4th Meet

233 49 4
                                    

: ONEUS's Xion x ONEWE's Dongmyeong :

Dongju memperhatikan empat angka yang berdampingan di layar ponselnya, memberitahu kalau empat temannya di rumah sewa tidak hadir pada waktu yang mereka sepakati di grup obrolan.

Pandangan Dongju mengelilingi keramaian di lantai dua dari pusat perbelanjaan, memutuskan untuk mengunjungi toko makanan ringan selagi menunggu dua pasangan yang tiba entah kapan.

Tangan Dongju memegang dua kantung makanan ringan, dia menunjukkan gerakan tidak peduli dan mengembalikan salah satunya pada rak . . .

"Dongju?" Suara ringan seperti anak SMA menyapa pendengaran Dongju

"Kau disini?" Dongju menemukan Dongmyeong dengan keranjang berisi makanan manis saat dia berbalik

"Iya, aku tidak senang berdiam diri di rumah" Ekspresi Dongmyeong mengernyit tidak senang karena membayangkan dirinya berdiam di rumah

"Ah, aku juga" Balas Dongju dengan singkat

"Sungguh? Kupikir, kau tidak menyukai suasana ramai" Respon Dongmyeong, mengundang kernyitan Dongju

"Karena aku tidak pandai melakukan obrolan atau kaku dalam bersosialisasi?" Tanya Dongju, masih dengan ekspresi mengernyit di wajahnya

"Aku tidak mengatakan sesuatu seperti itu" Elak Dongmyeong dengan ekspresi panik

"Temanku biasa mengatakan hal itu" Dongju memberi respon tidak acuh dan meraih ponselnya, mencari posisi dari empat temannya

"Kau tidak marah?" Perlahan, Dongmyeong melontar pertanyaan seolah takut menyinggung perasaan Dongju

"Tidak, aku biasa merespon dengan nada suara dan ekspresi wajah seperti ini" Jawab Dongju

"Tapi aku tahu kalau kau adalah orang yang hangat" Senyuman cerah Dongmyeong menggelitik sudut bibir Dongju

"Ah, ini pertama kali aku mendengar perkataan itu" Kata Dongju seraya tersenyum tipis

"Kau mendengarkan ceritaku dengan baik, walau kau tidak mengenalku" Tatapan Dongmyeong mengarah telak pada Dongju.

Dongju biasa mendengar pujian atau ucapan baik dari temannya sebelum temannya meminta tolong, tapi dia menemukan ekspresi tulus dari Dongmyeong di depannya.

"Karena kau perlu seseorang yang mendengar ceritamu dengan baik" Balas Dongju, mempertahankan nada bicara yang datar

"Tapi kau menegurku untuk tidak bercerita pada orang lain" Bibir Dongmyeong mengerucut

"Aku menegurmu untuk tidak bercerita pada orang asing" Ralat Dongju seraya mengalihkan tatapan pada rak makanan ringan

"Orang asing adalah orang lain kan?" Kata Dongmyeong, tidak ingin kalah atau disalahkan

"Berbeda. Kalau orang lain adalah orang yang kau kenal juga mempedulikanmu, tidak masalah untuk bercerita padanya. Sementara orang asing adalah orang yang tidak kau kenal dan tidak mempedulikanmu" Dongju mengoceh panjang untuk membantah

"Dongju, kau berada di kategori pertama atau kategori kedua?" Pertanyaan Dongmyeong mendiamkan Dongju

"Entah" Dongju memikirkan dan mempedulikan Dongmyeong dari temu pertama, tapi itu bukan hal yang bisa dia katakan

"Kau adalah gabungan, aku mengenalmu dan kau tidak mempedulikanku" Ujar Dongmyeong dengan nada ringan

"Eum" Dongju tidak memasalahkan apa yang dipikirkan oleh Dongmyeong dan berjalan menuju kasir

"Tapi kalau kau tidak peduli padaku, kau tidak mungkin mengejarku dari kedai kan?" Langkah Dongmyeong bersisian dengan Dongju

"Apa?" Tanya Dongju, memberi sikap berpura tidak mengerti juga berpura tidak mengingat saat itu

"Kalau kau tidak peduli padaku, kau tidak menawarkanku untuk cerita padamu usai aku bertemu Junyoung-Hyung dan tunangannya" Barisan empat orang menahan Dongju menyelesaikan obrolan mereka

"Kau menyakiti dirimu dengan mengingat pertemuan itu" Perkataan Dongju menimbulkan senyum dari Dongmyeong

"Lihat, kau mempedulikanku" Dongju menoleh dan melihat ekspresi cerah Dongmyeong

"Iya, aku mempedulikanmu dari temu pertama kita" Jujur Dongju pada akhirnya, menemukan hening walau Dongmyeong tidak memasang ekspresi canggung

"Temanku di internet mengatakan sesuatu mengenai pertemuan" Ucapan Dongmyeong mengingatkan Dongju pada perkataan Kiwook

"Sekali temu adalah kebetulan, dua kali temu adalah kebetulan yang terulang, dan ketiga mungkin saja takdir" Lanjutan Dongmyeong hanya menerima respon berkedip dari Dongju.

Dongju tidak memiliki pengalaman terkait romansa dan tidak pernah ingin tahu kebenaran dari mitos romansa, tapi saat ini dia merasa tertarik pada mitos ini.

"Lalu?" Tanya Dongju mengundang senyuman tipis dari Dongmyeong

"Kalau kita memiliki pertemuan lagi, boleh aku menganggapmu sebagai takdirku?" Dongmyeong bertanya dengan suara manis

"Kenapa kau tidak boleh?" Balas Dongju, berusaha payah untuk menahan senyum yang menyakiti otot wajahnya.

Sebagai orang tanpa pengalaman romansa juga si bodoh yang pernah menyukai pacar dari seseorang, tentu saja Dongju merasa senang dengan perkataan Dongmyeong.

"Karena di pertemuan ketiga pun, aku masih memiliki rencana untuk bertemu dengan Junyoung-Hyung" Kata Dongmyeong dengan suara pelan

"Dongmyeong, kau menyayangi Junyoung-ssi?" Tanya Dongju, berulang kali mendeham untuk meringankan perasaannya karena Dongmyeong masih menemui Junyoung juga tidak mengingat temu pertama mereka

"Tentu, aku menyayanginya" Nada tidak ragu Dongmyeong bisa didengar, walau volume suaranya pelan

"Jadi kau seharusnya bahagia karena kau akan bertemu dengan orang yang kau sayangi" Kata Dongju, pandangan Dongmyeong mengarah padanya

"Mungkin kita ditakdirkan sebagai orang asing" Lelucon tidak lucu Dongju memperburuk senyum dipaksakan pada wajahnya

"Dongju" Panggilan Dongmyeong membuat Dongju menoleh padanya, setelah dia meletak satu kantung makanan ringan juga kaleng minuman yang dia ambil seadanya di meja kasir

"Aku pergi duluan, teman-temanku sudah menunggu" Pamit Dongju tanpa menunggu balasan Dongmyeong, merasakan getaran dari ponsel yang dia simpan di saku pakaian.

Dongju yakin dia seharusnya merasa baik dengan Dongmyeong ingin bertemu orang yang dia sayang juga dia pedulikan, tapi dia bersikap abai pada adegan romantis dari dua pasangan di sisinya.

Kiwook menjadi orang yang tidak kelewat menyebalkan pada hari ini, dia memilihkan satu pilihan film aksi daripada beberapa pilihan film romansa juga merangkul bahu Dongju dalam diam (tidak cerewet seperti biasa).

. (Chapter 4) End .

Mungkin karena bagian ini ditulis berjauhan waktu dengan bagian sebelumnya, jadi rasanya lumayan beda dan banyak kurangnya. Maaf ya.

Kalau ngga ada halangan, pekan depan aku akan publish bagian kelima alias bagian akhir 😀

MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang