Chapter 1

21.2K 708 19
                                    

Matahari mulai menampakkan diri, sinar emas perlahan mulai membangunkan makhluk hidup yang sedang terlelap dan masuk kedalam alam mimpi masing masing termasuk sang tokoh utama kita hari ini. Ia mulai terusik karena sang cahaya perlahan mengenai wajah cantiknya, perlahan mata berwarna madu itu mulai terbuka menampakkan sorot tajam sekaligus lembut

"Sudah pagi ternyata" Gumamnya kecil sembari duduk ditepi ranjang mengumpulkan nyawa sebelum beranjak ke kamar mandi, seperti aktivitas biasanya dia akan berangkat sekolah untuk menuntut ilmu. Tak sampai satu jam dia siap dengan seragam sekolahnya yang anggun

"Pagi Ma, pagi Pa" Sapanya setiap pagi kepada kedua orang tuanya itu

"Oh pagi Vannesa! Apa tidurmu nyenyak semalam?" Tanya Mama Vannesa

"Hmm seperti biasa, hanya saja kemarin sedikit mendapat beberapa mimpi buruk namun aku bisa mengatasinya" Balas Vannesa jujur

"Tidak usah dipikirkan nak, mimpi hanya bunga tidur" Kali ini Papa Vannesa yang menimpali

"Iya" Jawab Vannesa seadanya "Aku harap begitu" Lanjutnya dalam hati

Setelah perbincangan singkat dalam sarapan pagi ini akhirnya Vannesa memutuskan untuk berangkat sekolah, ya dia berangkat sendiri jujur dia tak mau diantar karena Vannesa memang tipikal anak yang mandiri. Sesampai disekolah dia langsung menuju kelas dan disambutkah dia oleh sahabat satu satunya, Vannesa anak yang cenderung penyendiri dan jarang bisa bersosialisasi jadi teman yang dimilikinya pun juga bisa kita hutung dengan jari

"Pagi Vannesa!" Sapa Grace heboh, ia yang pemalupun hanya bisa meminta maaf kepada teman sekelas karena suara Grace yang begitu menggelegar

"Pagi juga Grace" Sapanya balik kemudian mereka berdua berbincang bincang saking asiknya bel masuk pun sudah terdengar, para siswa segera masuk kekelas masing maisng kemudian menunggu guru pengajar, kelas pun dimulai pagi itu dengan khidmat dan tenang

Beberapa jam berlalu dan bel istirahat berbunyi nyaring, murid murid segera berhamburan keluar dari kelas termasuk Vannesa dan Grace namun anak itu kali ini tidak pergi bersama Vannesa karena urusan mendadak entah apa itu, Vannesa sedikit kesal namun dia bisa apa. Dia berjalan sendirian menuju kantin sekolah sambil menenteng sebuah buku ralat lebih tepatnya sebuah novel yang sempat ia pinjam diperpustakaan kala itu, ia belum sempat membacanya karena disibukkan oleh tugas tugas yang menumpuk. Sesampai di kantin Vannesa memesan makanan terlebih dahulu kemudian mencari tempat duduk, hari ini kantin sedikit kosong dan ini menjadi keanehan bagi Vannesa, biasanya kantin akan ramai dengan siswa siswanya meski tak akan kekurangan tempat duduk karena sekolah yang Vannesa tempati termasuk sekolah elit dinegeri ini. Tak ingin memikirkan apapun Vannesa mulai membaca novel bergene fantasi itu sambil menunggu makanannya datang, dia memang lebih tertarik dengan genre tersebut dibanding dengan genre genre roman picisan baginya membaca novel fantasi itu menyenangkan karena sesuatu yang tak nyata bisa diwujudkan dinovel tersebut. Pada puncak cerita dia disuguhkan oleh seorang pahlawan perempuan yang mati matian berjuang untuk kaumnya meski dia dikecam banyak orang, Vannesa salut namun menurutnya itu tindakan bodoh

"Dia benar benar baik namun sangat bodoh, kenapa tidak kau tinggalkan saja mereka" Gumam Vannesa menderu kesal

Tiba tiba seseorang datang mengendap endap dan mengejutkan sang tokoh utama kita

"VANESSA!" Teriak seseorang yang berhasil mengejutkanku

"Astaga! kau benar benar mengejutkan ku Grace" Ujar Vannesa kesal akan kelakuan sahabatnya ini yang sering mengejutkan dia, sang empu hanya bisa cengengesan namun juga ada raut tak terima disana

"Dari tadi aku sudah memanggilmu, kau sedang membaca apa hingga fokusmu hanya pada kertas itu ha?" Ujarnya kesal dan menyilangkan kedua tangan pada dada menampilkan gestur orang yang sedang marah

Elemental AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang