Selera

3.1K 307 22
                                    

Arthit ingat salah satu dari beberapa fantasi liarnya adalah payudara wanita.

***

Begitu.

Arthit pernah sekali--yaa ia tak yakin sekali. Dimasa pubertasnya, ia memimpikan Namtarn-- teman wanita yang sudah lama ia sukai-- membuka beberapa kancing kemeja seragamnya dan berceloteh manja mengucapkan 'ayo. Sentuh aku.'
Selanjutnya Arthit enggan membahas-- terutama ketika celana bokser nya mendadak basah.

Namtarn.

Ia jelas wanita. Punya sesuatu yang secara alamiah semua lelaki macam Arthit suka. Apalagi diusia muda ketika hormonmu sedang asyik asyik nya.
Duduklah Namtarn dengan wajah cantiknya, memakai pakaian yang entah mengapa membuat Arthit gerah.

"Tak biasanya kau jogging pagi-pagi begini, Oon."

Namtarn mengibas-ibaskan rambut panjangnya-- menampilkan lekuk sempurna leher serta pangkal bahu yang aduhai mulusnya. Arthit apalah daya, ia hanya bisa menelan ludah.

Salahkan saja ketika Arthit sadar bahwa perutnya yang ugh sedikit maju sesenti. Orang bilang pipinya seperti mochi. Arthit merasa harga dirinya sebagai lelaki macho tercoreng karena dengan seenaknya para wanita atau pria mulai mencubiti pipinya.

Dan ketika bertemu Namtarn seperti ini. Arthit--yaa merasa gerah sendiri.

"Hm. Y-ya... aku hanya-- mau membakar lemak sedikit."

Arthit pasang gimik, menyingkap sebelah lengan kaos putihnya, berusaha terlihat gagah dengan menunjukan otot bisep nya yang yaa sebenarnya tidak seberapa.

Namtarn terkikik melihatnya. "Ugh. Oon kau selalu lucu."

Pinch.
Satu cubitan lucu mampir dipipinya. Tapi kali ini Arthit enggan protes.

"P'Arthit!"

Jeng jeng jeng.

Sebuah suara memanggilnya dan Arthit merasa-- yaa seperti biasa sosok itu merusak segala moment menyenangkan.

Dari jarak 20 meter, sosok itu ugh berjalan bak model. Tubuh tinggi dengan lekukan indah terpampang nyata melalui kaos putih tipis yang seiras basah.

Melalui pandangannya pula, dibalik punggung Kongpob muncul berbagai burung dara yang terbang kesana kemari. Lagipula apa-apaan ini--

Dilihatnya Namtarn memekik kegirangan, wajar saja si cantik itu histeris. Kongpob si tampan dengan proporsi tubuh nyaris sempurna, tentu saja berbanding terbalik dengan dirinya yang masib saja dikira bocah.

Arthit benci sekali. Kongpob selalu saja merebut orang-orang yang menjadi seleranya.

○○○

Arthit dulu sekali benci--mengingat bagaimana lekuk kotak 6 milik Kongpob selalu saja membuat para wanita yang ia kejar mendadak berpaling. Kesal tentu saja, ia berusaha membentuk hal serupa, namun apa daya.

Mungkin begitu.

Sampai pada arah hidupnya melenceng jauh. Ia yakin-- dulu sekali ia pernah membayangkan Namtarn sebagai fantasi bejatnya. Dulu sekali-- sebelum Kongpob masuk lebih jauh dalam hidupnya dan berakhir seperti ini.

Seperti ini.

Seperti ini.

Arthit menutupi tubuh polosnya dengan selimut. Kongpob keluar dari kamar mandi dengan selembar handuk putih melingkar manis di pinggangnya. Arthit mau tak mau bersemu. Terpesona-- pada lekuk kotak enam itu, pinggang itu dan-- sesuatu dibalik handuk putih itu.

Uh. Seleranya melenceng jauh.

"Kenapa? P'Arthit ingin yang semalam lagi?"

Ucap Kongpob seduktif. Arthit memekik ketika dengan kekuatan seribu tangan, Kongpob berhasil menyingkirkan selimut tebal pelindungnya itu.

"Aw. Lihat, dia bang- aargh."

Arthit buru-buru menghajar Kongpob dengan serangan bantal. Mengabaikan tubuh polos serta sahabat kecilnya berdiri tegak.

Arthit menahan malu. Bagaimana bisa ia terangsang hanya karena melihat Kongpob?

Tidak ingatkah Arthit benda dibalik handuk putih itu semalam menghajarnya tanpa pengampunan?

"Brengsek!"

Bugh

"Sudah kubilang jangan bertelanjang dada dihadapanku!"

Bugh

"Jaga mulut sialanmu itu!"

Bugh

"Aku membencimu!"

Bugh

"Ya sudah! Ayo kita lakukan lagi!"

Sudah tahu bagaimana akhir perjalanan hidup Arthit. Masih saja kalah.

FIN



Holla~ terimakasih sdh membaca 😊😊

Harasu kembali dari segala penderitaan 😂😂

Masih disini bersama Kongpob Arthit.
Berusaha mencari feel menulis yg sempat tercecer. Aduuh, maafkeun nyaak...

Monggo baca eps terbaru Beside You!

Yok vote dan comment lah 😊😊
Sangat berarti 😊😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Crazy CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang