Happy Reading Guise!
==========
Tiba tiba ingatannya kembali sempurna tanpa terlewat sedikitpun, dia memukul kepalanya sendiri dan menidurkan kepalanya di meja sambil merutuki kebodohannya.
==========
Setelah hilang dari rasa keterkejutannya, Carol lekas duduk di tempat Jufan duduk tadi. Carol menghempaskan bokongnya ke sofa dengan gusar.
'Oh Tuhan Carolllll! Bagaimana bisa dia menciummu. Hancur sudah citraku. Bodoh kauu!' batinnya mmeberontak.
Carol mengacak rambutnya dengan kasar dan secara tidak sengaja matanya bertemu dengan pria yang membuat hatinya gelisah. Dia duduk di kursi bar dengan menggoyangkan gelasnya dan menatap ke arah Carol.
Carol menatap pria itu dengan tatapan sengit dan tidak bersahabat. Namun yang ditatap hanya memasang wajah andalannya yaitu datar.
"Huh wajahnya diciptakan dari besi apa? Keras sekali. Tanganku gatal ingin mencakar wajahnya yang kaku itu." gerutunya.
Tak peduli dengan pria itu, Carol tidak mau melupakan tujuannya kesini untuk bersenang senang. Yah meskipun dia datang sendiri karena memang dia lebih sering datang kesini sendiri kalau tidak dengan Emily atau Melly.
Carol memanggil waiter untuk meminta satu gelas wine. Setelah mendapat minuman yang dia inginkan, dia meminumnya seteguk. Merasakan bagaimana sensasi minuman tersebut saat melewati tenggorokanya.
Carol menyilangkan kakinya dan bersandar pada sofa. Dia menggoyangkan gelasnya seperti yang dilakukan Jufan tadi sehingga wine yang di dalamnya bergoyang sesuai dengan pergerakannya.
"Aku menyesal telah mendatangi pria tua itu. Tidak salah jika aku menyebutnya Mr. Arrogan. Tapi bagaimanapun juga aku tidak bisa menolak pesonanya yang errre-tampan dan sexy." gumamnya tanpa sadar.
Dia melihat ke arah pria itu duduk, sungguh dia sangat hot dengan kemeja hitam yang lengannya ditekuk hingga siku dan kancing bagian ataa yang terbuka 2 sehingga menampakkan dadanya yang atletis.
'Sungguh aku bisa orgasme hanya dengan melihatnya saja' pikiran nakalnya mulai berkelana.
'Arghhh bagaimana bisa dia memenuhi pikiranku. Bahkan namanya saja aku tidak tau. Stop Carol!' racaunya di dalam batin.
Carol meneguk minumannya hingga tandas dan meminta waiter untuk mengambilkannya lagi. Tanpa sadar dia sudah meneguk 5 gelas wine dan sepertinya dia juga sudah mabuk.
Tidak biasanya dia pulang dengan keadaan mabuk. Huft! mungkin semua ini karena pria itu.
Carol mulai meracau yang tidak tidak. Dan secara tidak sengaja lagi matanya bertemu dengan mata Jufan yang sialnya juga menatap ke arah sini.
"Oh yaampun siapa pria sexy itu? Tuhan dia seperti pangeran dalam mimpiku. Ah apakah sekarang aku sedang bermimpi?"
"Awwww" Dia mencubit lengannya sendiri untuk membuktikan kalau ini memang bukan mimpi.
"Jangan bodoh! Ini bukan mimpi Carol." Dia berucap pada dirinya sendiri kemudian tertawa layaknya anak kecil yang menemukan mainan kesukaannya.
Sedangkan di seberang sana Jufan hanya menatap gadis itu dengan tatapan aneh.
"Hey sexy im coming" Carol berjalan dengan sempoyongan ke arah Jufan. Dia langsung jatuh di pelukan Jufan dan mengalungkan tangannya ke leher Jufan.
Yang disentuh hanya mengangkat satu alisnya pertanda bingung.
"Hey tuan tampan! Siapa namamu? Kau tau kau seperti pangeran yang aku mimpikan. Apa kau dari dunia mimpi? Ah mana mungkin ada seperti itu ya kan? hahaha," racaunya lagi.
"Kau mabuk?" tanya Jufan.
"Tidak. Aku tidak mabuk. Aku hanya minum 2 gelas ah tidak tidak mungkin 3 ah sudahlah aku lupa." Sekarang tangannya berpindah mengelus jambang tipis Jufan.
"Sepertinya aku tidak asing dengan wajahmu, Sir."
"Oh ya?"
"Ya, kau seperti familliar bagiku," Carol mengetuk ngetuk dagunya menggunakan telunjuk.
"Ah kau yang menciumku tadi bukan? Oh yaampun bagaimana bisa aku melupakanmu." Sekarang dia menutup mulutnya yang membentuk huruf O pertanda terkejut.
Yang diajak berbicara hanya memasang senyum mengejek dengan santainya.
"Kenapa kau tersenyum seperti itu?"
"Tidak."
Carol yang mulai tidak nyaman dengan posisinya langsung berpindah ke pangkuan Jufan.
"Hei Tuan, apa kau sendiri? Kalau iya ayo kita habiskan malam bersama ahahaha." kata katanya mulai melantur. Memang begini ketika Carol sedang mabuk, dia akan mengeluarkan sifat aslinya yang liar.
"Aku tidak meniduri wanita mabuk," ucap Jufan menatap Carol dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Huft aku sudah bilang bahwa aku tidak mabuk, Sir." Carol menyandarkan kepalanya pada bahu Jufan dengan posisi memeluknya.
"Apa kau kesini sendiri?"
"Ya memangnya dengan siapa lagi, temanku sedang menghabiskan waktu dengan pacarnya."
"Kau tidak punya kekasih?"
"Hmmm aku sudah putus sejak lama, tapi jika kalau mau kau boleh jadi kekasihku ahahaha."
.
.
.
heyho guiseee
marhaban ya ramadhan maap ya aku post waktu siang siang hehe ampunn🙈im back,,, ada yg kangen aku ga? eh maksutnya carol sama jufan ehe,,
maap yaa lama gak apdet huhu:(((
ini aja aku masih ragu buat lanjut apa gakkk:"oke jadiiiii aku tau ini tidak sesuai ekspetasi kelen tapi ini aku mencoba untuk semangat lagi yeyyy
Lou, 220520
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me In
RomanceCaroline Sammantha Rollen 20 thn, perempuan manis tapi aneh yang benci akan kesunyian dan kesendirian. Perempuan trauma akan cinta. Kejadian yang membuat dia membenci laki laki. Tetapi, itu semua berbanding terbalik saat tidak sengaja dia melihat so...