Saat Hujan Lebat, Malam Itu.

338 41 10
                                    

BYAAAR!

Kilat menyambar dan menambah gaduh suasana hujan malam itu. Seseorang tengah bergumul di dalam selimutnya sambil memegangi boneka Patrick Star.

Ketukan pada pintu kamar bahkan tidak disahuti. Padahal itu sudah ketukan berpuluh-puluh kali.

"Hyung! Hansol hyung!"

Suara baritonenya terdengar samar karena suara hujan.

"Hyung! Buka pintunya, aku ngantuk!"

Hansol tidak merespon. Dia terus saja memeluki bonekanya. Bukannya dia tidak mendengar. Dia dengar, bahkan dia tau siapa yang mengetuk. Hanya saja, dia lagi kesal.

"Hyung, ayolah jangan kekanakan. Aku ngantuk! Besok kita harus latihan pagi banget!"

Hansol masih tidak menjawab. Dia bersikeras untuk diam.

"Yasudah, aku tidur di kamar Feeldog hyung aja!"

Mendengar itu Hansol langsung bangun dan bergegas membukakan pintu.

"Jun!"

Orang yang dipanggil menoleh.

"Apa? Aku ngantuk!" ekspresi wajahnya terlihat lelah.

"Masuk!" Hansol bersedekap di depan pintu kamar.

"Hyung kekanakan. Itukan salah Chan, kenapa aku juga dibawa-bawa!" Jun merengut dan masuk tanpa lihat kanan-kiri,

DUUUK!

Kepala Jun terantuk atas pintu.

"Sial!"

"Haha kamu ketinggian!" bukannya menolong Hansol malah menertawai. Dia lalu menutup pintu kamar.

"Hm." Jun mengusap kepalanya dan merebahkan diri di kasur.

"Kamu juga terlibat. Kenapa sekongkol sama Chan cerita hantu di hujan lebat gini?"

"Chan yang memulai! Aku hanya menambahkan."

"Sama aja!" Hansol melempari Jun dengan bantal.

"Ah hyung! Udah lah, udah malam. Aku ngantuk!" Jun menendang bantal itu sampai jatuh ke lantai.

Hansol merengut. Walau masih kesal tapi dia membenarkan ucapan Jun. Besok mereka masih harus latihan. Tidak bagus sekali jika dia bergadang malam ini.

Hansol memutuskan memejamkan mataya dan berharap bisa tidur nyenyak.

Namun, bukan Hansol namanya jika sedang kepikiran sesuatu bisa tidur dengan nyenyak. Dia sudah mencoba, tapi nyatanya dia tetap tidak bisa tidur. Apalagi suara hujan ini sangat berisik. Hansol beberapa kali merubah posisi tidurnya.

Jun terlihat sudah tertidur pulas. Raja Persahabatan itu sangat terlihat lelah. Hansol mengerti itu, apalagi Jun yang harus bolak-balik Korea-Jepang untuk promosi Album U-Kiss dan debut UNB.

"Gak bisa tidur!" Hansol akhirnya bangkit dan beranjak dari kasur. Penuh hati-hati dia berjalan menuju pintu kamar. Dan saat akan memutar knop pintu. Lampu padam. Hansol tercekat beberapa detik.

"Sial!" Hansol mengumpat. Perlahan dia mengendap dan meraba mencari ponselnya. Dia ingat ponsel itu dia letakkan di atas meja lampu di samping tempat tidur. Hansol meraba apa saja.

"Eh? A-apa ini?" dia merabai sesuatu. Seperti rambut seseorang, tapi ini panjang. Jun? Tidak mungkin, rambut Jun pendek.

"Kamu siapa?" Hansol ingat sekali hanya dia dan Jun yang ada di kamar ini. Jika ini bukan Jun, lalu siapa?

Kilat kembali menyambar dan mwnunjukkan sosok yang ada di depan Hansol.

Dia berambut panjang hitam sepinggang yang menutupi wajahnya. Bajunya putih.

"KYAAA!" tanpa pikir panjang Hansol menjerit.

Lampu menyala dan gelak tawa pecah.

"Hahahahahahaha!" para member UNB berkumpul di kamar JunSol. Jun tertawa terpingkal di atas kasur, diikuti Hojung, Feeldog, Euijin, dan Daewon yang tertawa paling keras. Kijung bahkan berpegangan pada Chan saat tertawa. Marco? Marcolah yang menjadi sesosok yang kini ada di hadapan Hansol.

"Ah! Gak lucu!" Hansol merengut sedang member UNB makin jadi tertawanya.

The BeaglesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang