BAB 2 - Between Mind and Heart

12K 257 4
                                    

==========

"Gadis kecil gila."

Aku berbalik lagi menghadapnya yang menatapku dengan pandangan mengejek.
Aku memberikan pandangan membunuhku padanya.

==========

Author POV

"Welll... Maaf sebelumnya tapi aku 20, Sir. Dan perkataanmu tadi aku anggap pujian karena yaa tidak secara langsung kau mengatakan jika wajahku ternyata lebih awet muda dari umurku. Atau mungkin, kau yang terlalu tua, Sir?" ujar Carol dengan menahan tawa. "sejujurnya aku memang gila karena Tuhan telah mempertemukanku denganmu." Carol menambahkan dengan berkacak pinggang.

"Bukankah kau yang dengan tidak sopannya duduk dihadapanku tanpa permisi, Nona? Dan jika aku memang tua, kau tidak akan duduk di hadapanku dan berkhayal tentang sesuatu yang membuatmu basah," ucap pria itu yang sukses membuat pipi Carol bersemu merah, dan apa yang diucapkan pria itu memang benar seratus persen.

Carol memang membayangkan 'sesuatu' erotis dengan pria dihadapannya ini.

'Shit shit shit. Kenapa hari ini aku sangatlah sial? Oh God, apalagi aku telah mempermalukan diriku di hadapan pria tampan ini. Tidak tidak, dia itu orang yang sangat menyebalkan' batin Carol meracau. Dia memejamkan matanya dan menarik napas panjang kemudian mengeluarkannya.

"Sudahlah, aku tidak punya waktu untuk berdebat dengan pria tua sepertimu!!"
Carol berbalik dan buru-buru kembali ke tempat duduknya dengan raut kesal. Pria yang disebutnya 'tua' tadi hanya menatap punggung Carol dan memutar bola matanya.

"Gadis gila," gumam pria itu yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.
Dia menghempaskan tubuhnya ke tempat duduk dan mengucapkan sumpah serapah pada pria tadi. Emily menoleh padanya dan mengernyitkan alis.

"Ada apa?"

Terlalu kesalnya Carol, ia sampai tidak sadar sudah menceritakan kejadian tadi, dari dirinya yang melamun hingga kembali ke tempat duduk ini dengan detail. Ia mengakhiri ceritanya dengan menggebrak meja.

Emily tertawa terpingkal pingkal setelah Carol menceritakan semuanya.

"Sepertinya ini pilihan salah telah bercerita padamu!" Carol mendengus. Ia semakin kesal karena Emily malah mendukung pria arrogant itu dan mengatakan bahwa Carol memang gila.

"Kau ini sebenarnya sahabatku atau dia sih?" Carol semakin kesal karena Emily terus tertawa dan menggodaku.

"Iya iya maafkan aku. Hahaha." Emily berusaha meredakan tawanya. Carol kembali mendengus.

"Hei Car, dia sedang menatap ke arah sini. Lihatlah!"

"Tidak. Itu pasti akal akalanmu saja kan? Aku tau kau hanya mengerjaiku," ujar Carol tersenyum remeh. Sebenarnya Carol sangat malu untuk menoleh ke arah pria tadi yang berjarak dua meja di samping kirinya.

"Tidak. Seriously, trust me." Emily menatap Carol dengan pandangan serius yang membuat Carol menoleh ke tempat duduk pria tadi. Dan ya!

Dia sedang duduk menghadap ke arah meja Carol dengan tangan kanan yang menumpu wajahnya. Dia sedang menatap Carol dengan pandangan menilai.

Carol memalingkan wajah dari pria tersebut karena wajahnya sudah seperti kepiting rebus siap masak.

"Sialan," umpat Carol.

"Sudahlah, ayo kita ke dalam, nanti filmnya keburu mulai," ujar Emily yang membuat Carol seketika tersenyum sangat manis.

"Kenapa kau terlihat senang sekali? Bukankah tadi kau sibuk memasang wajah kesalmu. Ahahaha," titah Emily.
Jika tadi Carol akan kesal dan merengut, maka sekarang tidak. Dia malah kembali tersenyum manis.

"Tidak. Biasa saja. Kau saja yang berlebihan." Carol berucap sambil berdiri dari kursinya dan menuju antrian masuk.

"Hei Car, kau tadi memesan film apa? Dan studio berapa?" Emily berlari menyusul Carol dan ikut antrian di belakang Carol.

"Sudahlah, anggap saja ini kejutan dariku."

Setelah mengantri beberapa menit, mereka masuk ke dalam studio 6 yang sudah ada beberapa orang sedang menunggu filmnya dimulai beberapa detik lagi.

Mereka duduk ditempat mereka masing masing. By the way, Carol tidak menunjukkan tiketnya pada Emily dan beruntungnya Emily lebih memilih diam.

"Whattt theee!!!!" Teriak Emily.

'Hahahaha' tawa Carol yang tentunya hanya bisa didalam hati.

"Syyyuttttt!!!!!"

Orang disekitar mengisyaratkan mereka untuk diam. Carol hanya tersenyum simpul pada mereka. Sedangkan wajah Emily sudah seperti ibu ibu kos menagih uang sewa.

Carol berusaha menahan tawa melihat raut wajah Emily yang bisa dilihat dari dekat. Karena ya, filmnya sudah mulai dan lampunya juga sudah mati.

Emily melirik tajam pada Carol yang berusaha menahan tawa.

"Kau sengaja kan? Ingin balas dendam padaku, hah?" sulut Emily dengan berbisik.

"Kau pintar sekali. Belum ku beritahu tapi sudah kau tebak dengan benar." Carol tersenyum manis.

"Ah aku pulang saja!!" Emily akan berniat berdiri namun, Carol menahannya.

"Jika kau sekarang keluar, maka kau tidak kuizinkan untuk menginap di apartment ku," ujar Carol yang membuat Emily membelalakkan matanya. Carol hanya memeletkan lidahnya mengejek Emily.

(Ya kira kira ekspresinya gitu, btw bayangin aja background nya gelap hehe)

Emily hanya menghela napas kasar, karena dia tidak tau akan tidur dimana lagi. Dia malas untuk mencari hotel dikarenakan letaknya yang akan menempuh perjalanan selama 30 menit jika dari sini dan 50 menit dari apartment Carol.

"Hahhh terkutuklah kau Car!!! Semoga kau mendapat lelaki yang menyebalkan!!!" Emily menghempaskan punggungnya ke kursi dan memejamkan matanya berusaha untuk tidak memperdulikan film didepannya. Karena dia akan takut kemana mana jika melihat film itu.

Ya, film yang dipesan Carol tadi adalah Horror Movie yang menjadi kelemahan Emily. Jika Emily sedang berusaha tidak memperdulikan filmnya, tapi berbeda dengan Carol yang berusaha memfokuskan diri pada film yang sudah seperempat jalan.

Saat ini otak dan hatinya seakan tidak sejalan. Otaknya terus membayangkan pria tua tampan tadi. Dan hatinya yang memperingatkan dia untuk hati hati pada laki laki.

==========

Hai haii....
Im backk. Pendek ya? Emang. Hehe.
Maap kalo ada typo menyentuh mata kalian. XD.
Dont forget to vomment:).

Tbc.

Let Me InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang