Pengakuan Irine

7 1 0
                                    

3 hari setelah Irene pergi dari rumahnya. Irine merindukan kakak kembarannya itu, tidak ada yang usilin dia seperti hobi Irene saat ini. Irine sangat menyesali perbuatannya yang membuat Irene sakit hati dan bersedih. Seharusnya, itu adalah salahnya. Jika begitu, ceritanya pun berbeda jauh.
Irine mau memberitahukan pengakuannya pada Maknya, tapi belum saatnya karena Mak Devan masih kesal dengan hal kemarin.
Tapi, Irine harus memberanikan diri untuk mengakuinya.
"Oke, gue harus ngakuin semuanya." Irine bersiap pergi ke kamar Mak Devan. Sesampainya di kamar Mak Devan, ia membuka sedikit pintu dan mengintip. Mak Devan lagi main hapenya sambil duduk di kursi. Pertama, Irine harus menghela napas panjang, dan... Irine masuk ke kamar Mak Devan.
Mak Devan menoleh ketika Irine masuk, "Rin, mau apa?"
"Ehm, Mak. Irine mau bilang sesuatu. Tapi... Mak jangan marah ya,"
"Hm yaudah. Tapi kamu mau bilang apa?"
Irine menghela napas panjang, "Mak, sebenarnya 3 hari yang lalu itu, sebenarnya itu bukan salah Irene..."
Belum selesai ngomong, Mak Devan memotong, "Ngapain kamu omongin dia lagi hah?"
"Emak, dengerin Irine dulu!"
"Huh yaudah,"
"Itu bukan salah Irene, itu salahku. Jadi, Irine lagi nonton sambil minum es sirup, terus ketika Irine mau ambil es lagi, air sirup itu tumpah di lantai itu. Irine kaget, Mak. Akhirnya, Irine ambil kain lap di belakang rumah," jelasnya.
"Tapi... Irene yang salah,"
"Bukan, Mak. Itu salahku!"
Mak Devan langsung menyadari kesalahannya itu. Ia telah sadar bahwa ia telah memfitnah anaknya sendiri, yang dikatakan Syila itu benar. Seharusnya, ia tak perlu bilang kalo Irene keluar dari keluarganya.
"Mak... Maafin Irine ya,"
"Mak yang justru minta maap, Mak langsung bertindak demikian. Akhirnya, Irene ampe Mak keluarin. Sekarang dia dimana?"
"Dia... Dirumah Nenek,"
"Yaudah, kalo gitu. Ayo kita kesana, Mak pengen minta maap sama Irene," katanya sambil tersenyum.

Irene POV

Gue lagi baca buku, kemudian gue menaruh buku di atas kasur dan ke balkon untuk melihat pemandangan diluar. Angin yang segar bikin gue adem. Gue ingat dengan kejadian 3 hari itu.
"Irene, dengan kejadian buruk ini, mulai hari ini, kamu bukan bagian dari keluarga ini!"
Ancaman ini membuat amarah gue mereda.
"Rene," panggil Nek Calista, gue menoleh sambil tersenyum.
"Kamu masih ingat kejadian itu lagi," ucapnya tersenyum, gue menaikkan alis sebelah.
"Ren, apa amarahmu mereda hm?"
Gue mengangguk, "Iya, Nek. Malah ancaman dari Mak itu bikin Rene sakit hati," jelasnya sedih. Nenek mengelus punggung gue.
"Apa kamu berharap Ibumu akan datang kerumah ini dan meminta maaf padamu hm?" Tanyanya itu membuat gue menoleh sedikit kemudian menggeleng.
"Hah, tidak mungkin! Mak aku udah gak peduli denganku lagi," Kesal Irene.
"Dia pasti akan datang," setelah Nek Calista mengatakan itu, ia keluar dari kamar gue. Gue terngiang-ngiang oleh kata itu.
"Dia pasti akan datang,"
"Datang? Hah, dia udah gak peduli lagi ama gue,"

Dan benar saja dugaan Nek Calista, Mak Devan dan Irine datang ke rumahnya. Gue yang lagi turun ke lantai 1, gue berlari dan dikejar Irine, kayak orang India pake acara ngejar:v
Irine berhasil nangkap gue.
"Hah hah... Sekarang... Lo... Gak bisa lari lagi... Hah hah..."
"Ngapain kalian kesini hah?"
"Ayo biar gue ceritain semua ini," dengan paksa, gue nurut buat ke bawah.

"Jadi... Ini salah Irine?"
"Iya, ini emang salah gue. Harusnya gue yang emang dikeluarin dari keluarga ini," katanya.
"Jangan begitu Irine, justru ini salah Mak. Mak yang gak berpikir lebih dulu, malah Mak bertindak demikian. Ren, maapin Mak ya,"
"Iya, Mak, Irine juga minta maaf,"
Akhirnya mereka berpelukan sambil menangis. Nenek Calista merasa terharu melihatnya.
"Nek, makasih ya udah nemenin Rene,"
"Iya, sama-sama."
Mereka berpelukan kembali.

Hai kalian! Maap ya ceritanya terlalu...











KACANG YAH!!!











See you on Next Chapter yah!!!

Keluarga KPOP Love is ComebackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang