Happy reading!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Pagi ini Sasuke 16 tahun itu merasa lebih segar.
Terbangun diatas kasur empuk nan lembut, selimut yang melingkari dari ujung kaki sampai pinggang nya.
Mata itu menyipit sekilas untuk menyesuaikan samar cahaya yang masuk tanpa izin melalui ventilasi.Meskipun dia berada pada kondisi yang tidak familiar, tetap saja Sasuke menikmati malam hangat dimana dia tidak perlu memasang alas tipis dan tertidur diatas tanah yang keras, seperti hal biasa yang ia lakukan ketika di alam bebas.
Sebentar dia terduduk dan tak memiliki niatan untuk bangun segera, melancarkan peredaran darah, begitulah pemikiran Sasuke yang mengalami ke-anehan dengan ruang dan waktu itu.
Kelopak mata nya masih agak memberat, baju longgar berlengan panjang yang ia rampas dari tubuh masa depannya masih melekat disana, lalu setengah menguap sebagai reaksi bahwa ia butuh meraup oksigen lebih banyak lagi.
Jelaga itu menatap kosong pada sprei putih bersih itu, helaan napas mengudara sekilas dan dia mengatupkan bibir nya segera setelah uapan lebar nya terhenti.
Kepalanya menoleh sedikit saat mendengar derapan langkah kaki yang berasal dari arah luar, Sasuke remaja melihat siluet tubuh gadis yang kini terhenti didepan tatami pemisah antara kamar tamu dan bagian lorong luar.
Siluet itu menampakkan tangan yang terjulur dan mulai mengetukkan tatami dengan ritme perlahan.
Tok..
"Sasuke? Kau sudah bangun?" Suara kecil agak disamarkan namun pendengarannya masih berfungsi cukup baik, belum berniat membalas panggilan Sarada itu, Sasuke hanya terdiam sebagai tanda bahwa ia masih cukup malas untuk menjawab itu.
Sekali lagi Sarada mengulang panggilannya, kali ini suara kecil gadis yang berusia 13 tahun itu sedikit dinaikkan intonasi dan juga nada nya, "Hei? Bangun lah ini sudah jam 7 pagi, kalau mama tau kau bangun lama, aku yakin mama akan mengamuk!"
"Ck..," decih Sasuke pelan.
Mendengar kata 'amukan' yang mengatasnamakan nama Sakura, reflek itu membuat Sasuke segera beranjak.Sasuke itu takut jika berhadapan dengan Sakura.
Tapi bukan karena wanita itu memiliki kekuatan yang sangat mengerikan, tapi karena wanita itu memiliki segudang emosi yang tidak dimiliki oleh Sasuke.Dan dia menghargai itu.
"Sasuke?" Panggil Sarada lagi.
"Hn, aku bangun."
Beranjak dari kasur single bed itu, tak lupa juga Sasuke sedikit merapikan sprei putih yang agak berantakan serta bantal yang bergeser dari tempat nya.Pelan-pelan dia memasukkan ujung sprei pada tempat nya, menyusun dua bantal menjadi satu susunan dan menepuk sekilas saat menatap hasil kerja nya.
"Hn." Gumam Sasuke puas.
Didalam kamar yang minimalis ini, terdapat satu lemari dan juga kaca kecil yang tergantung di sudut kiri kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Daughter [SasuSakuSara] ✔
Fanfiction[Squel of 'My Father'] [selesai] Sasuke yang masih berstatus sebagai anggota team Taka mendadak diseret oleh jutsu aneh dan mengantarkam pemuda kegelapan itu pada masa depan nya.