MCG 6: Mampir?

85 14 0
                                    

Vano pun keluar dari kelas Aarsen. Aarsen menatap dengan bingung punggung lelaki itu. Apa harus dia menjemput Kia? Ya, mungkin harus. Karena Aarsen juga yang menabrak motor Kia.

Dan sebenar nya juga motor Kia bukan hanya lecet saja, dan bagian belakang motor nya pecah.

Aarsen akhirnya pergi meninggalkan kelas untuk pulang kerumah.

***
Vano kembali perpustakaan karena dia tahu kalau Kia selalu ke Perpus untuk mengerjakan tugas nya setiap jam isitrahat. Ya begitu lah Kia di saat istirahat, lebih memilih mengerjakan tugas nya. Paling kalau hanya di paksa Kesha dan Vano, ia harus mau tidak mau, harus ikut ke kantin.

"Kia" panggil Vano beberapa kali pada Kia, tetapi
Hanya di balas dengan dehaman saja.

"Hmm" jawab Kia, dengan mata yg slalu tertuju pada buku nya itu.

"Kalo abang nya lagi ngomong itu dengarin kia..." Kia pun segera menutup buku dan menoleh ke arah Vano.

"Iyaiya, Kia dengarin" Vano pun duduk di meja Kia untuk menjelaskan semua nya.

"Tadi gue minta uang sama Aarsen" Kia menaikan satu alis nya.

Aarsen? Kea pernah dnger. Tpi lupa.-Kia.

"Aarsen?" Vano pun mengangguk.

"Iya. Dia yang tabrak motor lo." Sekarang Kia baru ingat kejadian tadi pagi yg menimpa motor nya.

"Terus?" Tanya Kia dengan Nada dingin.

"Ya gue minta ganti rugi lah. Motor lo sampe pecah gitu belakang nya."

"Lo minta berapa bang?" Vano pun mengeluarkan uang yang di berikan Aarsen tadi. Dan menunjukan nya pada Kia. Kia melihat uang 100 ribuan sebanyak 9 lembar.

"Gasalah?" Ucap Kia sambil membulatkan mata nya itu.

"Maksud lo?" Vano mulai heran. Adik nya memang terlalu dingin untuk di ajak bicara.

"Kebanyakan" Jelas, singkat, dan padat:")

"Biarin lah. Gue juga suruh dia jemput lo! Soalnya nanti pas pulang gue mau bawa ke motor dulu ke bengkel." Kia menatap Vano sinis. Apa-apaan kakak nya ini. Senang sekali menyusahkan orang.

"Gue bisa mesen ojek!" Ucap Kia yang kini mulai kesal dengan kakak nya.

"Ga! Sekarang lagi rawan pembunuhan dan penculikan!! Jadi lo pulang sama dia aja. Dan ga perlu keluar ongkos pastinya." Jelas Vano panjang lebar. Lalu mengacak rambut adik nya dengan gemas.

"Tapi kan gu--" ucapan Kia terpotong ketika suara Kesha menggema di kelas nya.

"HELLO!! ANY BODY HOME!!!" Kesha langsung berlari menuju Kia dan kekasih nya.

"Berisik lo! Ini tuh perpus!" Tegas Kia.

Kesha tidak menanggapi ucapan dingin Kia. Dan lagsung mengahampiri kekasih nya itu.

"Ehh. Kamu udah lama disini?" Tanya Kesha pada Vano.

"Iya"

Mampus singkat. Hahaha.- Kia.

"Idih. Singkat gitu. Ga kayak biasanya tau ga" Ucap Kia sambil memajukan bibir bawah nya.

"Terus harus sepanjang apa sayang..." Ujar Vano sambil mengacak rambut Kesha.

Mata jomblo panas oy.- author.

"Kalo mau mesra jangan di depan gue!" Kesha dan Vano hanya terkikik geli. Karena mereka lupa kalau ada Kia disini. IYA KIA JOMBLO.

"Hahahahah. Jomblo sirik. Makanya pacaran, biar ga keliatan jomblo." Ucap Kesha sambil terkikik geli.

"Kalo ujung ujung nya ninggalin gausah pacaran." Tegas Kia dengan dingin. Ya. Sekarang Kia lagi mengerjakan tugas nya lagi.

"Kamu ga gitu kan?" Tanya Kesha sambil menatap kekasih nya itu.

"Kayak nya..."

"Kayak nya apa?"

"Kayak nya ga akan pernah aku ninggalin gadis se imut dan secantik kamu." Ujar Vano sambil mencubit pipi lembut Kesha.

"Ehh udah no. Nanti ada yg berasa jadi nyamuk." Ucap Kesha, lalu melepaskan tangan Vano yg menempel di pipi nya.

"Yaudah aku ke kelas dulu dikit lagi bel. Dan satu lagi kia. Lo bakal di jemput dia nanti pulang." Ucap Vano lalu segera beranjak dari perpustakaan.

Setelah kepergian Vano, Kia pun menatap Kesha.

"Ngpain lo disini. Sono pergi sama pacar lo." Ujar Kia mengejek.

"Ihh apaan si kia. Ke kelas yu. 5 menit lagi bel nih." Kia pun mengangguk dan membereskan bukunya. Tapi Kesha langsung pergi terlebih dahulu meninggalkan Kia.

Yg pacaran aja galau.-Kia

Dan Kia pun menyusul Kesha yg menuju ke arah kelas mereka.

♡♡♡

Aarsen pun sampai dirumahnya. Ya, dia baru sampai. Karena dirinya terjebak macet. Mau nyalip, eh gabisa.

Aarsen segera mem-parkirkan motor nya di halaman rumah nya yg terbilang cukup luas.

Dan ia segera mencari keberadaan sang mama yang menyuruhnya pulang.

"Ehh Aarsen" panggil suara Renata dari belakang.

"Mama kenapa nyuruh Aarsen buat pulang?"

"Ohh, itu. Mama nyuruh kamu pulang buat bantuin mama" jawab Renata.

"Bantuin mama? Untuk?"

"Untuk belanja" Aarsen membulatkan matanya. Jadi renata menyuruh nya pulang hanya untuk belanja?

Jadi nyuruh gua pulang cuma untuk belanja?.- gumam batin Aarsen.

"Emang bibi kemana? Kan ada sopir yang bisa anter mama"

"Tadi pagi itu bibi pulang kampung dulu. Terus Pak Tono anak nya lagi sakit." Jelas Renata. Tapi tatapan Aarsen seperti frustasi gitchu.

"Ntar aja ya ma. Nanti Aarsen minta bantuin temen, nanti juga aarsen jemput di di sekolah." Ucap aarsen lalu naik ke kamar nya.

"Aarr!!!" Panggil Renata lagi. Dan Aarsen pun berhenti di tangga yg menuju kamarnya.

"Hmmm?"

"Temen kamu cewe kan?" Tanya Renata. Aarsen menaikan satu alis heran

"Kalau kamu punya teman perempuan ajak kesinu. Kan lumayan, siapa tau dia bisa bantuin kamu belanja. Lagian belanja nya, belanja keperluan sehari-hari doang sama beberapa buah dan sayuran." Sambung Renata panjang lebar sambil memainkan ponsel nya.

"Kalo dia mao itu juga." Gumam Aarsen pelan sambil membuang nafas kasar, lalu pergi ke kamar nya untuk istirahat sebentar.

***
Cie bakal di ajak mampir. Smoga bakal di jadiin calon menantu ya sama Mama nya Aarsen.

Jgn lupa buat vote nd comment. Maaf ya. Kmrn ga jadi dabel chapt:( aku sibux. Ngueheehehe.

Dn jgn lupa fllw aku ya:))♡

See you☆☆

Salam
Hxhxnw♡♡

[1]. My Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang