begitulah yang Kongpob tangkap saat pertama kali bertemu di ruang pertemuan Sotus.

Jika Arthit adalah cabai, maka Kongpob enggan menyebutnya cabai-cabaian. Karena Arthit itu cabai yang pedas manis. Mulutnya memang pedas tapi rasanya memang manis.

Ya. Itu memang fantasi Kongpob yang membayangkan mulut pedas Arthit.

"Nah. Makanlah. Ini, cabai bagus untuk kesehatanmu. Setidaknya pedasnya cabai masih kalah dengan pedasnya kehidupan."

Senior tingkat tiga kesukaannya. Tak sengaja ia bertemu ketika perut ratanya melolong minta diisi malam-malam. Dan wow, Arthit yang tampilannya bak anak sekolah dasar yang sedang bermain di rental playstation tak ayal mengundang rasa gemas tersendiri.

Memang selalu ada pengorbanan. Makan berdua dan sedekat ini tentu saja ada bayaran yang Kongpob harus keluarkan.

"Ayo makan!"

Arthit yang pedas manis. Sangat imut ketika ia menuangkan tiga sendok penuh sambal kedalam makanan yang dengan isengnya ia tukar. Padahal makan dengan telur dadar ditambah nasi juga sudah enak sekali.

Fyi. Menjadikan Kongpob sebagai suami sama saja dengan menghemat uang. Buktinya ia hanya makan nasi dengan telur dadar.

"Aku tidak suka pedas, P'Arthit."

Tentu saja Kongpob tetap harus membela diri. Arthit jelas-jelas sedang mengerjainya. Tetapi biarlah, asal bisa memadang Arthit sedekat ini mau diapakan saja Kongpob rela.

"Sudah kubilang, pedasnya cabai masih kalah dengan pedasnya kehidupan."

Tentu saja masih lebih pedas perlakuanmu padaku, P'Arthit.

○○○

Kongpob menatap ilfeel pada Arthit yang betingkah gila setelah pulang kerja. Ketika melewai pertigaan, dan melihat restoran Mie TomYum kesukaannya sedang memasang sebuah tantangan.

Super spicy tomyum noodle.

Arthit tanpa pikir panjang menarik Kongpob masuk dan memesan mie jahanam itu.
Kenapa? Lihat saja, warnanya merah menyala persis seperti api neraka.

Kongpob langsung bergidik ngeri.

Bahkan untuk menyantap mie bakso miliknya ia sudah tak bernafsu lagi.

Slurrrpp

Arthit berkerigat. Melipat lengan bajunya sampai kesiku, membuka tiga kancing kemeja kantornya. Menampilkan dada yang basah dialiri keringat. Terlebih lagi sepasang daging diatas dagunya, yang memerah, basah, dan membengkak.

Ya. Kongpob tak bernafsu lagi. Ia malah bernafsu pada Arthit.

"Heedaass... hobalaah ini Kongh.. astaga... ssshhh... haaahhh... aaahh.."

Pedas, cobalah ini Kong.
Begitulah hasil terjemahan dari otak Kongpob. Tapi berhubung Kongpob memiliki 2 otak. Otak yang satu lagi malah menafsirkan hal lain. Kenapa pula Arthit malah mendesah begitu?

Masa bodo. Nikmati saja.

○○○

"Oke. Mulai ya."

Arthit kembali berkeringat. Tapi tentu saja itu bukan karena si cabai yang membuat Arthit begini. Salahkan saja Kongpob yang sesampainya di Apartement malah menunjukan sesuatu diantara dua pahanya sudah melawan arah gravitasi.

Kongpob bahkan harus menyediakan segelas air dimeja nakas saat bibirnya sibuk menyesap bibir Arthit yang masih menyisakan rasa pedas disana. Ia jadi penasaran berapa banyak cabai yang penjual Mie itu gunakan untuk mie super pedasnya.

Kongpob lebih suka Arthit berkeringat seperti ini.
Lagipula Lebih sehat juga.
(Teori konspirasi ala Kongpob)

Oke. Kongpob pasang kuda-kuda. Membenarkan posisi sekali lagi.
Ugh. Sedikit lagi. Hampir masuk.

"Tu-tunggu!!!"

Pekik Arthit.

Kongpob menatapnya protes.

"Au. P'Arthit. Sedikit lagi."

Wajah Arthit terlihat gelisah.

"A-aku mulas! Perutku sakit!"

Dengan kekuatan seribu tangan Arthit menyingkirkan Kongpob dari atas tubuhnya. Mengabaikan kulit putihnya terpampang, segera ia cuss lari ke kamar mandi.

"Haah..."

Kongpob mendesah frustasi.

Dasar cabai.



FIN

Holla~ terimakasih sdh membaca 🙌

Pliss jgn kira ini adalah fic genre comedy. Padahal saya nulis gak pake mikir. 😅

Siapa yg suka pedes?
Kalo saya sih suka bgt. Apalagi kalo makan ayam geprek, saya suka minta sambel sampai dua kali wkwkwwk 😂
#TeamAyamGeprek

Hari ini saya double update.
Satu lg yang My Frog Prince eps.8
Monggo dibaca yaa~

Terimakasih atas segala dukungan 😀
Monggo Vomment 😁

Crazy CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang