The Truth Untold -Siwon x Yoona-

13 5 17
                                    

Oeroumi gadeukhi
Pieoissneun i garden
Gasituseongi
I moraeseonge nan nal maeeosseo

Mata kelam itu menatap ke arah jendela kamarnya. Gelap. Pemandangan itu yang pertama ditangkap oleh manik kelamnya. Wajah tampan itu tak memberikan ekspresi apapun. Hanya matanya yang dapat menjelaskan, betapa kesepian dirinya selama ini. Namun, senyum terukir dengan samar di bibirnya saat manik kelam itu menangkap setangkai mawar merah di atas meja yang tadi sempat dipetik dari kebun bunga miliknya.

Neoui ireumeun mwonji
Gal gosi issgin hanji
Oh could you tell me?
I jeongwone sumeodeun neol bwasseo

Namun, senyumnya memudar tatkala mendengar suara semak yang bergemerisik dari arah kebun bunganya. Dengan cepat dia segera beranjak dari kasur empuknya dan bergegas menuju kebun miliknya.
Matanya membola saat melihat sesosok yang ia yakini seorang perempuan karena tubuhnya yang mungil. Namun, tubuh kekar itu tak segera beranjak dari tempatnya. Ia hanya memperhatikan sosok yang sedang memetik beberapa bunga di kebunnya dengan hati-hati, maling yang tak berbakat. Bagaimana mungkin ia ingin mengambil bunga orang lain tapi membuat keributan. Namja tampan itu tersenyum tipis. Penutup kepala orang itu sempat tersingkap, membuat sang pemilik kebun tertegun.
"Indah..." batinnya

"Ambillah sebanyak yang kau suka, akan ku izinkan. Tapi, izinkan juga diriku yang ingin mengenalmu lebih jauh."

Gadis itu tersentak. Gerakan tangannya terhenti saat mendengar suara yang ia yakini adalah pemilik rumah yang ia masuki diam-diam. Namun, hal yang membuatnya lebih terkejut adalah kalimat terakhir dari pria itu. Gadis itu membalikkan tubuhnya menghadap ke sumber suara, matanya membola dan ia sedikit memundurkan dirinya.

"Kenapa? Apa aku mengerikan bagimu?"
"Ah... Tt...tidak..."
"Tapi, kau terbata."
"Ha?"

Pria itu terkekeh. Sedikit merasa gemas pada gadis di hadapannya.

"Siapa namamu?"
"Ha?"
"Ck! Aku tanya, siapa namamu?"
"Aa... Aha... Aku Yoona. Im YoonAh."
"Aku Choi Siwon."

Yoona tertegun. Sosok di depannya tidak seperti yang orang-orang bicarakan. Ia bukanlah sosok menyeramkan dengan wajah hancur. Sebaliknya, Choi Siwon adalah pria dengan wajah yang sangat rupawan.

"Boleh aku bertanya, Yoona-ssi?"
"Ye?"
"Mengapa...kau memetik bungaku tanpa seizin dariku terlebih dahulu?"

DEGGG

Pertanyaan itu adalah yang paling dihindari oleh Yoona. Namun, sudah terlanjur terucap oleh Siwon.

"Akk...aku...aku...aku mengambilnya untuk adikku..."
"Adikmu?"
"Ya... Adikku sangat menyukai bunga milikmu, namun aku tak berani meminta langsung. Orang-orang mengatakan kau adalah orang yang menyeramkan karena itu aku mengambilnya diam-diam..."
"..."
"Eumm... Siwon-ssi... Kau marah?"

Siwon tersenyum tipis. Sedikit tersinggung dengan alasan gadis itu. Dan merasa marah dengan opini orang-orang yang bahkan belum pernah bertemu dengannya.

"Lain kali, jika adikmu menginginkan bungaku, mintalah. Aku tak suka jika ada yang mencuri bungaku, karena itu aku memakai topeng menyeramkan untuk menakuti mereka."
"Mmm... Baiklah. Aku akan pulang sekarang, adikku menunggu di rumah."
"Hn."
"Terimakasih."
"..."

Nae unmyeongin geol
Don't smile on me
Light on me
Neoege dagaseol su eopseunikka
Naegen bulleojul ireumi eopseo

Hari-hari berikutnya, Yoona sering datang ke kebun Siwon untuk mengambil bungannya. Dan dengan senang hati sang pemilik mengizinkannya. Tak terasa, mereka semakin dekat.

"Siwon-ssi?"
"Hm?"
"Mengapa kau menyukai bunga?"
"Ntahlah. Aku hanya suka aroma mereka. Dan mereka tidak akan menghakimiku tanpa mengenalku terlebih dahulu."
"..."
"Dan kau."
"Ya?"
"Mengapa sangat menyayangi adikmu?"
"Hahahaha... Pertanyaamu sangat lucu. Mengapa? Dia adikku! Aku tak perlu alasan untuk menyayanginya."
"..."

Siwon terdiam. Bukan karena jawaban gadis itu, namun karena tawanya yang sangat cantik.

"Jangan...tersenyum.." lirihnya
"Kau mengatakan sesuatu?"
"Jangan tersenyum! Apalagi tertawa di hadapanku!"

Setelah mengatakan hal itu, Siwon segera melangkah memasuki rumahnya. Membuat Yoona bingung.

"Aneh..."

Setelah gadis itu pergi, pria yang memandanginya dari jendela itu hanya bisa menghela nafas.
"Aku tak ingin jatuh kepadamu..."

Oeroumui jeongwone pin
Neoreul dalmeun kkoch
Jugo sipeossji
Babo gateun gamyeoneul beotgoseo

Yoona tetap datang di hari berikutnya. Walau tak sesering sebelumnya. Namun, Siwon tak mempersalahkan hal itu. Menurutnya bagus, karena eksperimen menciptakan bunga baru sedang ia lakukan, akan lebih bagus jika Yoona menyadarinya setelah bunga itu siap.
Ya. Choi Siwon telah jatuh kepada gadis bermata rusa itu. Walau telah menyangkal, namun tetap saja ia tak bisa menghilangkan rasa yang semakin besar saat melihat senyumnya.

Siwon tersenyum lebar. Senyum yang pertama kali tercipta di wajah rupawannya. Sedikit lagi. Sedikit lagi, bunga itu akan mekar dan ia akan memberikan bunga itu kepada gadis kesukaannya. Sekaligus menyatakan perasaannya.

Eojjeomyeon geuttae
Jogeumman
Imankeumman
Yonggil naeseo neoui ape seossdeoramyeon
Jigeum modeun geon dallajyeosseulkka

Namun, gadis bermata rusa itu tak kunjung datang. Hari berganti hari. Minggu berganti minggu. Hingga lima bulan sudah ia tak terlihat. Siwon menjadi frustasi. Dan ia tak bisa menunggu lagi. Lima bulan gadis itu menghilang tanpa kabar, bagaimana bisa ia tenang?
Tak butuh waktu, kaki jenjangnya telah menapaki halaman yang cukup terawat. Manik kelamnya menangkap sosok pemuda yang sedang menatapnya juga dari jendela. Dan Siwon memilih menghampiri pemuda itu.

"Dimana kakakmu?"
"..."
"Hei! Aku bertanya kepadamu!"
"..."
"Jangan membuat kesabaranku habis. Dimana Im YoonAh?"
"..."
"Kau-"
"-dia sudah meninggal."
"..."
"..."
"... Jika aku lebih cepat...apa semua ini akan berbeda?"

Nan ulgo isseo
Sarajin
Muneojin
Hollo namgyeojin i moraeseongeseo
Buseojin gamyeoneul barabomyeonseo

Dan satu kalimat singkat mampu meruntuhkan semua kehidupan pria tampan itu. Cairan bening tanpa izin menembus kegelapan matanya.
Pada akhirnya, dirinya akan kembali sendiri. Namun apakah salah jika ia berharap? Ia menginginkan Yoona muncul di hadapannya dan mengatakan bahwa ini hanya lelucon konyol.
Bunga biru di genggamannya itu perlahan mulai menjatuhkan kelopaknya.

But I still want you...

=•=

Holaaaa
Yuhuuuu
Haiiiii

Entah kenapa ini berakhir dengan aneh :v

Gaje? Pasti😂

Jangan lupa VOTE dan COMENT yaaaa
Tolong hargai karya dan usaha seseorang 😊

See you😘

FanFiction [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang