2nd Meet

356 65 12
                                    

: Dongju (Xion) x Dongmyeong :

Mata Dongju mengerjap cepat dengan tujuan mengurangi kantuk, sementara tangannya merapikan toples berisi permen atau barang lain di sekitar meja kasir guna mengurangi mood buruk akibat dirundungi bosan juga kantuk berat.

Akhirnya Dongju memiliki kegiatan lain untuk dilakukan saat seseorang mendorong pintu masuk minimarket, tatapannya terus mengarah pada pengunjung baru yang mengenakan tudung namun tidak memberi kesan mengancam atau berbahaya baginya.

Produk mi instan tinggal seduh juga satu botol minuman soda berada di meja kasir setelah pengunjung baru itu mengelilingi minimarket . . .

"Kau menjaga toko di waktu selarut ini?" Suara anak SMA yang pernah didengar oleh Dongju pada waktu lain, kereta listrik di jam siang sepekan lalu kalau dia tidak salah ingat

"Iya. Kau mengunjungi toko di waktu selarut ini?" Dongju melontarkan tanya balik selagi melihat Dongmyeong di depannya.

Tudung jaket tidak dianggur belakang kepala juga tidak menutupi separuh wajah, tudung itu berada di puncak kepala Pemuda Manis.

"Semacam itu, aku harus terjaga malam ini. Aku ingin merevisi skripsi sebelum menemui Dosen Pembimbing, siang nanti" Ucap Dongmyeong, menyadarkan kalau waktu ini sudah melewati tengah malam

"Oh" Respon Dongju dengan singkat, mengembalikan barang Dongmyeong usai memindai harga dan melihat total harga

"Aku menginap di tempat pacarku sekaligus minta bantuan darinya" Pipi Dongmyeong merona saat membicarakan Pacarnya, berusaha dia tutupi dengan menunduk dan mengambil dompet di saku jaketnya

"Pacarmu tidak memiliki bahan makanan?" Dongju tidak terburu mengusir Dongmyeong yang masih nyaman berhadap dengannya, tepatnya tidak ingin terburu menghilangkan rasa nyaman saat dia melihat Dongmyeong

"Iya, kami berencana untuk membeli bahan makanan dan mencoba resep masakan saat aku selesai bimbingan" Bocor Dongmyeong tanpa diminta

"Kedengaran menyenangkan" Respon biasa juga seadanya dari Dongju, tidak melibatkan antusias karena dia tidak memiliki pengalaman mengenai hal itu

"Tentu" Pandangan ragu Dongmyeong tidak dilewatkan oleh lirikan Dongju yang tengah menyimpan uang pada bagian kasir

"Kau memiliki masalah dengan Pacarmu, atau kunjungan orangtua Pacar tidak berlangsung menyenangkan?" Manik Dongmyeong melebar saat Dongju berujar.

Yah, Dongju bisa menduga kalau dia tidak istimewa dibandingkan banyak orang yang bertemu dan menerima keramahan Dongmyeong dalam satu pekan ini, teramat wajar Dongmyeong tidak mengingatnya.

"Darimana kau tahu, aku memiliki masalah dengan orangtua pacarku? Apakah aku pernah menceritakan padamu?" Nafas Dongju menghembus lelah saat Dongmyeong memberi pertanyaan itu dengan raut bingung

"Jangan menceritakan terlalu banyak pada orang tidak kau kenal, kalau kau tidak akan mengingat mereka" Tangan Dongju memijat pangkal hidungnya

"Aku hanya bermaksud ramah" Dongmyeong meraih mi instan juga botol sodanya, mengerucutkan bibir dengan lucu

"Pacarmu tidak dibelikan?" Tanya Dongju, tidak pandai melakukan basa-basi untuk memperpanjang pertemuan

"Tidak, dia belum pulang dari pertemuan dengan tunangannya" Senyum Dongmyeong terlalu tidak tulus dan menyakitkan untuk dilihat.

Dongju tidak memiliki pengalaman romantis sendiri, tapi setidaknya dia bisa memahami cerita Dongmyeong karena ada temannya yang memiliki cerita romantis serupa.

"Mau mengobrol dengan orang asing, lagi?" Tawaran Dongju direspon ekspresi berpikir Dongmyeong

"Iya, kupikir aku membutuhkannya" Jawab Dongmyeong

"Kau ini. Aku baru saja menegurmu sekian menit lalu" Kepala Dongju menggeleng tidak habis pikir, namun langkahnya meninggalkan meja kasir dan mendekati posisi Dongmyeong

"Permen buah?" Tangan Dongju terulur pada Dongmyeong

"Ini harus dibayar?" Dongmyeong bertanya disambut decak sebal Dongju

"Tidak, aku memberi secara gratis" Kata Dongju seraya mendudukkan dirinya di sebelah Dongmyeong

"Sungguh?" Binar senang Dongmyeong mengingatkan Dongju pada keponakan usia enam tahunnya

"Siapa yang tega memeras uang saat kau memasang mata sedih?" Kata Dongju, sibuk membuka kertas pembungkus permen batang di tangannya

"Kau memiliki sikap yang baik" Dongmyeong tidak menampilkan ekspresi tersinggung atas perkataan Dongju, fokus menunggu mi miliknya siap dimakan

"Hm" Respon Dongju dengan kesan tidak peduli

"Meski terkadang sikap baik saja tidak cukup untuk bertahan" Mata Dongmyeong menatap pada Dongju di sebelahnya, siap mengobrol dengan sosok yang tidak akrab baginya.

Sesi 'melakukan curhat dengan orang asing' berlangsung selama dua puluh menit karena ada pengunjung lain, Dongmyeong tersenyum tipis saat Pemuda Manis itu meninggalkan minimarket.

Dongju merasa baik karena senyuman tipis dari Dongmyeong, membuat dia tidak lagi canggung untuk bahagia dengan gagalnya hubungan Dongmyeong juga sang Pacar (silahkan rutuki si bodoh yang pemula dalam menyukai seseorang ini).

. (Chapter 2) End .

Aku pernah publish ini sampai selesai di tempat lain, dan baru sadar kalo aku nulis bagian sebelumnya sebagai chapter satu, bukan oneshoot (ngga perhatian banget akutu).

Visualisasi Dongmyeong di chapter ini kayak penampilan Dongmyeong pas latihan tim Raise Me Up atau 끌어줘, karena aku masih sulit move on dari tim itu (aku suka interaksi semua member). Kalo visualisasi Dongju, terserah aja, aku juga susah nyari visualisasi Dongju yang pas.

MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang