Last Day .4.

177 28 12
                                        

Hari demi hari. Minggu demi minggu. Bahkan sudah sebulan sejak kembalinya Eunkwang ke Seoul, Nari tidak pernah mendengar kabar Eunkwang lagi. Telepon, sms bahkan chat pun tak pernah mendapat balasan dari pria itu, membuat Oh Nari semakin merindukan Eunkwang. Nari selalu berpikir bahwa Eunkwang hanya sibuk dan mungkin tidak sempat membaca pesan-pesan yang ia kirimkan.

Sementara hubungannya dengan Minhyuk hingga detik ini masih jalan. Tapi, gadis itu merasa sejak kepulangannya Eunkwang ke Seoul, Minhyuk banyak berubah. Menjadi tempramen, mudah marah bahkan sering membentak Nari. Apalagi jika gadis itu ketahuan tengah memakai kalung pemberian Eunkwang. Minhyuk tak segan-segan memarahinya meskipun itu di depan mama Nari. Membuat Nari tak jarang juga menangis, tapi ia tak bisa menuruti permintaan Minhyuk untuk tak memakai kalung itu. Nari sangat menyukai kalung dari Eunkwang, rasanya sayang jika tidak dipakai. Namun Minhyuk tetap tak mau jika Nari memakainya, ia menganggap Nari tak menghargai dirinya sebagai seorang kekasih.

"Kamu bisa nggak sih hargain perasaan aku? Kamu pikir aku nggak cemburu apa kamu pake kalung itu!" tegas Minhyuk.

"Tapi sayang, ini cuma kalung lho. Aku cuma make doang, biar nggak nganggur di rumah.." bela Nari sambil meraih tangan Minhyuk.

Minhyuk mengibaskan tangan Nari. "Udahlah, Ri, aku capek sama kamu!"

Minhyuk pergi meninggalkan rumah Nari dengan perasaan marah, sementara Nari hanya bisa menangis di pelukan sang mama, Hyesun.

"Sabar ya, harusnya juga kamu bisa jaga perasaan Minhyuk. Gimanapun dia pacar kamu, Ri.." ucap Hyesun membelai rambut Nari.

"Tapi, Ma, kalung ini sangat berharga buat Nari. Nari nggak bisa kalo nggak make ini.."

"Berharga mana sama hubungan kamu dan Minhyuk, Ri?"

Pertanyaan Hyesun membuat Nari tertegun. Di saat seperti ini bahkan hatinya dengan mudah memilih kalung itu yang lebih berharga ketimbang hubungan yang sudah dua tahun ia jalani dengan Minhyuk. Apa dia benar-benar sudah jatuh cinta pada Eunkwang?

***

Siang ini, Nari sudah berada di depan kantor tempat di mana Minhyuk bekerja. Dengan dress warna biru sebatas lutut, tangannya membawa sebuah susunan tempat makan yang berisi makan siang. Ia ingin memberikan makan siang untuk Minhyuk. Mungkin dengan ini ia bisa memperbaiki hubungan mereka, tak lupa pula Nari melepas kalung dari Eunkwang dan menggantinya dengan gelang tangan yang pernah Minhyuk berikan padanya tempo hari.

Baru saja Nari akan masuk ke dalam gedung itu, matanya tertuju pada sosok Minhyuk yang tengah berjalan bersama seorang wanita. Mengenakan rok mini di atas lutut, dengan blouse hitam yang senada dengan roknya. Namun yang menjadi perhatian Nari adalah tangan mereka berdua yang saling bertautan. Keduanya berjalan keluar sampai akhirnya tepat berada di hadapan Nari.

Tampak jelas ekspresi terkejut dari wajah Minhyuk yang langsung melepas gandengan tangannya pada wanita itu. Sementara Nari berusaha keras untuk menahan air mata yang sedari tadi ingin membobol matanya.

"Nari..." ucap Minhyuk lirih.

Barang di tangannya terjatuh hingga menimbulkan bunyi yang tidak kecil. Air matanya tak pelak membanjiri pipi gembilnya.

"Jadi...ini...?" Nari berusaha berbicara di sela-sela tangisnya.

"Ri, ini bukan seperti yang kamu liat.."

Minhyuk mendekati Nari namun gadis itu memilih mundur menjauhi Minhyuk. Sementara wanita yang bersama Minhyuk barusan hanya tersenyum miring melihat Nari yang tengah menangis.

"Cukup, Minhyuk!"

Nari mengumpulkan kekuatannya untuk menatap tajam mata Minhyuk. Ia langsung melepas paksa gelang yang ada di tangannya dan melempar ke arah tepat mengenai dada Minhyuk.

LAST DAY [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang