MCG 1: Anak baru

236 23 0
                                    

Pagi ini Aarsen pindah ke Jakarta. Ya, karena dia adalah orang campuran Swiss sama Indonesia. Papa nya dari Swiis, dan mama nya dari Indonesia

Pindah nya Aarsen juga ia masuk sekolah ternama di Jakarta. Dan menjadi anak pemilik sekolah itu mungkin menyenangkan, karena bisa masuk gratis kayak Aarsen.

Walaupun dia anak bari di sekolah nya saat ini, dia juga punya teman saat ia masih kecil dulu sebelum pindah ke amerika sama papa dan mama nya.

"Duh pa, aku kan ga mau pindah. Mending Bali lagi ke Amrik deh pa." Erick--papa Aarsen, hanya diam tak perduli ucapan anaknya. Karena dia tahu anak satu-satu nya ini sangat manja.

"Udah deh Aarsen kamu juga ga bakal kehilangan temen ko." Aarsen yang mendengar ucapan mama nya hanya melongo.

"Maksud mama? Temen aku kan di Amrik semua ma." Renata-- mama Aarsen hanya terkekeh ternyata benar anak nya ini sudah tidak mengingat teman semasa kecil nya dulu.

"Lho kok ketawa si ma." sambung Aarsen dengan kalimat manja nya tersebut.

"Udah nyampe. Buruan turun, nanti kamu tinggal bilang satpam nya kalo kamu itu anak papa. Nanti satpam nya bakal nganterin kamu ke Bu Susi buat nyari kelas." Cerocos Erick panjang lebar.

Aarsen langsung turun dari mobil dan menghampiri sebuah pos satpam yang cukup besar tempatnya ga kayak pos satpam pada umumnya.

"Permisi pak. Saya anak nya Pak Erick yang punya sekolah ini mau sekula. Tolong buka gerbang nya pak. Terus kata papa saya anterin saya ke Bu Susi. Bisa?" Satpam nya hanya melongo ya pantes lah dia melongo ga karuan karena anak nya ganteng nya ngalahin Justin bieber.

"Ehh. Iya bisa den." Pak ratno pun langsung membuka gerbang sekolah dan mempersilahkan Aarsen untuk masuk dan mengantar ke Bu Susi selaku guru BK yang mendapat gelar killer pada anak-anak yang pernah dihukum.

Sepanjang perjalanan mata para gadis melirik Aarsen dan banyak yang memanggil nya tapi ya Aarsen masa bodo.

Aduh ada bule disini. Aaaaaaa!!!

Duh nanti gua ajak pulang ahh. Terus gue karungin abis itu taro di lemari

Aaaa. Pacar guee.

Enak aja lo. Pacar gue!

Jangan mimpi lo pada di masa depan gue!

Gue!

Gueeeeee!!!!

Duh sumpah dihari pertama Aarsen masuk sekolah banyak banget cewek centil. Sampai dia risih sendiri.

"Tuh mas Bu Susi nya." ucap Pak Ratno lalu meninggalkan Aarsen bersama Bu Susi.

"Kamu Aarsen. Anaknya pak Erick?" tanyanya sambil melihat Aarsen dari atas hingga bawah.

"Lah si ibu gimana si. Ga kliatan bule-bulenya emang? Kalo ngga ganteng nya diliat bu" setalah mendengar ucapan Aarsen dengan nada "Songong" nya itu membuat Bu Susi menggeleng kan kepala nya.

"Yaudah ayo sekarang ibu anterin kamu ke kelas kamu." Aarsen pun mengikuti Bu Susi dari belakang. Tapi dia cukup risih. Lebih risih dari tadi. Karena makin banyak gadis yang kerumunin dia.

"Kalian apa-apaan sih. Minggir, kalau tidak ibu hukum kalian. Cepat masuk ke kelas kalian masing-masing." para gadis pun langsung masuk ke kelas masing-masing. Karena mereka tau resiko nya jika berhadapan dengan guru yang satu ini.

"Nah, Aarsen ini kelas kamu." Aarsen langsung masuk kekelas nya dan betapa terkejutnya ia ketika melihat teman sewaktu kecil nya dulu.

Dan saat dirinya masuk kekelas banyak sorot mata yang suka melihat nya. Tapi tidak dengan gadis yang duduk paling pojok belakang.

Muka nya sinis banget waktu ngeliat Aarsen. Tidak perduli dengan itu Aarsen langsung menghampiri teman se per geng nya dulu. Temannya adalah Rifki,Rafi,dan Ricko. Mereka adalah 3 bersaudara yang sering di sebut trio "R". Dan diantara mereka bertiga yang paling waras otak nya cuma Rafi. Satu lagi, Rifki dan Ricko itu kembar.

"Hei bro! Lama ga ketemu udah jadi orang bule." Ucap Rifki yang duduk di atas meja.

"Anjir lho. Emang udah bule gue dari lahir."

"Halah tetew" sambung Rifki yang malah langsung di pelototi oleh kakak nya Rafi.

"Halah titiw" Sambung Ricko yang sedari tadi diam memegangi ponsel nya.

"Kalian gimana sih. Kalau bicara tuh dijaga." Tegas Rafi selaku abang tertua di trio "R"

Bel pun berbunyi Rafi pun kembali kelas nya, Kelas 12. dan mereka duduk di tempat masing-masing dan Rifki yang tadinya duduk dengan Ricko kini dipisah. Karena kalau tidak mereka akan membuat kekacauan sepanjang jam pelajaran. Sedangkan Ricko duduk di barisan belakang dan Aarsen dengan Rifki.

"Eh bro" tanya Aarsen yang di sertai tengokan ala bocah cengo di sertai mulut mangap.

"Kenapaa?" Aarsen yang melihat wajah menyebalkan Rifki langsung menampar nya.

"Sekali lagi muka lo kaya gitu. Abis lo!" Yang merasa di bentak pun hanya menggaruk lehernya yang tidak gatal.

"Itu yang duduk di pojok siapa?" Rifki pun langsung menengok kearah belakang tepat yang Aarsen bilang barusan.

"Zakia. Panggil ae kia. Cewe nya judes ga banyak tingkah. Cakep iya, tapi ya gitu orangnya."

"Kalian kalau mau ngobrol diluar bukan disini! Bentak Pak Haryono guru Fisika yang di sebut killer oleh muridnya. Karena di setiap mata pelajaran nya selalu ada kata "PR".

****
Hai guys ini baru part pertamannya. Semoga suka ya. Saya harap begitu. Disini tuh Zakia nya belum ngomong. Namanya juga cewe kulkas.


Dont forget for like & comment;))

See you in next part

[1]. My Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang