PROLOG

19.5K 315 12
                                    

08. 00 a.m

"Carollll!!! Cepat bangun!! Apa kau tidak merindukanku?" pintu terbuka lebar dan menampilkan sosok perempuan cantik tapi jika kalian teliti, perempuan itu sangat 'liar'.

"What the fuck, siapa sih teriak teriak, ganggu tidur orang aja!!" ujar Carol masih bergelung dengan selimutnya.

"Whatt?? Apa kau melupakanku? Teganya kau!! Hanya kutinggal beberapa bulan saja sudah melupakanku, huh. bagaimana jika bertahun-tahun, mungkin kau akan benar benar melupakanku." kesal perempuan itu sambil menghempaskan bokongnya ke ranjang disamping Carol.

Dengan sisa sisa nyawa yang terkumpul, Carol mencoba membuka matanya. Dan, tiba tiba matanya terbelalak saat melihat perempuan di depannya.

"Astagaaa Emilyyy!!! Kapan kau datang dan.....mengapa kau tidak memberitahuku jika akan kembali? Seenaknya saja masuk apartement orang." Carol langsung loncat dan memeluk Emily sampai mereka hampir jatuh. Ya, perempuan liar itu adalah Emily Kianna Yuan, sahabat Carol sejak SMA.

"Sebenarnya aku akan memberitahumu bahwa aku akan kembali ke London tapi Dean menyuruhku untuk tidak memberitahukannya padamu dan langsung datang ke apartmentmu. Dia bilang untuk kejutan. Dan tibalah aku disini, tapi apakah kejutanku berhasil Ms. Rollen?" tanya Emily sambil menaik turunkan alisnya.

"Yayaya" jawab Carol malas. "Bagaimana dengan pacarmu sekarang?" tanya Carol sambil berjalan menuju kamar mandi, untuk menggosok gigi tentunya. Emily mengekorinya dan bersandar pada kusen pintu kamar mandi.

"Oh Dean? dia bilang tiba tiba ada urusan mendadak setelah mengantarku kesini. Oh ya, apa kau tidak berminat mencari kekasih?" pertanyaan Emily sukses membuat Carol tersedak air saat dia berkumur. Carol mengucapkan sumpah serapah pada Emily tapi dia malah tertawa lepas karena melihat ekspresi Carol yang sangat konyol.

"Sialan kau, Em!!!"

"Hei, sampai kapan kau akan seperti ini terus? Aku sedih melihat dirimu yang selalu menjadi obat nyamuk saat aku berkencan dengan Dean. Aku ingin memperkenalkanmu pada teman Dean, dia tampan dan seksi, Car." ucap Emily lembut setengah menggoda di kalimat akhir.

"Apa kau pernah melihatnya langsung?"

"Tidak, hehehe. Dean yang berkata seperti itu. Tapi serius Car, pilihan Dean tidak mungkin salah."

Carol hanya memutar bola matanya dan menyelesaikan kegiatan gosok gigi nya.

"Tidak mau. Dan tidak akan. Aku malas dengan mahkluk berjenis laki-laki. Semua laki-laki sama saja, Em. Jika sudah bosan maka akan dibuang dan ditinggalkan. Memangnya mereka pikir perempuan diciptakan untuk apa??!!! Huh, seenaknya saja mereka." Carol menggerutu dengan berjalan keluar kamar menuju dapur yang diikuti Emily.

"Kau masih memikirkan si Vian itu ya? lagipula itu sudah satu tahun berlalu, Car." Emily menghela napasnya.

"Tidak."

Carol mengambil roti tawar dan mengoleskan selai coklat-favoritnya- dan memakannya. Dia duduk di mini bar dan menerawang jauh kejadian satu tahun yang lalu. Dimana dia sakit untuk kedua kalinya. 'Ah sial! mengapa aku harus mengingat itu? lupakan Car lupakannn!! lagipula bajingan itu pasti sudah bersenang senang dengan 'boneka'nya yang lain. Ah kenapa jadi memikirkan dia.' batin Carol menggerutu.

"Caroline Sammantha Rollen!!" teriak Emily tepat disebelah telinga Carol. Carol terlonjak sambil mengusap telinganya yang berdengung akibat teriakan Emily.

'Jika saja aku bukan sahabatku, maka ku pastikan sudah kutendang dari sini' Carol menatap Emily dengan pandangan membunuh, yang dibalas cengiran oleh Emily.

"Aku sudah berbicara panjang kali lebar kali tinggi kali luas permukaan, tapi kau tidak mendengarkanku. Sialan." gerutu Emily dengan wajah masam.

'Kumat lebaynya' batin Carol

"Oke oke maafkan aku. Jadi?" Carol menaikkan sebelah alisnya.

"Intinya, bagaimana kalau kita jalan-jalan nanti sore? Aku sudah sangat merindukan jalanan London." Emily berjalan menuju ruang tamu dengan merentangkan tangannya layaknya orang yang sedang menikmati udara segar di pantai. Dia  menghempaskan bokongnya ke sofa yang diikuti Carol.

"Jika kau merindukan jalanannya, mengapa kau tidak tidur di jalanan saja?"

"Aish, kau ini. Itu kan hanya peristilahan. Dumbass." kesal Emily.

"Umm... Oke. Tapi aku ada pekerjaan dengan beberapa alat yang kau anggap menyiksa itu, " ucap Carol sambil menyeringai.

"Kau semakin sukses saja menjalani pekerjaanmu itu." ujar Emily

Carol hanya menjawab dengan tersenyum tipis.

"Awkayyy. Jam 3 sore kita berangkat. By the way, aku menginap di apartmentmu dulu ya, babe. Dean akan menjemputku besok jam 9." ucap Emily sambil tersenyum manis.

"Hm, whatever." Carol berlalu menuju kamarnya dan masuk kedalam kamar mandi. Dia masuk kedalam bath up setelah mengisinya dengan air dan sabun. Dia menatap langit langit kamar mandi. Menerawang sesuatu yang sudah lama berlalu namun masih setia berputar putar di memorinya.

==========


Haiii, welcome to my story. Gimana guys? pendapatnya? ini cerita pertama aku jadi yaaa bisa dibilang masih pemula. so, im sorry kalo cerita ini agak aneh atau gimana gitu. tapi aku berusaha buat yang lebih baik lagi. cerita ini berdasarkan imajinasi liar aku sendiri. jangan lupa vomment yaa:))

mailoulav,

Let Me InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang