#2 (Kembali Ke Dunia)

262 17 0
                                    

Kemurnian-kemurnian rintik air yang berjatuhan dari langit telah terkirim. Terik sinar matahari pun sudah mulai mengintip dari balik awan. Laki-laki misterius itu terus melangkahkan kaki menyusuri jalanan ramai. Dari arah belakang, Lintar berlari menyusul. Tubuhnya menembus setiap orang yang ditabraknya.

"Berhenti!" teriak Lintar.

Laki-laki misterius itu diam setelah Lintar menghalangi jalannya. Mereka berpandangan sesaat. Laki-laki misterius itu kemudian berbelok arah sedikit, tidak menabrakkan badannya ke arah Lintar. Dan kembali berjalan ke depan, seolah-olah Lintar tadi hanya menjadi penghalang jalannya saja.

Lintar mengikuti laki-laki misterius itu. Sepanjang jalan dia merengek memintanya untuk berhenti. Laki-laki misterius itu tetap berjalan dengan dingin. Ketika mereka melewati jalanan sepi. Laki-laki misterius itu menghentikan langkahnya.

"Di mana rumahmu?"

"Sebenarnya apa yang terjadi dengan tubuhku?"

"Jika kamu ingin tubuh ini kembali, sekarang beri tahu aku dulu di mana rumahmu?"

Lintar yang lugu, sedikit berpikir mempertimbangkan untuk memberi tahu rumahnya. "Berhenti!" teriak Lintar melihat laki-laki misterius itu mulai melangkah kembali.

"Ikuti aku!" Lintar berjalan lebih dulu, melewati laki-laki misterius itu.

Dekat pagar rumah. Lintar menunjukkan rumahnya. Laki-laki misterius itu melangkah masuk. Di depan pintu laki-laki misterius itu terdiam agak lama, memejamkan mata seperti memikirkan sesuatu.

"Cepat kembalikan tubuhku!" rengek Lintar yang berdiri di sisi laki-laki misterius itu.

"Dia sudah datang!" Ayah Lintar melihat dari kaca rumah, Lintar sedang berdiri di depan pintu masuk. Kedua orangtua Lintar pun berlari tergesa-gesa menuju pintu.

Laki-laki misterius itu membuka pintu.

"SELAMAT ULANG TAHUN!" teriak kedua orangtua Lintar begitu ceria.

Lagu selamat ulang tahun dinyanyikan. Laki-laki misterius itu hanya diam saja memasang wajah dingin. Nyanyian perlahan berhenti sebelum selesai.

"Kamu kenapa, Nak?" tanya ibunya.

Laki-laki misterius itu tetap diam.

"Kamu mengubah gaya rambutmu?" Ayahnya yang memegang kue ulang tahun mencoba basa-basi.

Laki-laki misterius itu meraba rambut. Memang benar, rambutnya berdiri ke atas seperti model spike, berbeda dengan gaya rambut Lintar yang berponi.

"Selamat ulang tahun ya, Nak!" Ibunya menghampiri.

Laki-laki misterius itu menghindar untuk dipeluk. Kedua orangtua Lintar terkejut dengan kejadian itu. Lintar yang menjadi arwah mulai khawatir, ia menggosok-gosokkan tangan ke rambutnya.

"Lintar! Kamu kenapa?" tanya ayahnya.

Dingin laki-laki misterius itu masuk ke dalam rumah tanpa memedulikan kedua orangtua Lintar. Di dalam dia kebingungan mencari kamar Lintar. Ada tiga pintu di dalam rumah. Menebak-nebak, laki-laki misterius itu menghampiri salah satu pintu lalu membukanya.

"Kamu mau apa masuk ke toilet membawa tas?" tanya ayahnya.

Lintar tertawa. Laki-laki misterius itu dengan gugup menutup kembali pintu yang dibukanya.

"DI MANA KAMARMU?!"

Suara bentakkan mengejutkan Lintar. Pemuda lugu itu melihat sekeliling.

PSIKOLOGIS:  Suara HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang