1st Meet

766 88 4
                                    

: Dongju (Xion) x Dongmyeong :

Dongju menaiki kereta listrik di jam siang dan sudah menduga kondisi ramai dalam kereta, paling tidak kondisi ini masih lebih manusiawi daripada kondisi kereta di jam petang yang membuat Dongju nyaris tidak memiliki ruang untuk bernafas dengan benar.

Pengumuman berhenti menggema di seluruh sudut gerbong dan menimbulkan gema dalam kepala Dongju yang pening dengan memikirkan presentasinya nanti, tapi kelihatannya ada seseorang di belakangnya melewatkan pengumuman itu.

Seseorang menabrak punggung Dongju saat kereta berhenti di stasiun, mengeluh sakit pada wajahnya akibat benturan tersebut . . .

"Aku yang seharusnya mengeluh" Gumam Dongju tanpa minat, merasakan orang itu kembali bersinggungan dengannya saat kereta melanjutkan jalan

"Maafkan aku" Dongju menduga orang yang menabraknya adalah murid sekolah menengah atas yang membolos

"Harusnya, murid SMA . . . " Perkataan Dongju tertelan saat dia membalik tubuh dan melihat sang pelaku di belakangnya.

Pemuda dengan tinggi badan tidak jauh berbeda darinya, memiliki wajah mirip dengannya namun terkesan lebih manis.

"Murid SMA? Siapa yang kau sebut, murid SMA?" Daripada tersinggung, orang ini memperlihatkan rasa bingung yang tulus

"Seseorang, sambungan telepon terputus. Aku tidak bicara padamu" Jari Dongju menunjuk pada benda di telinganya, belum melepasnya usai menerima panggilan teman kelompok presentasinya

"Oh" Mulut Pemuda Manis itu membentuk bulatan, mendefinisikan 'imut' tanpa banyak kata

"Kau kesulitan memegangi tiang?" Tanya Dongju, walau dia tidak menemukan perbedaan tinggi mencolok antara mereka

"Ah ya, tanganku berkeringat jadi aku sulit memegangi tiang" Pemuda Manis itu memperlihatkan telapak tangannya

"Kau ingin melakukan presentasi kelompok?" Dongju memberi tebakan seadanya

"Bukan, aku ingin menemui orangtua dari pacarku" Orang ini lucu tanpa melakukan apapun, dan rona merah di wajahnya saat ini menebalkan kesan 'lucu' padanya

"Mereka mengajak bertemu denganmu di hari biasa?" Pandangan Dongju menilai kalau orang ini sebaya dengannya, dan dia dipusingkan jadwal presentasi pada hari ini

"Iya, mereka mengunjungi Seoul setelah menetap di Jepang selama beberapa tahun" Senyum orang ini tidak menyembunyikan rasa gugup juga khawatirnya

"Kau tidak kuliah?" Dongju masih memiliki anggapan kalau orang ini sebaya dan seharusnya disibukkan dengan jadwal yang tidak jauh berbeda darinya

"Aku sedang menyusun skripsi saat ini dan dosen pembimbingku memiliki urusan di luar kota hingga pekan depan, kupikir tidak masalah untuk mengambil nafas sebentar" Jawab orang di depannya, membuat Dongju melebarkan matanya.

Semula dia mengira orang ini adalah murid SMA akibat suara manisnya, lalu dia pikir orang ini sebaya saat melihat tampilannya, tapi orang ini merupakan seniornya?

"Kupikir, kau sebaya denganku" Komentar Dongju, Pemuda Manis memberi cengiran bagai anak kecil

"Mungkin saja, lagipula aku mengikuti percepatan kelas di SMP dan SMA" Dongju menebak kalau orang ini adalah pelajar tekun yang terlalu taat aturan

"Kutebak, kau sangat gugup saat ini" Entah, tapi beberapa murid percepatan kelas yang dikenal Dongju bukan orang yang pandai mencairkan suasana dan cenderung kaku

"Aku biasa saja kalau menghadapi orang baru, tapi ini kan orangtua pacarku" Benar juga, orang ini melakukan obrolan tanpa canggung dengannya sedari tadi.

Tebakan Dongju juga tidak salah karena bertemu dengan orangtua pacar tampaknya merupakan momen mendebarkan juga menakutkan bagi orang ini, hal yang tidak bisa dimengerti oleh jomblo sedari lahir macam Dongju.

"Kau memiliki penampilan anak baik" Dongju berujar tanpa minat, tidak yakin kalau itu akan membantu bagi orang di depannya

"Sungguh? Aku khawatir mereka tidak menyukaiku" Pemuda Manis memasang ekspresi cemas

"Kalau mereka menerimamu, itu adalah hal bagus. Kalau mereka menolakmu, dia bukan orang yang ditakdirkan denganmu" Dongju terkekeh, merasa ucapannya menggelikan dan sok dewasa

"Menyebalkan. Kau tidak pernah memiliki pacar, pasti" Tebakan orang ini tepat, dan Dongju mengangguk untuk membenarkan

"Memang" Balasnya dengan acuh, tidak menganggap status 'jomblo' atau 'tidak pernah pacaran' sebagai hal buruk

"Tuh kan" Wajah Pemuda Manis memberi delikan kesal tidak terbilang padanya.

Ekspresi itu menghilang karena pemberitahuan stasiun berikutnya, diganti raut cemas seperti sebelumnya.

"Jangan lupa untuk bernafas, Tuan-Percepatan-Kelas-yang-ingin-bertemu-orangtua-pacarnya" Dongju memberi nama panggilan sebagai hasil rangkuman obrolan mereka

"Dongmyeong" Samar, nyaris ditelan secara bulat oleh riuh suasana kereta

"Ah, Dongju" Mata Dongju menaruh fokus pada Dongmyeong, jadi dia tidak melewatkan satu hal pun dari Dongmyeong. Eh? Matanya menaruh fokus, apa?

Dongju sedang mengerjap saat kereta berhenti, tidak melihat Dongmyeong yang kembali menabrak tubuhnya (kali ini dari depan).

Lengan Dongju menangkap Dongmyeong dalam dekapan sebagai bentuk rasa terkejutnya atas sesuatu yang menabrak dan memberi beban tambahan padanya.

"Maafkan aku" Pemuda ini memiliki aroma apel hijau yang menyegarkan, Dongju membatin dengan posisi mereka yang begitu dekat

"Dongju-ssi, maaf lagi. Aku harus turun" Dongmyeong kembali membuka suara, jarinya menarik lengan pakaian Dongju agar dibebaskan

"Hati-hati di jalan" Tangan Dongju melepas tubuh Dongmyeong, mengujar dengan nada acuh tidak acuh

"Iya. Sukses untuk presentasimu" Balas Dongmyeong dengan senyuman ramah, memberi kesan 'teman lama' meski mereka baru saja bertemu.

Bibir Dongju membalas senyum, tapi mulutnya tidak terbuka untuk memberi balasan serupa yang mungkin dibutuhkan Dongmyeong.

Tubuh Dongmyeong melewati pintu kereta dan membaur diantara ramai orang, segera melenyapkannya dari pandangan tidak sopan Dongju.

"Pacarnya sudah mengajak bertemu orangtua" Dongju mengingatkan dirinya mengenai hubungan Dongmyeong dan sang pacar yang kelihatannya sudah serius

"Bagaimana kalau dia ditolak?" Tangan Dongju melayangkan tamparan di pipi, menyadarkan pikiran kacaunya.

Salahkan aroma apel hijau yang segar, salahkan tangan licin penuh keringat, salahkan suara seperti anak SMA.

Atau, salahkan Dongju yang tidak menemukan hal buruk dari semua itu dan mengesampingkan fakta kalau Dongmyeong memiliki pacar.

; Chapter 1, End ;

Unimportant Notes : Aku ngga yakin untuk menulis twincest atau alur cerita drama makjang (drama episode panjang yang biasa punya susunan keluarga ngga terduga dan riweuh), jadi ini ngga bakalan gitu kok.

(Judul belum pasti, dan menerima saran judul lain)

MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang