Third

3.4K 875 93
                                    

❝ Just make me feel special And make me feel loved. Make me feel something.❞

"Aku butuh banyak sekali penjelasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku butuh banyak sekali penjelasan." Adalah kalimat pinta dariku yang menjadi pembuka obrolan-tanpa-ramah-tamah pada kencan pertama kami.

Beberapa menit lalu, perhatianku sempat teralihkan oleh sosok Taehyung yang masuk melalui pintu kafe dengan mengenakan beanie rajutan gelap, busana perpaduan antara loose letaher jacket dan kaos putih kedodoran, dan ia terlihat ugh... Menarik? Maka aku tidak akan membiarkan mataku menggoda isi kepalaku untuk kedua kalinya.

Taehyung sedang menyesap kopi panasnya sembari melirikku dari ujung matanya yang memicing tak suka—seolah hendak mengatakan 'Bersabarlah sedikit, biarkan aku menenggak kopiku lebih dulu.', namun aku sudah cukup bersabar dan aku tak ingin lebih sabar lagi setelah apa yang ia perbuat padaku.

Ketika Taehyung selesai dengan urusan kopinya, ia beralih memandangiku lembut, "Penjelasan yang seperti apa lagi?" Ujarnya sembari mengitari bibir cangkir kopi dengan telunjuknya. "Bukankah sudah jelas kukatakan, suatu hari nanti kau akan sangat-sangat mencintaiku."

Aku memutar bola mata, "Terdengar seperti bualan yang bagus."

Taehyung terkekeh, "Bualan yang akan jadi kenyataan." Ujarnya samar, terselip di antara tawanya. "Begini saja, tanyakan apapun yang ingin kau ketahui."

Aku memikirkan pertanyaan yang bagus sambil menghitung hembusan napasku yang terbuang dan berapa kali Taehyung mengetukkan jemarinya di permukaan meja. "Apa kau bisa berintreaksi dengan hantu?"

Ia menggeleng.

"Apa kau bisa membaca pikiranku?"

Taehyung menggumam sejenak, "Kau sedang lapar?"

"Salah. Berarti kau tidak bisa." Aku menghirup napas lega, "Jadi yang bisa kau lakukan hanya melihat masa depan?"

Ia mengangguk membenarkan, "Aku memimpikan adegannya begitu saja."

"Dalam mimpimu, kapan aku akan mulai jatuh cinta padamu?"

"Malam ini."

Aku terkesiap kemudian memerhatikan wajahnya lekat-lekat, tak tertinggal seinci pun—berusaha menemukan kebohongan yang mungkin ia susun dari jauh hari untuk menipuku. Tapi aku tidak menemukan hal lain kecuali wajahnya yang pada detik itu baru kusadari, benar-benar tampan.

"Sudah menemukan sesuatu yang berharga di wajahku?" Tanya Taehyung, seketika membuyarkan konsentrasiku.

Aku bergegas memulai topik baru dengan meminta Taehyung membagikan pengalamannya. Ia bercerita ada banyak sekali mimpi buruk yang mampir, beberapa diantaranya mengenai kematian. Terkadang ia memberitahukan hal itu pada orang-orang yang ia mimpikan, terkadang juga tidak.

"Aku tidak meminta mereka untuk tidak jadi mati. Aku hanya ingin mereka memanfaatkan sisa waktunya dengan baik," belanya, "Well, kau tahu. Orang-orang tidak suka mendengar kenyataan."

Aku tersenyum, berusaha mengerti betapa sulitnya berada di posisi Taehyung, "Tidak ada yang suka mendengar kapan, dimana, dan bagaimana mereka akan mati, Taehyung. Tidak ada satupun yang suka."

.

Malam kian larut, aku mesti segera pulang jika tidak ingin diusir dari rumah dan beruntungnya Taehyung menawarkan diri mengantarkanku hingga ke rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
Malam kian larut, aku mesti segera pulang jika tidak ingin diusir dari rumah dan beruntungnya Taehyung menawarkan diri mengantarkanku hingga ke rumah.

Di sepanjang jalan, kami menyaksikan orang-orang berlalu-lalang seolah melebur dengan dinginnya angin musim gugur, bagaimana mereka tiba-tiba lenyap dan menyisakan kami dalam kecanggungan.

Malam itu jalanan kota seolah milik kami berdua.

Keheningan berhasil mengiringi kami hingga satu blok lagi dari rumah, namun Taehyung secara tiba-tiba menyambar lenganku kemudian bergegas menyeretku ke muka mini market 24 jam yang cahaya lampunya mengerdip tak karuan.

Pikiran buruk nyaris melintas di benakku ketika Taehyung menanggalkan jaket kulit serta beanie-nya yang kelihatan hangat, sampai ia mengenakan semua itu padaku—pikiran burukku menjelma jadi puluhan tanda tanya.

"Sebentar lagi hujan," Jelas Taehyung bahkan sebelum aku mulai bertanya.Ia membenarkan letak beanie di kepalaku yang miring, "jadi lari yang kencang ya... Rumahmu sudah dekat kan?" Ia pun mengambil langkah mundur perlahan, namun tampak enggan menarik senyumnya dariku, seakan menanti sesuatu.

Aku bingung.

"Hei Kim Taehyung! Terima kasih!" pekikku. Taehyung menengok, rambutnya terkibas berhamburan diterpa angin. Itu manis sekali astaga. "Jangan kehujanan!" Sambungku.

Dari kejauhan aku masih dapat melihat lambaian Taehyung dan sosok kerennya dalam kaos putih longgar yang berlarian kecil di jalanan remang.

Aku adalah pendengar yang baik. Ketika Taehyung memintaku untuk berlari kencang menuju rumah, maka aku melakukannya. Aku berhasil menerobos pintu depan yang beruntungnya tidak terkunci. Tak lama setelah itu, hujan benar-benar tumpah dengan derasnya.

Aku tercengang, 'Wah, ramalannya benar terjadi.' Kueratkan jaket Taehyung di pundakku dan aroma musk lembut menguar dari sana, menggelitik hidungku untuk menghirupnya lebih banyak. Aku tertawa dalam hati, 'Nampaknya seluruh ramalan bocah itu bakal jadi kenyataan.'

Termasuk ramalan tentang kapan tepatnya aku mulai jatuh cinta pada Kim Taehyung.

tbc

A/N : maaf panjang. sedang semangat. lol.

Ilusm | Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang