MCG 2: Pulang bareng

139 19 0
                                    

Jam istirahat sudah berbunyi dan betapa sujud syukur nya semua murid ketika bebas dari pelajaran Fisika, Matematika, Inggris, dan Kimia.

"Aallhamdulillah kita bebass!!!" Teriak heboh Rifki, Ricko, dan Aarsen. Apa boleh buat yang waras alias Rafi hanya pusing melihat tingkah laku mereka dari dulu

Mereka berempat pun berjalan beririgan menuju kantin. Banyak banget gadis yang melihat dan meneyebut mereka sebagai empat most wanted di SMA PELITA dan yang di nobatkan menjadi first most wanted adalah Aarsen.

"Aaaa sumpah risih banget gua diliatin terus!" Ucap Aarsen yang langsung menggeprak meja kantin dan membuat semua penghuni kantin kaget.

"Gue udah biasa" ucap Rifki sambil menaikan dagu nya

"Apalagi gue yang paling ganteng." Sambung Ricko.

"Ngaca goblok." Bentak Rafi tiba-tiba. Mungkin kesal dengan kelakuan kedua adik nya yang tengil ini.

Aarsen pun terus memperhatikan gadis yang berambut pajang yang memakai kacamata itu. Kenapa dia suka duduk di paling pojok? Memang nya ada masalah jika ia duduk di depan? Tidak kan?

"Yaudah sono lu pesen makanan. Baso kek ketoprak kek, apa aja yang penting makanan gue laper" Rifki yang melihat nya hanya merespon dengan decakan

"Bayar lo pada ama gue." Jawab Rifki lalu pergi meninggalkan ketiga nya.

"Orang bule makan ketoprak? Disono kan makanan nya beda ama disini." Jelas Ricko. Mereka bertiga pun tertawa tapi Aarsen yang melihat ke arah belakang. Mendapatkan tatapan sinis dari Zakia. Yang menyuruh nya seolah-olah diam.

"Eh itu cewe yang tadi di kelas kan ya? Mata nya nyeremin anjir." Bisik Aarsen pelan kepada trio R.

"Emang gitu diamah. Namanya juga cewe kulkas. Yagitu dingin kaya kulkas" mereka bertiga terkekeh pelan. Dan Rifki pun datang membawa empat mangkok bakso. Dan mereka berempat makan dalam candaan.

****
Setelah makan sambil bercanda di kantin mereka berempat balik kekelas. Tapi Aarsen yang ingin ke toilet menyisakan hanya mereka bertiga.

"Gue mau ke toilet. Kalian duluan aja." Jelas Aarsen lalu di sertai anggukan ketiganya

"Duh anjir. Duh beser, duhhh." Teriak Aarsen sepanjang koridor sekolah.

Brukk..

Tiba-tiba Aarsen menabrak cewek yang membawa tumpukan buku.

"Ehh sori. Gue ga liat."

Ehh tunggu bukankah ini Zakia?

"Ehh tunggu di situ dulu! Jangan kemana-mana." Zakia hanya mengangguk menyetujui.

Setelag menunggu Aarsen pun keluar dari kamar mandi. Tapi ada kejadian janggal yang di lihat Zakia. Dan ia pun langsung menutup mata.

"Aaaaaaa" Zakia pun teriak dengan histeris nya. Aarsen yang melihatnya hanya kebingungan sendiri.

"Ehh lo gapapa kan?" Tanya Aarsen sambil memegangi pundak Zakia.

"Gue gapapa kalo resleting lo di naikin." Aarsen yang mendengar nya hanya malu sendiri lalu dengan sigap berbalik dan menaikan resleting celana nya.

"Udah ni. Lagian cuma resleting doang. Gua kan ga telanjang." Zakia yang mendengar nya seperti kesal sendiri. Pikiran lelaki disamping nya ini seperti tidak waras.

"Kenalin gue Aarsen Keanofaro. Panggil aja cogan." Kekeh Aarsen setelah mendengar ucapan nya sendiri.

Mereka pun langsung melanjutkan perjalanan menuju kelas. "Oiya btw nama lo siapa?" Aarsen ini pikun apa gimana sih. Bukannya tadi udah di kasih tau ama Rifki?

"Zakia Arnasa" jawab nya dingin. Benar yang dibilang temannya bahwa memang dia ini dingin. Tapi sepertinya dia kalau sudah berteman dengan Zakia. Atau pacaran (Mungkin.) Zakia lebih banyak bicara.

Rata-rata yang Aarsen tau itu cewe judes atau dingin kalau udah dekat sama seseorang pasti lebih banyak bicara.

"Lo dingin ya? Bener yang temen gue bilang."

"Palelo." Aarsen yang medengar jawaban dari Zakia mengangguk-angguk seperti burung hantu.

"Lo ga punya nama panggilan gitu?" Zakia hanya mengucapkan selebihnya hanya tiga huruf.

"Kia" Aarsen hanya ber-oh ria. Tapi sepanjang perjalanan menuju ke kelas banyak mata yang melirik benci ke arah Kia yang jalan bersama Aarsen.

"Lo engga risih di liatin mulu kaya gitu?"

"Engga" baiklah ini adalah wanita yang sangat judes di mata Aarsen, tapi menyenangkan untuk mengganggu nya seperti ini, agar melatih Kia banyak bicara juga.

Aarsen hanya cengengesan benar juga yang dikatakan oleh pacarnya itu. Eh ralat maksudnya Kia. Dia kan laki-laki seharusnya dia seperti Kia yang biasa saja. Jadi laki-laki itu harus jantan bukan?

Keduanya pun sudah sampai ke kelas. Dan Aarsen pun duduk di tempatnya begitu pun Kia.

Asik juga ngomong sama cewe dingin, hahaha- Aarsen.

Semua murid melanjutkan pelajaran nya setelah jam istirahat berakhir. Dan melanjutkan pelajaran nya sampai bel istirahat berbunyi.

***

Sesampainya di parkiran Aarsen seperti melupakan sesuatu. Ternyata dirinya lupa bahwa tadi pagi dia hanya di antar oleh kedua orang tua nya menggunakan mobil. Jadi ia harua pulang dengan siapa? Tidak ada yang ia kenal disini.

Sedangkan trio R sudah pulang menggunakan mobil. Aarsen sangat merenungkan nasib nya berapa bodoh nya ia menolak tawarang tumpangan dari Ricko.

Aarsen hanya duduk di pos satpam siapa tau ada yang menawarkan tumpangan pada pria seganteng dirinya.

Dirinya pun mengingat satu hal. Kenapa tidak minta dianterin pulang ama satpam coba? Aarsen pun langsung mencari pak Ratno. Sayang nya pak Ratno sedang pulang dulu. Dan nanti akan balik lagi. Mungkin 30 menitan ia akan balik lagi ke sekolah.

"Cewe Kulkasss!!" Teriak Aarsens sambil melambaika tangab kepada Kia yang sedang berbicara dengan seorang laki-laki.

Apa mungkin gadis sedingin nya punya pacar?

Kia yang merasa dirinya terpanggil menengok. Dan nengakhiri percakapan nya dengan Pria tersebut. Dan langsung menaiki motor matic nya itu.

"Apa?" Tanya Kia yang sudah sampai pas di depan pos.

"Anterin gue pulang." Kia yang mendengar nya menaikan satu alis nya seperti orang kebingungan.

"Ogah! Emang gue siapa lo!" Setelah membentak Aarsen seperti barusan. Ia melihat tampang melas Aarsen yang sedikit memoncongkan bibir bawah nya.

"Yaudah ayo." Berhasil, tampang Aarsen seperti ini yang membuat orang luluh. Dan sekarang sang Cewek Kulkas pun terlewati.

Untung aja lo anak yang punya sekolah kalo bukan udah gue tinggalin lo- Kia

Aarsen dengan mata yang berbinar langsung menaiki motor Kia. Tapi ia dengan seenaknya mengambil alih kemudi dari Kia. Dan menyuruh Kia duduk di belakang.

Eh anjir! Seenaknya aja. Kan yang punya motor gue!-Kia

Kia pun hanya naik dengan perasaan kesal kepada Aarsen saat ini.

***
Hai. Harapan aku di chapter ke dua ini kalian lebih suka.
Dan jangan lupa buat votement sebanyak-banyak nya ya.
Soalnya di libur sekolah yang msih panjang ini aku gunain buat bkin ff ini.

Maaf juga kalau crita nya pendek:( soalnya disisi lain aku kehabisan ide. Mungkin aku bisa dapat saran/ide dari kalian smua untuk bikin cerita ini lebih menarik.

See you.

[1]. My Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang