2

67 5 0
                                    

Kebingungan, akupun menatap Eliz dengan cemas. Yaaa kami ketakutan, tapi kulihat wajah Merci, senyum gila tergores diwajahnya. Gelisah bercampur ketakutan terpancar dari raut muka Eliz. Tak mau membuat Eliz lebih sedih akibatnya, akupun membimbingnya ke dalam kamarnya, dan mendudukannya ke kursi goyangnya.

Sesaat hanya bunyi angin bergeseran dengan bunga di taman kota pemenang. Isak tangis Eliz bertambah. Kulihat kesedihan terpancar diwajahnya. Kupikirkan Dimana dia, Eliz, masih mempunyai saudara, anak, dan cucu yang masih membutuhkannya. Mencintainya. aku pun bisa merasakannya ketika nama ku disebutkan oleh Eggie Frinsten, orang capitol yang memimpin terselenggaranya Hari Pemungutan. Karena mungkin Eliz ingin menyendiri, akupun meninggalkannya dalam keadaan menyedihkan tanpa berkata apa apa untuk menghiburnya.

akupun kembali kekamar ku, menatap hutan kosong didepan jendelaku. Mati, sama seperti perasaanku seperti ini. Akupun memilih tidur daripada dipusingkan oleh keadaan yang mendesak kami ini.

Esoknya, aku, Eliz, Merci, Henry, Mark berjalan beriringan menuju podium di hari pemungutan. Kulihat wajah penduduk distrik 10 tetap seperti biasanya. Kehampaan. akupun berdiri didepan tabung kaca berisi 2 kartu, yang semua orang tahu, berisi namaku dan Eliz.

Gerbang besar disebelah ku terbuka, seseorang dengan mengunakan sepatu hak tinggi, wig berwarna ungu tua pun keluar. Yaa, dia Eggie Fristen.

“Selamat, selamat, Mari kita rayakan Hunger Games ke-75 dengan senang. Dan semoga keberuntungan selalu berada dipihakmu. Dan seperti biasanya, Wanita terlebih dahulu.” Kata Egie mengema keseluruh distrik 10.

Eggie pun berjalan menuju tabung kaca yang ada didepanku dan Eliz, menatapku sebentar dan tersenyum simpul. Kudengar isak tangis Eliz semalam bergema ditelingaku menandakan jiwaku kacau akibat permainan gila Capitol. Eggie mengambil sebuah kartu, dan membacakannya

“ELIZABETH PETRONS”

Mataku pun menatap mata Eliz. Ketakutan, Kegelisahan terpancar. Kutatap matanya. Eliz. dia mungkin masih banyak yang membutuhkannya. Dan mungkin kesempatannya untuk menang di Hunger Games kali ini sangat tipis untuknya.

Tapi untukku?

aku mungkin bisa menang walau kemungkinan itu hanya tipis. setidaknya lebih besar daripada Eliz. akhirnya, akupun melakukan suatu perbuatan, yang membuat setiap orang, termasuk para pemenang lainnya tercengang kaget.

“aku, Clarissa Masslow, mengajukan diriku sebagai tribute.”

Keheningan melanda. Eliz tercengang.

“Tidak, aku yang akan ikut” teriak Eliz

“Tidak Eliz, tidak, Pergilah, Temani cucumu. mereka membutuhkanmu. Aku tidak mempunyai satu orang yang membutuhkan ku. Pergi”

Elizpun terhenti. mencoba menahan matanya yang terasa panas akibatnya. Matanya pun menunjukan kekuatan, mencoba menghiburku. akupun tersenyum padanya.

Eggie menarik ku kedepan podium. dan diapun meneruskan pidatonya.

“dan untuk laki-laki,..”

dia berjalan menghampiri tabung dan membacakannya.

“MERCIUS LORAND”

akupun menatap Merci. Tak menunjukan raut muka apapun.

“ini dia tribute wanita dan pria dari distrik 10, Clarissa Masslow dan Mercius Lorand.”

In 3rd Quarter QuellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang