Hari ini Hans memulai aktifitas rutinnya, sekolah. Hal buruk yang menimpa Hans waktu lalu masih saja terbayang-bayang. Bisa terlihat dari keadaan kantung matanya yang kendur dan tampak hitam. Entah mengapa, setiap Hans tertidur ia selalu bermimpi tentang ibunya, wanita yang paling dibenci Hans. Kejadian tentang Hans dan ibunya sebenarnya sudah sangat lama. Namun akhir-akhir ini ia mulai memimpikan hal itu lagi.
"Yo Hans! Udahlah yang kemaren gak usah lu pikirin."
"Entahlah Son. Aku juga tak mau memikirkannya."
"Gitu dong. Sebagai temen yang baik, nanti gue traktir makanan kesukaan lu di kantin. Oke?"
"Tidak usah. Saya juga sedang tidak selera makan."
"Ya terserah deh. By the way gue kaya lagi ngomong sama bapak-bapak ya? Kebiasaan elu mah, ngomong sama temen ini, gak usah baku banget juga kali."
"..."
"Tch."
Saat berada di dalam kelas, jangankan berbicara, satu kata pun sama sekali tidak keluar dari pita suara Hans. Ding dong ding dong.
"Semuanya, beri salam!" suara ketua kelas yang 'auto-mengheningkan' keramaian kelas karena kedatangan guru yang menandakan pelajaran sudah akan dimulai.
"Selamat pagi"serentak.
"Ya selamat pagi. Hari ini kita akan mulai dengan bab-
Tok tok tok.
"Ya silahkan masuk."
Seseorang mengetuk pintu dan masuk ke dalam kelas. Sebelumnya para murid belum ada yang pernah melihatnya. Itu berarti dia murid baru. "Kyaa" suara murid perempuan. Yap, tidak salah lagi murid baru itu laki-laki.
"Perkenalkan dirimu kepada teman-teman"perintah Bu Guru.
"Perkenalkan nama saya Chandra Khronos Olympus. Kalian bisa memanggil saya Chandra."
"Baik Chadra, silahkan duduk dikursi yang kosong."
Chandra, si anak baru itu duduk tepat di belakang Hans. Hans sama sekali tak bergeming dari pikirannya. Matanya terus melihat ke luar jendela dengan tatapan kosong.
Hans, Hans?
Hans menggelengkan kepalanya. Seperti ada yang memanggilnya dengan suara samar yang hampir tak terdengar. Ia kemudian menatap Son dengan tatapan 'apa kau memanggilku' dengan Son yang malah balik bertanya.
"Apa"tanya Son
"Bukan apa-apa"
Hans yakin tadi ada seseorang yang memanggilnya, walaupun suaranya sangat pelan. Yah, mungkin hanya perasaan dia saja.