Sequel

304 39 10
                                    

: 'Meet' Sequel :

Dongju meralat pernyataan terakhirnya. Dia tahu ada hal lebih menyenangkan dari melihat Dongmyeong tersenyum padanya saat dia meninggalkan kampus pada sore hari, tepatnya saat Dongmyeong menerima perasaannya pada satu bulan setelahnya.

Lengkungan senyum enggan meninggalkan wajah Dongju, matanya melirik pada gerakan tungkai Dongmyeong demi membentuk satu irama sebelum dia mengembalikan pandangan pada wajah Dongmyeong yang memperhatikan dirinya entah sedari kapan.

Tatapan Dongmyeong masih mengarah pada Dongju selagi dia membentuk senyuman geli, merubah menjadi tawa kecil pada waktu berikutnya.

"Kau merasa senang karena aku menerima perasaanmu?" Pertanyaan Dongmyeong menerima anggukan yakin dari Dongju

"Iya" Dongju tidak menunggu waktu untuk memberikan balasan, tidak juga memiliki keinginan untuk melepas senyuman dari wajahnya

"Bibirmu tidak pegal? Kau tidak berhenti tersenyum sedari aku menerima perasaanmu" Ujar Dongmyeong, turut membentuk senyuman

"Tidak, bibirku baik saja" Mata Dongju tidak melepas atensi dari tawa kecil Dongmyeong usai dia memberi jawaban

"Seperti yang diduga, dari orang yang pertama kali mendapat pengalaman romansa" Komentar Dongmyeong hanya menerima senyuman kecil dari Dongju

"Apakah kau tidak merasa senang?" Dongju membuka mulut untuk meloloskan pertanyaan, mempertahankan senyum kecilnya walau dia melontar pertanyaan tidak menyenangkan

"Eh? Kenapa kau memiliki dugaan seperti itu?" Wajah Dongmyeong memperlihatkan ekspresi bingung dengan tulus, tidak memahami asal pertanyaan dari Dongju

"Hanya bertanya. Kau tidak tersenyum seringan yang biasa kau lakukan" Balasan Dongju masih menerima raut tidak mengerti Dongmyeong

"Kau biasa mengatakan hal tidak penting juga mengoceh dengan lucu selama perjalanan, tapi kau tidak mengatakan apapun hari ini. Aku tidak tahu aku harus tersenyum atau tertawa karena apa" Dongmyeong menjawab

"Ah" Mulut Dongju terbuka sebagai tanda dia memahami alasan Dongmyeong, melirik tawa kecil yang dilontarkan oleh Dongmyeong

"Lucu. Karena kau tidak sering tersenyum di depanku, jadi lucu untuk melihatmu tersenyum tanpa henti" Jelas Dongmyeong sebelum Dongju menanyakan alasan mengapa dia melontarkan tawa kecil

"Apakah aku lebih baik dengan tersenyum atau tidak tersenyum?" Tanya Dongju kembali menerima raut tidak mengerti Dongmyeong

"Uh, kenapa kau terus memberi pertanyaan dan membuatku berpikir sepanjang hari ini?" Gerutu Dongmyeong dengan ekspresi sebal setelahnya

"Aku menyukai ekspresi berpikirmu" Balas Dongju dengan senyum, tidak berbohong karena dia menyukai setiap ekspresi di wajah Dongmyeong.

Tentu selama Dongmyeong tidak memasang ekspresi mendung, juga bukan raut wajahnya saat seseorang mengabaikan atau melukainya seperti apa yang biasa ditemukan oleh Dongju pada awal pertemuan mereka.

"Keduanya kelihatan baik. Aku menyukaimu dengan senyuman juga tanpa senyuman" Dongmyeong membuka mulut untuk memberi jawaban, merendahkan tatapan karena ingin menyembunyikan wajah

"Apa kau sedang sakit? Wajahmu kelihatan merah" Bagaimanapun Dongju adalah pemula dan amatir dalam hal romansa, jadi dia membuat kesimpulan dan memandang khawatir pada Dongmyeong

"Tidak, aku tidak sakit. Bagaimana denganmu?" Wajah Dongmyeong terangkat, begitu juga jemari yang menuding Dongju tanpa peringatan. Gestur terburu juga merasa salah tingkah

"Aku sehat" Balas Dongju, biasa menerima tudingan jemari Dongmyeong pada wajahnya hingga dia tidak lagi terkejut

"Bukan. Aku tidak bertanya mengenai kondisi kesehatanmu" Dongmyeong menurunkan jemarinya juga kembali mengarahkan wajahnya ke bawah

"Heum?" Raut tidak mengerti singgah di wajah Dongju selama beberapa saat, sebelum dia melontarkan tawa geli dan melihat telinga kemerahan milik Dongmyeong

"Aku juga menyukai saat kau tersenyum maupun saat kau menunjuk emosi lain, semua raut wajahmu selain ekspresi sendu" Dongju merasa kalau ucapannya terkesan picisan

"Perkataanmu bukan seperti seseorang yang tidak memiliki pengalaman romansa" Komentar Dongmyeong, menunjukkan senyuman di wajahnya yang merona kemerahan

"Pengalaman karena aku hanya memiliki dua pasangan sebagai orang terdekat" Kata Dongju, ingat dengan empat orang yang membagi rumah sewa dengannya

"Kedengaran baik" Dongmyeong menghentikan langkah, menyadarkan kalau mereka berhenti di depan gedung apartemen dimana dia menetap

"Iya, karena aku memiliki kekasih saat ini. Tapi hingga kemarin, apa yang mereka lakukan kelihatan mengesalkan" Balas Dongju yang menerima anggukan paham dari Dongmyeong

"Aku sudah tidak memiliki ingatan mengenai 'pasangan kelihatan mengesalkan', tapi kau sering mengatakannya jadi aku pikir aku bisa memahaminya" Kata Dongmyeong dengan cengiran

"Seharusnya kalimatmu membuatku merasa kesal" Dongju membentuk senyuman, tidak jauh berbeda dengan cengiran Dongmyeong

"Aku akan masuk" Pamit Dongmyeong dengan menunjuk gedung apartemen di sisinya

"Istirahat, dengan baik" Nada ragu dalam perkataan Dongju menerima ekspresi tergelitik dari Dongmyeong

"Kau berusaha mengatakan, 'istirahatlah dan mimpikan aku'?" Dongmyeong memastikan, masih dengan senyuman geli di wajahnya

"Iya. Pasangan kekasih biasa mengatakan hal itu, hanya saja itu kedengaran picisan?" Kata Dongju, masih dengan ekspresi tidak yakin pada wajahnya

"Iya, mungkin saja iya" Anggukan dilakukan oleh Dongmyeong selagi dia melisankan perkataan bernada setuju

"Jadi, aku akan pulang" Lirikan Dongju mengarah pada jam di pergelangan tangannya, anggukan paham diperlihatkan oleh Dongmyeong

"Hati-hati di jalan. Jangan lupa untuk istirahat, juga mimpikan aku" Tatapan Dongju tidak melepas Dongmyeong yang meninggalkan dirinya dengan langkah terburu.

Baiklah.

Dongju masih berpikir perkataan itu picisan, namun dia berpikir rasanya menyenangkan untuk didengar dari seseorang yang disukai.

Atau, mungkin ini karena Dongju tidak memiliki pengalaman romansa dan mudah senang dengan hal paling kecil dari orang yang dia sukai.

Hal yang pasti, senyuman tidak meninggalkan wajahnya hingga dia bertemu dengan empat temannya dan menerima banyak pertanyaan dari mereka.

. (Sequel) End .

Sebenarnya yang mau dibikin sequel hampir ngga ada sih, tapi aku lagi kangen sama mereka berdua jadi aku nulis sequel nya.

Maaf karena sequel mengecewakan ya, aku punya idenya dari lama tapi ilang semua pas mau ditulis.

Makasih buat yang mengikuti cerita ini, ngasih vote, ngasih comment. Aku sayang kalian~~~

MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang