"Lo ikut acara api unggun nggak?" Somi ngelihatin kamu sambil duduk disamping kamu.
Kamu ngangguk, "ikut dong! Tapi papah ya?" Kamu nyengir lebar pas lihat muka Somi mendadak annoyed.
"Lo pikir lo ngga berat, nyet?" sewot Somi.
Kamu cemberut, kan kamu minta dipapah doang. Gak minta digendong.
"Ih kan gue nggak minta digendong, Soooooom?" Kamu ngegoyang-goyangin lengan Somi, "cuma nyender doang beneran deh!"
"Nggak," Somi melet, "lo disini aja sendiri kayak jomblo."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Somi kok lo kurang ajar seeeeeh?" Kamu mukul-mukul lengan Somi keras.
"DIH SAKIT TAU GAK SIH!" omel Somi.
"Nanti biar saya aja yang gendong kamu ke lapangan utama, kasian Somi."
Kamu sama Somi langsung noleh kearah pintu masuk tenda.
Kaget lah. Tiba-tiba kepala kecilnya Jinyoung ngelongok dari situ.
Untung tenda pmr terang. Ya kalo tenda pmr gelap bisa dikira kepala terbang kali soalnya cuma keliatan kepalanya Jinyoung doang????????
"Eh pacil, si anjir ngagetin aja lo!" marah Somi.
Namanya juga Somi. Mulutnya pedes banget kayak abis nelen bon cabe level sepuluh, sebotol penuh.
"Hehe," Jinyoung nyengir. "Maaf ya, Som."
Somi cuma ngangguk doang.
Sementara kamu masih diem karena kaget. Gimana ga kaget, dia muncul tiba-tiba kayak jin botol gitu. Hhh.
"Eh tapi beneran kan, lo mau gendong (yn) sampe lapangan utama?" tunjuk Somi.
"Hmmmmmmmmmㅡ" Jinyoung diem, sok-sokan mikir.
Mukanya Somi udah kayak ;
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jinyoung ketawa, "iya. Nanti gue gendong (yn) sampe ke lapangan tengah."
"Nah gitu dong! You're my hero, Jinyoung. Ya ampun aqu terharu abwaaang."
"Ih apaan sih?" Kamu nyenggol Somi sambil bisik pelan, "ngerepotin Jinyoung tau gak."
"Enggak kok," Jinyoung tiba-tiba udah disebelah kamu. Dia nepuk-nepuk kepala kamu pelan, "tenang aja. Saya gak kerepotan kok kalau itu berhubungan sama kamu."
e E EE EEEEEEEE MULAI LAGI LO BAMBANK.
"Hm," kamu cuma berdehem doang karena kamu malu dan disisi yang lain kamu juga gatau mau jawab apa.
"Eh tapi, Somㅡ"
"Apa lagi, Jinyoung-nim?" Somi berubah manis banget sekarang sama Jinyoung.
Iyalah. Kan dia gak bakal susah-susah mapah kamu nanti ke lapangan tengah. Sial.
"Gini, si Hyunjin. Gimana yahㅡ"
"Tenang aja, bosku. Serahin urusan si memble ke gue, Nancy, sama Siyeon. Oke? Oke banget dong."
Jinyoung cuma manggut-manggut doang.
"AYO KELUAR SEMUA GAK. BENTAR LAGI ACARA API UNGGUNNYA MAU MULAI WOOOOOOOOOOOOOOOOI. KELUAR KALIAN!!!!!!!"
"Itu Pak Ong mau ngasih tau apa ngajak berantem ya," dumel Somi. "Yaudah gue chaw duluan buat nahan Hyunjin yak. Bye."
Somi langsung lari habis itu, ninggalin kamu sama Jinyoung berdua.
"Yuk," Jinyoung jongkok di depan kamu, "saya gendong sampe lapangan tengah."
"Jinyoung beneran, gak usah! Gue jalan sendiri aja."
Lagi-lagi, tangan kamu ditarik Jinyoung dan tau-tau kamu udah diatas punggung Jinyoung.
"Tuan Putri anteng ya, ini Pangeran bersweater putihnya mau jalan nih. Anteng ya biar selamat sampe tujuan."
Kamu gak bisa apa-apa selain ketawa pelan karena kata-kata konyol Jinyoung.
"Jinyoung, makasih." Kata kamu.
"Harusnya aku yang makasih," balas Jinyoung.
"Loh, kenapa?"
"Ya aku berterimakasih aja karena tuhan perkenalin kamu ke aku. Ehe."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ㅡ to be continued.
a/n;
Gaya penulisan gue bakal agak berubah mulai chapter ini sih. . aneh gak?
