Last Day .5.

183 28 18
                                    

Berakhirnya hubungan Nari dengan Minhyuk menyisakan perasaan kosong di hati gadis itu. Nari akui hatinya saat ini benar-benar seperti rumah yang baru saja ditinggalkan sang penghuni, sepi.

Nari selalu melamun sepanjang hari di toko bunga miliknya. Sepinya pelanggan yang datang membuatnya semakin bosan. Lagi-lagi ia teringat Eunkwang. Bayangan laki-laki yang tengah duduk di kursi di hadapannya terus memenuhi otaknya. Terlebih, pesan singkat Nari tak pernah mendapat balasan dari Eunkwang. Membuat gadis itu semakin merindukan pria tersebut.

Kamu kemana sih, Kwang...

Oh Nari mengusap kasar wajahnya. Tiba-tiba seorang wanita masuk ke dalam toko..

"Mama?"

Kim Hyesun datang membawakan makan siang untuk anaknya. Wanita tua itu tersenyum manis begitu Nari menyambutnya.

"Kamu belum makan, kan? Ini Mama bawain makan siang, kita makan bareng ya.." ucap Hyesun.

Mereka pun makan bersama. Namun Nari hanya mengaduk-aduk nasinya tanpa selera, membuat Hyesun mengerutkan dahinya heran.

"Ada apa?" tanya Hyesun.

Nari menghela nafas berat. "Aku kangen Eunkwang, Ma.."

Hyesun tersenyum mendengar penuturan sang anak. Wanita itu mengerti tentang perasaan Nari, apalagi Eunkwang benar-benar 'menghilang' sejak terakhir pria itu datang ke Busan.

"Masih belum ada kabar dari Eunkwang, hm?" Nari menggeleng.

Gadis itu benar-benar merindukan Eunkwang, rasanya ia ingin menyusul ke Seoul dan bertemu dengan pria itu.

***

Malam itu, Nari merebahkan punggungnya di atas kasur miliknya yang hanya cukup untuk satu orang. Mengusap-usap liontin kalung dari Eunkwang sembari pikirannya terus melayang.

"Kamu kemana, Kwang? Kenapa nggak pernah ngabarin aku? Apa bener kamu nikah sama cewek lain dan kamu nggak mau hubungin aku lagi?"

Air mata Nari menetes perlahan. Hatinya sakit. Ia menyesal telah melepaskan Eunkwang, harusnya ia menahan Eunkwang untuk pergi.
Tiba-tiba sebuah siluet putih menampilkan sosok Eunkwang dengan pakaian serba putih, wajahnya berseri. Memandang Nari dengan senyum manisnya. Nari mengerjapkan matanya sesekali menatap sosok yang ia rindukan selama ini. Eunkwang berdiri di dekat jendela di sudut kamar Nari.

"Eunkwang..."

"Nari, jangan nangis. Kamu harus tau kalo aku selalu sayang sama kamu. Dan kamu juga harus tau, nggak ada yang bisa gantiin kamu di hatiku.."

Eunkwang melambaikan tangannya, lalu menghilang. Bahkan Nari belum juga sempat memeluk pria itu.

"Eunkwang!!! Kwang!! Jangan pergi, tunggu aku. Ada yang mau aku omongin, Kwang! Aku sayang sama kamu!!"

Nari merasa ada yang menggoyangkan tubuhnya. Mendengar seorang perempuan memanggil-manggil namanya.

"Nari, sayang, bangun! Kamu mimpi yaa.."

Mata Nari terbuka, di hadapannya kini tengah duduk seorang wanita paruh baya yang menatapnya. Tampak sekali wajah khawatir dari Kim Hyesun melihat tubuh Nari yang berkeringat serta menggigil. Sepertinya putrinya tengah mengalami masa-masa sulit saat ini. Oh Nari lalu duduk dan memeluk sang ibu sembari menangis. Isaknya semakin terdengar jelas seiring dengan bahunya yang naik turun. Hyesun mengusap rambut Nari dengan lembut. Dia khawatir jika Nari terus begini akan semakin menganggu kesehatan mental gadis itu. Ia harus mencari solusi untuk anaknya.

"Nari.."

"Ma, Eunkwang, Ma.."

"Mama tau, Sayang. Kamu pasti kangen ya sama Eunkwang.."

Nari mengangguk di sela-sela tangisnya. Hyesun lalu melepas pelukannya dan menggenggam tangan Nari.

"Kenapa kamu nggak susul Eunkwang ke Seoul? Kamu bisa pergi dan nemuin dia kan?" ucap Hyesun.

"Boleh, Ma?" tanya Nari dengan berbinar. Senyumnya mulai mengembang di bibir manisnya.

"Hmm.." Hyesun mengangguk.

***

Setelah beberapa hari Nari berusaha mencari tahu tentang Eunkwang. Gadis itu menelepon ke kantor di mana sahabatnya itu bekerja. Namun, menurut sang informan, dia harus menghubungi salah satu kerabat Eunkwang bernama Lee Changsub. Pemuda bernama Changsub tersebut meminta Nari datang ke Seoul untuk bertemu. Dia berjanji akan memberikan apa yang Nari cari selama ini.

Saat ini, Nari sedang berada di bis menuju tempat yang sudah ditunjuk Changsub untuk bertemu, yakni kafe 20 Space, yang ada di daerah Seongdang-gu, Seoul.

Nari turun di halte yang tidak jauh dari kafe tersebut, lalu berjalan menuju kafe. Sudah ada dua orang yang menunggu Nari di depan kafe.

"Oh Nari?"

Seorang pria dengan kulit seputih susu, tersenyum menunjukkan eyesmile yang membuat siapa saja yang melihatnya ikut tersenyum menyapa Nari. Mengenakan celana jaeans dan kaos lengan pendek, menampakan tato di sepanjang lengan kanannya. Di samping pria tersebut berdiri seorang wanita cantik, dengan rambut hitam panjang dan lurus. Wajahnya yang cantik serta manis membuat siapapun yang melihatnya di saat lelah akan merasa tenang.

Nari mengangguk.

"Aku Lee Changsub yang kemaren janjian sama kamu." Changsub tersenyum. "Kenalin ini istriku, Park Chorong."

Nari menyalami Chorong lalu tersenyum. "Oh Nari."

"Ya udah kita masuk yuk, ngobrol di dalem." ajak Chorong.

Malam sebelumnya—

Changsub dan Chorong tengah makan malam berdua. Namun tiba-tiba ponsel Changsub berbunyi mengusik diner pasangan suami istri yang baru satu tahun menikah tersebut.

"Halo, benar ini Lee Changsub?" Terdengar suara dari seberang sana.

"Benar. Maaf, ini siapa?" tanya Changsub.

"Aku Oh Nari, aku sahabatnya Eunkwang. Aku mau nanya, apa kamu tau di mana Eunkwang sekarang? Gimana kabar dia sekarang? Aku bener-bener nyariin dia, dan aku nggak tau dia di mana. Kamu tau dia di mana?" tanya Nari panjang lebar.

Changsub terdiam.

Oh Nari? Gadis itu...

Changsub membekap ponsel dan menatap istrinya meminta tolong.

"Siapa?" tanya Chorong sedikit berbisik.

"Oh Nari."

Chorong sedikit terkejut, lalu mengangguk.

"Halo, Nari? Bisa kita ketemu?" tanya Changsub.

"Bisa kok, bisa. Aku usahain bisa ketemu. Di mana?" Nari terdengar semangat.

"Di kafe 20 Space besok siang ya, nanti alamatnya aku kirim aja. Kita ngobrol di sana, nanti aku kasih tau di mana Bang Eunkwang."

***

Ketiganya kini duduk di kursi yang dekat dengan jendela kafe tersebut. Mereka bisa melihat orang-orang yang berjalan di luar. Cuaca panas siang itu membuat siapa saja malas untuk keluar. Seorang pelayan menghantarkan pesanan ketiganya. Changsub memesan satu cup ice coffe, Chorong cappucino float dan Nari vanilla latte serta french fries untuk cemilan.

"Jadi, di mana Eunkwang? Kenapa nggak ikut sama kalian?" tanya Nari buka suara.

Mendengar pertanyaan tersebut, Chorong yang tengah menyeruput minumannya dibuat hampir tersedak. Wanita itu memandang suaminya dengan harap-harap cemas, begitupun Changsub. Pria itu bingung harus memulai dari mana. Di satu sisi, Changsub merasa iba pada Nari, tapi di sisi lain, ini adalah amanat dari sahabatnya, Eunkwang.

"Ri.." Nari menatap Changsub penuh harap.

"Maaf, Ri. Tapi Eunkwang sudah meninggal..."
.
.
.
.
.
.
.
.
#TBC
APA INI 😂😭😭😭

LAST DAY [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang