Wonwoo tak tahu bahwa memaksa masuk ke apartement Kai akan membuatnya terjebak dalam penyesalan besar seperti ini. Alih-alih bertemu Kai, kini ia malah dikunci oleh aroma mencekam yang berasal dari pria berlengan penuh otot di hadapannya.
Gadis itu duduk dengan gusar, mengusap tengkuk kesekian kali sambil terus mengedarkan pandangan untuk menghindari laser mematikan dari mata tajam Mingyu yang sepertinya sedang berencana untuk mengakhiri nyawanya beberapa detik lagi.
Gay sialan ini. Kenapa aku harus bertemu dengannya lagi, sih?!'
Wonwoo sudah memiliki niat besar untuk menjambak rambut Mingyu dan berjanji pada diri sendiri bahwa ia akan membunuh pria homo itu. Hingga akhirnya ia tersadar bahwa semua rencana itu hanya angan-angan belaka. Mengingat berat badannya tidak mencapai angka lima puluh dan sudah dipastikan tubuhnya akan berakhir mengenaskan jika ia mencoba bertindak macam-macam pada pria besar di depannya ini.
"Apa kepentinganmu dengan Kai?"
Suara berat Mingyu menginterupsi semua umpatan dalam lamunan Wonwoo, membuat wanita itu tersentak kecil.
"Eee... aku ingin mengobrol dengannya tentang ini dan itu."
"Ini dan itu?"
"Privasi! Memangnya itu urusanmu?! Dasar." Wonwoo akhirnya tak bisa membendung kekesalannya. Dendamnya pada Mingyu masih saja tak berakhir karena yang selalu melintas di otaknya setiap melihat wajah pria itu hanyalah bayang-bayang adegan tolol di restoran yang menjadi tragedi terburuk sepanjang sejarah kencan yang ia alami.
Mingyu memicing. "Kau..."
Cara Mingyu menatap Wonwoo dari ujung kepala hingga kaki, membuat gadis itu diam-diam gemetar di balik wajah angkuhnya.
"Benar. Memang bukan urusanku." Mingyu melanjutkan. Pikirannya sudah menyimpulkan dengan tepat bahwa Wonwoo sedang mencoba melakukan pendekatan pada kakaknya dengan membawakan rantang-rantang makanan sebagai langkah awal. Di lain sisi Mingyu cukup kagum, memuji betapa cepat Wonwoo beralih dari lelaki kaya yang satu ke lelaki kaya yang lain.
Tipikal wanita idiot yang mudah ditebak.
Tapi tetap, Mingyu tak mau mencampuri apapun urusan Kai. Walau Kai dibuat menjadi gelandangan oleh wanita itu pun Mingyu tak akan peduli.
Jelasnya, ia sudah sangat tak tahan berhadapan satu ruangan dengan wanita gila yang saat ini tengah bersiul-siul tipis memandangi beberapa furniture sambil sesekali melongo.
Orang kampung.
Mingyu beranjak dari sofa, mengambil ponsel yang sebelumnya tergeletak di dekat televisi, selanjutnya menempelkan ponsel itu ke telinga untuk menghubungi seseorang.
"Yo. Brother!"
"Jika kau tidak sibuk, cepat pulang. Ada wanita yang memaksa bertemu denganmu."
"Yoon Jeonghan, ya?!! Bilang pada kekasihmu aku sedang di luar negeri!!"
"Dia bukan kekasihku! Lagipula bukan Jeonghan."
"Siapa?"
Wonwoo mengangkat alis ketika Mingyu menoleh ke arahnya tanpa berkata apapun, namun otak lemotnya pun mengerti apa maksud lelaki itu. "Kue beras. Katakan saja kue beras."
Mingyu kembali beralih pada ponsel dengan malas. "Kue beras."
"Ah!! Dia ya! Oke!"
Mingyu mematikan panggilan, meninggalkan Wonwoo untuk beralih ke dapur yang masih terhubung dengan ruang tengah. Sementara Wonwoo, wanita itu memerhatikan Mingyu seakan sedang menganalisis sekujur tubuh Mingyu secara detil. "Apa kau dan Kai... bersauda-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatal Addiction • meanie gs
Hayran KurguImpian Wonwoo hanya satu, yaitu menikahi pria kaya. start: May 17, 2018