Aku menunggumu dalam embun pagi.
Kau berada di sana, di sudut pandanganku yang seringkali enggan berkedip saat suaramu menenggelamkanku dalam kebisingan jalan, yang senantiasa lenyap oleh sunyi. Karena... hanya senyumanmu yang melebur dalam lamunanku.
Tubuh kecilmu. Aku ingin memeluknya.
"Ayo kita menikah."
Kau menggeleng setiap kali aku mengatakan itu.
"Menikahlah dengan yang layak bersanding di sebelahmu. Aku bukan dari keluarga berada."
"Aku hanya mencintaimu, bukan statusmu. Kau tak secantik mereka, tapi aku hanya ingin menikah denganmu."
"Bahkan walau aku cacat?"
"Ya, aku mencintaimu apa ad--"
"CUIH!"
Kunyahan permen karet dibuang asal ke sekeliling taman tempat ia duduk. Tampak matanya bergerak membaca tiap rentetan paragraf dalam novel klise di tangannya tanpa ada tatapan berminat sama sekali. Lalu buku itu ditutup asal, diganti dengan buku lain yang berjudul '1001 resep kue tradisional'.
Wonwoo berkedip.
"Uhm... aku sepertinya salah ambil." Bahunya melemas malas, membolak-balikkan buku itu tanpa terbesit rasa ketertarikan sama sekali.
Wonwoo menelan ludah. "Aku jadi ingin makan ini." ujarnya usai tanpa sengaja melihat gambar dango warna-warni yang menarik di dalam sana.
"SELAMAT SORE, JONGIN-SHI."
Wonwoo tersentak. Sontak kepalanya menoleh pada seorang pria tinggi yang saat ini nampak berlari santai di area jogging track, yang sedang berhenti sebentar untuk mengobrol dengan seorang wanita tua dengan anjing husky galak.
"OH. SELAMAT SORE, NENEK. Bagaimana kabar kesehatanmu?"
"Ah, ya. Asmaku semakin parah."
"HAHAHAHA. Umur itu tidak bisa ditebak. Jangan bersedih nenek. Semua orang akan mati. Persiapkan diri masing-masing saja. Itulah mengapa aku selalu olahraga agar tidak penyakitan saat tua. Ah, astaga. Aku harus kembali olahraga. Aku duluan, nenek! Jangan lupa memberi makan anjingmu! Jangan sampai dia yang mati duluan!"
Wonwoo mengembangkan semburat bahagia. Matanya memandang tanpa kedip dengan linang penuh haru. Benaknya memuji Kai tanpa henti, mengagumi bagaimana pria itu bersikap lembut pada seorang nenek tua yang sepertinya tinggal di panti jompo di dekat sini.
"Omo!" Wonwoo terperanjat ketika Kai berlari santai mendekat ke arahnya usai berbincang ramah dengan si nenek pemilik husky. Bergegas Wonwoo memperbaiki posisinya menjadi sedikit lebih anggun, menyandarkan punggungnya di kursi sambil berlagak membaca buku, dengan sesekali matanya mencuri-curi pandang pada Kai yang sudah semakin dekat.
DEMI BURGER KEJU. WONWOO MERASAKAN ADA YANG BERMAIN GENDANG DI DADANYA SEKARANG.
PANGERAN TANPA KUDA SEDANG BERLARI KE ARAHNYA. OH TUHAN.
"Oh? Wonwoo-shi!"
Wonwoo mengerjap, melirik Kai yang menunjuknya dan kemudian berhenti di depannya.
"Ah, Jongin--"
"Apa? Darimana kau tahu nama asliku?"
Hahaha, sialan. Wonwoo sepertinya belum terbiasa menyembunyikan kegugupannya jika berhadapan dengan pria super kaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatal Addiction • meanie gs
Fiksi PenggemarImpian Wonwoo hanya satu, yaitu menikahi pria kaya. start: May 17, 2018