Kini (name) berada di ruang perawatan kuroko. Dia duduk di samping tempat tidur kuroko dan menunggunya sadar. Sedangkan yang lain menunggu di luar. Mereka tidak ingin mengganggu dan membiarkan (name) berduaan dengan kuroko yang masih belum sadar.
Setelah lewat beberapa menit (name) melihat jari kuroko yang bergerak. (Name) terkejut dan hendak ingin keluar dari ruangan. Namun kuroko memegang tangannya.
"(Name)..." Panggilnya dengan suara pelan.
"Ku... Kuroko? Kau baik-baik saja? Kau butuh sesuatu? Biar aku panggil dok--"
"Tidak.... Jangan panggil dokter.... Jangan pergi...."
(Name) pun mengangguk dan duduk kembali. Kuroko berusaha membuat posisinya menjadi duduk. Melihat kuroko kesusahan, (name) membantunya.
"Apa masih sakit?" tanya (name) cemas.
"Sedikit sih... Tapi kau nggak perlu khawatir...." Kata kuroko kemudian senyum.
(Name) menghela nafas kasar dan langsung memeluk kuroko.
"Maafkan aku, gara-gara aku kau harus mengalami hal ini. Dan terima kasih sudah menyelamatkanku."
Kuroko membalas pelukannya dan mengelus kepala (name).
"Hm... Sama-sama (name). Tapi kau tidak perlu meminta maaf."
-----------
Seminggu pun berlalu, kuroko sudah diizinkan pulang. Dan saat di rumah suasan sangat canggung, karena (name) tidak pernah bicara. Dia hanya berdiam diri tanpa mengatakan sepepatah apapun selama seminggu.
Nagisa melihat (name) yang sedang duduk di teras sambil melamun. Karena cemas nagisa menghampirinya dan menepuk bahunya.
"(Name)-chan kau nggak apa?" tanya nagisa cemas.
(Name) hanya membalas dengan anggukan.
"Gimana klo kita makan? kau mau makan apa? akan kubuatkan.."
(Name) membalasnya dengan gelengan. Nagisa semakin cemas. Setelah itu nagisa terus melihat (name) yang murung. Entah kenapa (name) merasakan aura yang tidak mengenakkan. Dan berasal dari nagisa. Sontak (name) mengarahkan kayu kecil yang sedari tadi dia pegang ke arah leher nagisa. Nagisa masih dalam posisinya dan menatap tajam ke (name), begitu juga (name).
"Ayo masuk. Kebetulan aku kepengen makan mie. Kau mau?".
Wajah nagisa berubah menjadi biasanya. Dia tersenyum manis dan mengulurkan tangannya.(Name) hanya menatapnya sebelum akhirnya dia mengangguk dan meraih tangan nagisa.
-------------
Besok paginya seperti biasa, ada antrian minyak tanah. Terutama di abang kuroko. Para ibu-ibu //plak// maksudnya para gadis yang kepo berkumpul dan menanyakan berbagai hal.
Mulai dari keadaan, udah sarapan atau belum, bawa bekal atau tidak, sampai pertanyaan tidak penting lainnya. Saking banyaknya gadis-gadis, akhirnya yang lainnya pergi deluan."Haaahh.... Si kuroko fansnya banyak juga..." Kini akashi sudah di depan pintu kelasnya.
"Iya... Dan itu membuatku tidak nyaman...." Kata kuroko yang entah darimana. (Mungkin saja dia gunakan jutsu si hokage ke 4 kali yah?)
Akashi yang kaget bukan main itu berusaha untuk tidak teriak dan hanya mengelus dada.
"Udah selesai urus fansnya?" kata akashi.
Kuroko membalas dengan anggukan.
"Klo gitu ayo kita masuk."
-------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Or Dream [HIATUS]
FanfictionDi saat kau tidak pernah menyangka di bagian akhirnya, apa yang akan kau lakukan? . . . . . . . . Ini ceritanya ada beberapa karakter dari anime berbeda muncul nih dn ini x readers.. TADAA...!! Eh kok kalian bodo amat sih? Yah sudahlah... Oh iya cum...