Part 8 Seharunya Aku Mengerti

779 49 3
                                    

Bin masih saja tak seperti biasanya. Pagi kami dihadiri oleh kesunyian. Tak ada suara bising pagi seperti hari-hari biasa yg kami lalui.
Pagi kami biasanya dipenuhi teriakan sana sini. Teriakan ketika Bin lupa membeli pepsodent dikala kehabisan. Lupa menaruh deodoran, lupa menaruh sisir pdahal selalu di taruh d tas, lupa membeli susu dan akhirnya meminta punyaku. Kaos kaki yg kiri d lemari dan yg kanan entah lari kemana. Kemudian mengambil punyaku dan selalu bilang akan menggantinya, tapi itu hanya omong kosong semata. Ya aku memaklumi semua tingkah bin. Karna aku menyukainya. Dia sudah menjadi teman dan saudara bagiku. Bahkan kami berbagi dalam berbagai hal (kecuali wanita, karna kami jomblo😁😊).

Kini Bin harus bangun dengan alarm yg super keras. Biasanya dia mengandalkanku untuk membanguninya. Aku merindukan itu 5 hari belkngan ini. Ingin diri ini berdamai dengannya, tapi aku ingin dia juga mendamaikan diri denganku. Dia terus menjauhiku.

Hari ke 6 tiba-tiba dia mendapat telfon d hari sabtu yh ditemani cuaca indah untuk berjalan-jalan. Kupikir dia bangun jam 9 pagi menunjukkan kalau dia tak punya kegiatan. Niat hati akan mengajaknya menemaniku beli kaos kaki baru. Tapi telfon tiga menit itu langsung menyegarkan tubuhnya dan bergegas mandi, berdandan, dan pergi dengan style hendak bertemu kekasih.

Bin pergi tanpa kata2. Aku hanya pasrah dan mengurung diri di kamar asrama. Orang tuaku sedang di Busan untuk urusan. Hendak pulang k rumah tapi aku akan kesepian. Adikku sekolah di Cina.

Bosan dan bosan level tingkat dewa. Perasaan gelisah. Sudah 3 jam hanya melihat handpone, membaca dan semakin bosan.
"Tak bisa begini, sepertinya aku butuh makan dan udara, aigooo" sembari mengankat badan berdiri dari kasur.

Ternyata berbicara sendiri dalam kamar itu rasanya begitu. Berpikir untuk mengandalkan ketampanan ini untuk mencari wanita yg bisa diajak meredahkan keaunyianku.
"Jomblo aja dimusuhin Bin, cuman main game bareng cowo aja dimusuhin Bin, apalagi punya pacar. Aigooo" gerutu bin sambil menutup pintu kamar asrama.

******
Pukul 1 siang menunjukkan bahwa perut harus diisi stamina (makannn). Aku mencari tempat untuk makan dan berniat menelfon Jinjin hyung makan bareng. Tapi dia sibuk dan aku memutuskan untuk memesan coffe d cafe dan kemudian plng ke asrama.
"Sebaiknya aku pesan antar makanan aja aja" pikir Bin.

"Ice americano" pesanan minuman Bin sambin mengengok ke arah jendela.
"5000 won pelanggan" kata kasir.
"Pelanggan, pelanggan, pelanggan.." kasir terus memanggilku.
"Mianhe, brp?"
"5000 won" kasir terlihat kebingungan.

Aku sungguh merasa terpukul dengan apa yang aku lihat hari ini.

Aku sungguh merasa terpukul dengan apa yang aku lihat hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bin malah melakukan hal yg lebih parah dri diriku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bin malah melakukan hal yg lebih parah dri diriku. Apakah pertemanan kami akan berakhir?
Terasa berat untuk marah hari ini. Seperti dunia sedang mengajakku untuk menangis. Aku melangkahkan kaki dengan pikiran kosong. Pengecap rasaku tak bisa mendeteksi rasa coffe ini.
Beginikah perasaan bin ketika aku bermain dengn jin hyung?
Seharusnya aku mengerti kmrn. Tapi sulit pikiran ini untuk menangkap kenyataan barusan.

Terimakasih sekali lagi buat reader yg sudah mau baca dan vote ceritaku. Maat ya kalau lama updatenya. Krna aku habis ujian dan bekerja jg.

Happy reading guys😁
Dont vorget vote👌

Hold My Hand (BINWOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang