5.Briano Fareza

1.1K 125 47
                                    

Author pov

Pagi yang indah,yepp pagi ini adalah hari sekolah,ian yang sudah sampai di sekolah berjalan dengan menebar senyuman kudhanya sambil menundukkan kepala.

Ia tersenyum senang sebab uang jajannya sudah kembali normal setelah seminggu yang lalu ia menjalani hari-harinya dengan separuh uang jajannya karena di potong setelah kejadian vas pecah.

Ia menundukan kepala sembari berjalan jinjit dan memastikan bahwa langkahnya tidak mengenai garis lantai koridor sekolahnya.

(ps:gausah buli,aing yakin pas bocah lu pada pernah gini😏😏)

Setelah berjalan yang sangat-sangat memakan waktu ,ketika sudah hampir memasuki kelas ia di tabruk oleh sebuah teronton sehingga langkahnya mengenai garis.

Sebenarnya yang menabraknya bukan teronton sungguhan, melainkan teman sekelas ian yang memiliki badan subur,sontak ian yang langkahnya jadi mengenai garis marah marah kepada temannya yang satu itu.

"WEHH SONI, LU GIMANA SIH JALANNYA, NOH JALANAN MASIH LUAS"ujar ian kesal karena ia menginjak garis lantai.

"Lagian lu pagi-pagi jalan jinjit-jinjit udah gitu nunduk sambil senyum pula, situ waras? "ujar soni sambil berjalan menuju kelas yang hanya tinggal beberapa langkah.

"yaelah songong tuh bocah, udah nabrak, ngatain gua ga waras, ninggalin pula,dasar kaleng sarden,eh tapi mana ada ya kaleng sarden segede gaban gitu"ujar ian lalu terkekeh karena ucapannya sendiri dan melanjutkan langkahnya ke kelas.
Baru saja bokongnya yang tepoz menempel pada kursi,seorang temannya lebih tepatnya teman sebangkunya langsung mengajaknya ke kantin.

===

Sesampainya di pintu kantin dengan jeniusnya ian berteriak-teriak sehingga ia menjadi pusat perhatian dan pusat tatapan tajam orang-orang yang tersedak karena kaget oleh suara teriakan ian.

"WOY"
"BELON PADA NGOPI YAAA"teriak ian dengan lantangnya.

Doni yang datang ke kantin bersama ian hanya terkekeh melihat kelakuan sohibnya yang satu itu.

Sedangkan mereka yang tidak terima karena di kagetkan suara cetar milik ian mulai mengeluarkan kicauan suara-suara protesan.

"GUA KAGET ASW LU YAN"
"DASAR SEMPAK KUDANIL"
"UNTUNG GUA KAGA MATI KESELEK ANJ-"
"IAN BEGO"
"TOLOL LU GEBLEK"

Ian yang di maki-maki hanya mengeluarkan senyum kudhanya,dan berjalan menuju pina kakaknya sembari melambaikan tangannya kepada semua orang yang ada di kantin.

Seluruh manusia yang ada di kantin hanya bisa mengelus dada sembari mengucap kata sabar dari mulutnya, tak jarang mereka juga memberikan delikan tajam kepada ian.

Setelah sampai di meja pina ,ian langsung menyomot somay dan menyeruput es teh milik pina, sang pemilik sontak langsung memberikan tatapan tajam kepada adiknya yang satu ini.

"Beli apa, duit jajan kan udah normal lagi, ga modal banget sih jadi laki"ujar pina kesal sambil menatap ian sinis.

"ihh kata siyapa euke laki cyiin"ujar ian sambil menirukan gaya bicara dan gaya tubuh banci perapatan.

Pina yang mendengar hanya dapat brigidik geli dan langsung menghabiskan somay dan es tehnya kemudian meninggalkan ian yang tertawa puas.

Tidak berapa lama setelah pina keluar dari pintu kantin,bel masuk berbunyi ian dan doni langsung keluar kantin dan memasuki kelas mereka.

Keluarga EmakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang