"Sialan kau, Hong Jisoo!"
Pintu didobrak tiba-tiba selang beberapa menit setelah dua klien wanita menyedihkan pulang dengan meninggalkan satu amplop uang. Cenayang Hong yang tadinya sedang menyeruput mie dengan damai, melirikkan mata pada si pelaku pendobrakan anarkis yang kini berdiri di depannya dengan napas kacau.
Cenayang Hong menegapkan tubuhnya, dengan anggun menepuk-nepukkan tisu ke bibirnya yang berminyak. Ia menatap tenang wanita di hadapannya, lalu melepas tusuk konde emas yang menggelung rambutnya sehingga surai hitam indahnya seketika tergerai bebas dan terkibas layaknya rambut milik bintang iklan.
"My name is Joshua Hong."
"Yak, kau wanita keparat. Aku sudah menghabiskan sebagian isi ATMku hanya untuk memenuhi semua saranmu tapi kau tahu, sialan? Mingyu baru saja mengusirku saat aku mendatangi kamarnya!"
Cenayang Hong membelalak. "Tidak mungkin..."
"Tidak mungkin, kau bilang?! Katakan itu lagi! Katakan itu lagi untuk keseribu kalinya! Kau! Kau benar-benar cenayang atau bukan?!"
"Aku Jisoo." Cenayang Hong menjawab santai, dengan tak acuh membereskan mangkuk-mangkuk sukiyaki ke bawah meja.
"Baik, Jisoo, aku tak suka bermain-main."
Cenayang Hong memandang Jeonghan malas. Setelahnya helaan napas lelah keluar. "Aku tanya. Apa yang aku sarankan padamu terakhir kali?"
"Kau lupa?! Kau menyuruhku membeli produk-produk kecantikan itu untuk memikat Mingyu!"
"Kau bodoh. Kau kira produk kecantikan adalah ramuan?! Aku heran denganmu."
"Kau yang marah padaku sekarang?" Jeonghan berkacak pinggang, memalingkan wajah jengkelnya dengan dengusan kasar. "Oke. Aku tak mau mengalami penuaan dini lebih cepat hanya karena terus memarahimu. Dan juga, sekarang kita sedang buru-buru, kau tahu, kan?"
"Party masih akan dimulai satu jam lagi." Cenayang Hong berdiri, kemudian begitu saja menanggalkan hanbok yang melekat pada tubuhnya.
Tidak, jangan salah! Dia tidak telanjang! Wanita itu ternyata sudah mengenakan dress putih ketat di balik pakaian tradisionalnya.
Cenayang Hong merapikan penampilannya pada cermin panjang, memperhatikan liukan tubuh indahnya serta setelahnya menelisik lekat pantulan wajahnya yang berminyak, lalu meringis jijik seraya menoleh pada Jeonghan yang kini bersidekap dengan bosan. "Jeonghan, kau membawa kotak make up?"
.
.
.
"Ini tidak benar. Ini tidak benar."
Satu lagi hal paling menyebalkan yang mengusik telinga adalah mendengarkan ocehan Wonwoo yang tak henti berbicara sendiri dengan gelagat kegelisahan. Minghao cukup bosan menghadapi keanehan temannya itu, namun kali ini ia sudah tak tahan melihat Wonwoo yang duduk menekuk lutut sambil menggigiti jarinya gemetar.
Oh, ayolah. Minghao tahu gadis itu sedang menghadapi permasalahan jodoh tapi ini sungguh berlebihan.
Wonwoo tak melakukan kegiatan apapun yang bermanfaat selama belakangan hari akibat pikirannya selalu dihantui perkataan cenayang itu, mengakibatkan dirinya hanya duduk melamun terus-terusan dan seringkali tak ingat waktu makan.
Lamunan gadis itu sudah melayang terlalu jauh, memusingkan tentang bayang-bayang pria masa depan yang cenayang itu gambarkan.
Apa jodohnya seorang mafia? Pembunuh bayaran kelas tinggi? Pejabat yakuza? Pelaku perdagangan organ tubuh manusia? Bajak laut?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatal Addiction • meanie gs
FanficImpian Wonwoo hanya satu, yaitu menikahi pria kaya. start: May 17, 2018