BUUUK!
"Ah!""
Pagi-pagi dorm UNB dihebohkan dengan bunyi jatuh tubuh seseorang. Sontak, member yang sudah bangun berhambur ke arah suara.
"Ada apa ini?" Feeldog yang paling dekat dengan TKP langsung menerobos masuk ke kamar Hojung dan Chan. Kaget dia saat menemui Hansol sudah terbaring di lantai kamar depan kasur.
"Oi Hansolie! Kenapa kamu?" bergegas Feeldog membantu Hansol berdiri.
"Kenapa?" kepala Euijin menyembul dari balik pintu kamar Hojung dan Chan.
"Hansol jatuh," ujar Feeldog membantu Hansol duduk di tepi ranjang Chan.
"Loh, kenapa bisa jatuh? Tongkatmu mana?" Euijin mendekat dan memperhatikan kaki kanan Hansol yang masih dipasangi gips.
"Itu dia hyung, aku bangun tongkatku udah gak ada. Mau nanya ama Hojung, tapi Hojungnya gak ada pas aku bangun."
"Hojung katanya ada janji ketemuan sama Timoteo, dia tadi ijin denganku," ujar Feeldog yang kini ikut duduk di samping Hansol.
Semenjak kaki Hansol cedera, dia tidak bisa naik tangga dan karena itu dia bertukar kamar dengan Chan. Hansol tidur di kamar Hojung dan Chan dilantai bawah, sedang Chan tidur dikamar Jun dan Hansol di lantai atas.
"Kamu ingat terakhir letakkin dimana?" Euijin mengedarkan pandang keseluruh kamar Hojung dan Chan, tapi dia tidak menemukan tongkat Hansol sejauh mata memandang.
"Aku ngeletakkinnya di sini hyung, tadi malam sebelum tidur," ujar Hansol menunjuk samping ranjang Chan.
"Udah kamu cari di kamar mandi?" Euijin beranjak ke kamar mandi dan tidak ada tongkat Hansol di sana.
"Dibawah ranjang?" kini Feeldog yang menilik bawah ranjang Chan dan Hojung bergantian. Sama, kosong.
"Aku udah nyari di seluruh kamar ini hyung, mangkanya sampai jatuh tadi," ujar Hansol. Dia diam dan memandangi kakinya.
"Kemana tongkatku?" lanjutnya lagi. Hansol untuk sementara lumayan bergantung dengan tongkat penyangga karena kakinya yang masih belum sembuh, tapi tadi pas dia baru bangun tongkat itu tidak tau kemana rimbanya.
"Coba kita cari di seluruh dorm, minta bantuan yang lain juga?" Euijin mengusul dan Feeldog langsung berdiri setuju.
"Kamu disini dulu aja, Hansol." Feeldog menepuk pelan pundak sang super dancing and singer itu.
Euijin dan Feeldog pun bergegas keluar kamar. Euijin menuju kamarnya sendiri dan membangunkan Kijung yang masih bergelung dengan selimutnya.
"Kijungie, bangun. Kijungie!" Euijin menggoyangkan tubuh si magnae dan hanya dibalas dengan lenguhan, "bentar lagi, hyung..." lalu Kijung kembali bergumul dengan selimutnya.
Euijin menggeleng dan tidak mau membuang energi. Dia lalu menatap ranjang Marco. Kosong, apa Marco sudah bangun? Euijin menggedikkan bahunya lalu keluar kamar. Dia lalu menelusuri tiap sisi dorm lantai bawah.
Feeldog kini berada di lantai atas dorm, fokus utamanya menuju kamar Jun dan Hansol yang sementara jadi kamar Jun dan Chan.
Dibukanya pintu kamar dan suara dengkuran langsung menyapa gendang telinganya.
"Hah! Aku mendengkur? Coba kamu dengar sendiri dengkuranmu Junie ckck." Feeldog menggelengkan kepalanya dan mengedar pandang ke dalam kamar. Dilihatnya Chan bergelut lucu dengan selimut, sedang Jun, separuh badannya saja yang tertutup selimut.
"Chan, Chanie. Bangun. Bantuin nyari tongkatnya Hansol."
"Ahhh Jun, aku udah kenyang."
Feeldog menaikkan alis mendengar igauan Chan.
"Chan..."
"Jun, nanti lagi makan pastanya, aku kenyang, hm..." Chan membalikkan badannya memunggungi Feeldog.
"Kan ... apa aku bilang. Mereka makan malam gak ngajak-ngajak lagi. Itu kenapa aku gak setuju mereka sekamar. Sial!" Feeldog malah mengumpat.
Feeldog pun beralih ke Jun. Si jangkung itu tidur terlentang dengan matanya yang sedikit terbuka.
"Coba, saat dia begini aku foto dan fotonya kusebar ke media. Aku yakin fansnya akan menertawakannya," ujar Feeldog mencibir ke arah Jun.
"Ya! Junyoung! Bangun! Bantuin nyari tongkat Hansol!"
"Chanie... aku masih ngantuk."
"Chanie Chanie. Oi! Bangun! Aku Gwangsuk!" Feeldog naik darah saat membangun kan Jun. Ditariknya kaki panjang Jun hingga si raja persahabatan itu terjatuh ke sisi ranjang.
"Aduh! Ya hyung!" Jun langsung saja tersadar.
Chan yang mendengar keributan langsung membuka mata dan duduk.
"Oh, Feeldog hyung, ada apa?" Chan mengucek matanya lucu.
"Bangun kalian! Bantuin nyari tongkatnya Hansol! Tongkatnya hilang." Feeldog menghela napas gusar.
"Loh, ko bisa hilang?"
"Hilang dimana, hyung?"
JunChan kompak bertanya sambil bangun dan merapikan diri mereka. Feeldog menarik napas lelah menghadapi duo 97 Line ini.
"Gak tau! Udah bantuin nyari." Feeldog keluar kamar diikuti Jun dan Chan yang masih mengantuk. Chan menguap lebar, sedang Jun merangkul Chan dan menggiring kembarannya itu keluar kamar.
Mereka bertiga pun berpencar mencari ke seluruh sisi ruangan lantai atas. Jun menilik bawah sofa, Chan menyingkap gorden, dan Feeldog diam memperhatikan sekitar. Nihil. Tidak ada tongkat Hansol di lantai atas.
"Oh, Daewon!" Feeldog menghampiri sang angel UNB yang baru keluar dari kamarnya itu. Terlihat Daewon baru bangun.
"Ada apa ribut-ribut pagi gini?" Daewon menguap lebar.
"Tongkat Hansol hyung hilang. Bantu nyari, gih." Jun berujar sambil menyenderkan badannya pada Chan. Wajahnya benar-benar terlihat sangat mengantuk.
"Oh? Tongkat Hansol?"
"Iya, hyung liat?" Chan menunjuk Daewon.
Daewon menyengir lebar lalu menggeleng.
"Heol!" Jun berdecih. Dia langsung saja turun ke lantai bawah meninggalkan Daewon yang cengengesan yang juga ikut turun ke lantai bawah.
"Ada?" Euijin menunggu mereka di samping tangga.
"Di lantai atas gak ada," sahut Feeldog.
"Nah loh. Di lantai bawah juga gak ada." Euijin menghela napas.
"Kemana perginya tongkat Hansol?" Feeldog mengusap wajahnya.
Tiba-tiba pintu depan dorm terbuka. Marco masuk ke dalam dorm dengan memegangi sesuatu yang agak berat dan panjang, terbungkus kain.
"Pagi semua, ada apa nih, pada ngumpul?" killer smile Marco diumbar. Namun para member UNB memandanginya dengan penuh selidik.
"Apa itu, hyung?" Chan mendekati Marco.
"Oh ini. Tongkat penyangganya Hansol," ujar Marco masih dengan senyum andalannya.
Para member yang ada di sana sontak menggeram gemas.
"Marco!"
"Ya! Marco!"
"Duh! Marco hyung."
"Dasar Marco hyung ckck."
"Marco Marco."
Marco bingung, "kalian kenapa sih? Aku cuma mengganti lapis karet atas tongkat penyangganya aja tadi, biar Hansol nyaman makenya. Soalnya dia pernah ngeluh lapis karet atas tongkatnya kurang nyaman," jelas Marco panjang lebar.
Semua member hanya menggelengkan kepalanya dengan kelakuan Marco. Sedang Marco menggedikkan bahu lalu menuju kamar Hojung dan Chan, menghampiri Hansol, menyerahkan tongkat penyangganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beagles
FanfictionHanya kumpulan cerita kekovlakan para member UNB ketika di dorm pas lagi gak ada jadwal wkwk