Sixth

2.7K 753 48
                                    

I stay cause I'm scared to leave
I'm not prepared to be
Lonely without you see
That just won't feel right
I need you in my life ❞

Sejak hari itu, aku tidak pernah mencoba mencari tahu lagi, meski sulit bagiku menyimpan kegelisahan dan ketakutanku seorang diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak hari itu, aku tidak pernah mencoba mencari tahu lagi, meski sulit bagiku menyimpan kegelisahan dan ketakutanku seorang diri.

Tidak masalah, Kim Taehyung.

Tidak mengapa meskipun aku mati besok. Toh, aku anak yang baik, nilai matematikaku bagus, keluargaku hidup sejahtera, pacarku ganteng dan perhatian. Tidak akan ada penyesalan dalam hidupku setelah aku mati.

Namun keesokan harinya, aku ternyata belum mati. Hingga dua pekan setelah siap mati pun, maut tak kunjung menjumpaiku.

Bahkan tebak, aku sekarang justru bersenang-senang di taman hiburan, mengenakan bando Minnie Mouse di kepalaku, menggenggam kon es krim bertumpuk-tumpuk di tangan kanan, sementara tangan lainnya menggenggam tangan Taehyung.

Aku sudah berjanji jika ramalan kematian sekalipun tidak akan sanggup menggerogoti sukacitaku. Jadi aku dan Taehyung ada di sini, berjuang melupakan hitung mundur usiaku dan mencicipi semua kudapan manis di gerai-gerai yang nampaknya menjajikan cita rasa istimewa.

Kami juga menghindari setiap wahana yang berpotensi membunuhku hidup-hidup seperti roller coaster, bianglala super tinggi, komedi putar, dan apapun itu mesin yang menggerakkan wadahnya-aku tidak mau dekat-dekat. Jadi aku menggiring Taehyung ke bangku kosong di bawah naungan pohon rindang, bersisian dengan lintasan yang jarang dilalui pengunjung. Sepi dan indah, tempat sempurna untuk berpacaran.

Kami mengobrol sepanjang waktu diselingi dengan upaya menghabiskan es krim milikku dan kembang gula jumbo milik Taehyung yang kemanisan.

Kedengarannya membosankan, tapi percayalah, wajah dan keimutan Kim Taehyung tidak pernah membuat waktuku bersamanya terasa biasa-biasa saja apalagi membosankan.

Kedengarannya membosankan, tapi percayalah, wajah dan keimutan Kim Taehyung tidak pernah membuat waktuku bersamanya terasa biasa-biasa saja apalagi membosankan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa menit kemudian Taehyung pamit mencari toilet terdekat setelah berhasil menghabiskan es krim bertumpuk yang sengaja tak kuhabiskan seorang diri. Aku memilih tinggal dan sibuk mengamati rona langit yang perlahan berubah kelam.

Loh. Padahal aku sudah mengecek ramalan cuaca berulang kali di internet dan mereka bilang akan cerah sepanjang hari. Lalu apa arti kehadiran awan-awan gelap yang tak diharapkan ini?

'Ternyata ramalan pun bisa meleset'

Aku menggerutu di dalam hati dan terus mempertanyakan kapan Taehyung selesai dengan urusan toiletnya, karena kami mesti pulang secepatnya jika tak ingin bersentuhan dengan hujan.

Terlambat.

Rinai hujan turun meski hanya permulaan. Gerimis.

Aku kalang kabut ingin tetap berada di bangku yang sama—di bawah lindungan pohon rindang yang cukup untuk menghalauku dari gerimis atau mencari atap berlindung sungguhan.

Semisal aku pergi, aku takut Taehyung tidak bisa menemukanku karena ponselku baru saja kehilangan nyawanya. Jadi aku memutuskan tetap berada di tempat semula.

Dari kejauhan, di antara bayang gerimis yang tipis, aku menangkap sosok laki-laki berbalut pakaian serba hitam yang berlarian ke arahku, membuatku bahagia di awal sebelum aku menyadari ia bukan Taehyung dan ulasan senyumku seketika lenyap.

Orang asing itu tahu-tahu sudah ada di hadapanku sambil mengayunkan lengannya lalu menodongkan benda yang berkilat ke arahku. Aku menenenggak liur dengan susah payah ketika menyadari, sebuah belati hanya berjarak kurang dari 5 senti dari leherku.

"Kemarikan tasmu!" Ancamnya.

Aku tertegun mengetahui bahwa seseorang sedari tadi telah mengawasiku yang sedang sendiran dan mengambil kesempatan untuk merampok saat hujan turun.

Tungkaiku melemah dan rasanya darahku tidak sanggup mengalirkan oksigen ke otak lantaran saking terkejutnya, aku mendadak bodoh.

Aku tidak menyerahkan tasku sampai ia sendiri yang berusaha merebutnya dari lenganku. Otakku yang barusan mendadak bodoh dengan gilanya memerintahkan lenganku untuk menolak menyerahkan harta-bendaku.

Ia kesal dan nampaknya serius bakal menikamku jika tas itu tak berhasil direbutnya, aku dapat menebak kekesalan yang meledak itu ketika ia kembali mengayunkan belatinya dengan kencang ke arahku.

Jadi seperti ini ya, caraku mati?

TBC

Ilusm | Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang