Chapter 8

40 2 1
                                    




Pagi ini cuacanya tidak begitu mendukung untuk berangkat kesekolah , lebih mendukung untuk terlelap di kasur.

hari ini dalen membawa mobil , karna dirinyaa berangkat dengan athala. saat di pertengahan jalan hujan mengguyur bumi , membut orang yang berlalu lalang untuk membeli sebuah sarapan,atau pedagang kaki lima,berlarian mencari tempat untuk berteduh. jalanan seketika basah oleh hujan

athala membuka kaca mobil dalen , dirinya suka meghirup aroma hujan. tangannyaa ingin terulur keluar agar terkena air yang turun dari langit.

"jangan di keluarin,bego thal" printah dalen dengan tegasnya lalu kembali fokus menyetir.

athala terkejut " gue suka. gimana dong?" tanya athala dengan sedikit menantang.

" lo mau tangan lo ketarik pengendara lain,huh?" ntah kenapa dalen lagi tidak stabil ucapannya.

athala sebenernya terkejut ,mendengar dalen berbicara dingin .

dih ngapain gue mikirin dia, lagi PMS kali ,ehh~~

" ya engga si"

Dalen tidak mejawabnya lagi . ia kembali fokus mengemudi.mengingat lagi hujan dirinya harus berhati-hati karna takut licin.

Athala menutup kaca mobil , dirinya fokus ke arah depan, melihat jalanan yang masih di guyur hujan.

Dalen merasa aneh , tumben athala tidak berisik.

"gue suka hujan,karna gue mengira langit itu lagi bocor , karna air hujan itu wangi.terasa maskulin di indra penciuman. maka dari itu gue suka hujan." athala berbicara tanpa menatap ke arah dalen

Dalen hanya mendengarkannya, bingung harus menjawab apaa.

Sesampainya di perkarangan sekola, hujan mulai reda, hanya meninggalkan rintik-rintiknya. athala terlebih dahulu keluar dari mobil,menghirup dalam dalam  udara selepas hujan,memejamkan matanya dan tersenyum merasakan udara pagi hari yang baru saja di guyur hujan.

"len?" panggil athala.

"Hmm."

"lo gak nyebarin berita hoax kan?" tanya athala , mengingat kemaren dalen menyatakan perasaan pada dirinya, dan tanpa jawaban dirinya , cowo itu main menerimanya,athala tidak tahu, cowo itu hanya bermain atau serius.athala tidak perduli. ia tidak akan sudi jadi pacar mainan, hanya karna hal spele

"Berita hoax apaan?" dalen mengangkat alisnya.

Athala tidak menjawab , males ia membahas kejadian itu.

Dalen mengerti apa yang di maksud athala " ohh ,Belom" ucapnya sambil memasang jam tangannya di pergelangannya

Athala membung nafas lega.

"Rencananya si hari ini" ucap dalen sambil menatap ke arah athala dengan tersenyum jail.

Nafas athala terasa tercekat. baru ia bernafas lega , dan seakan ada bom atom yang meledekan nafasnya.

"Lo jangan nyebarin berita hoax deh,gak lucu tau gak!"

"Hoax? Lo engga nerima pun akan tetep jadi pacar gue ". dalen tersenyum jahil

"SAMPE KAPANPUN GUE GAK SUDI PACARAN SAMA LO!!" Bengis athala yang sudah tersulut emosi

"Lihat nanti sayang, lo akan suka sama gue nantinya, ini karna salah lo sendiri yang udah ngusik gue waktu itu"

"sayang..sayang..pala lo peyang!ogah amat gue suka sama lo!." sinis athala.

Ia lebih dulu melangkah menuju kelasnya, berlama lama dengan seorang dalen ,akan membuat dirinya cepet tua . karna selalu emosi beranggapan dengan dia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DALENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang