Taehyung melirik potongan pesan tersebut dan membaca rentetan kalimat pada layar smartphone Rian yang menyala. Pemuda itu lantas terkesiap menegak saat memastikan benar isi pesannya sebelum benda canggih persegi panjang itu mati.
Ibu :
Rian? Dimana kau? Dokter bilang kau sudah mendapat pendonor jantung, pul...
Yang ada di otak Taehyung sekarang adalah kesimpulan isi pesan dari ibu Rian yang menanyakan keberadaan putrinya. Taehyung tersadar setelah berpikir untuk mencerna setiap kata disana. Rian adalah pasien rumah sakit. Dan untuk pendonor jantung, Taehyung tidak yakin jika gadis itu sakit pasalnya dia terlihat cukup bahagia melihat bintang laut yang ada di bibir pantai.
Kehendak Tuhan memang tidak pernah bisa dielak. Namun, jika semua itu benar nyatanya. Taehyung tak akan membiarkan gadis manis seperti Rian sekarat di luar sendirian.
Dapat dilihatnya Rian yang sedang berjalan menuju Taehyung. Gadis itu tersenyum sangat lebar sembari berteriak seberapa banyak bintang laut yang ia lihat baru saja. Taehyung semakin tidak mengerti manakah yang harus ia percayai, dirinya sendiri atau ibu Rian dan isi pesannya.
Gadis itu berjalan semakin dekat-surainya bergerak kesit karena tiupan angin. Taehyung kembali terkesiap saat smartphone Rian kembali bergetar. Dengan cekatan Rian menyahut smartphonenya yang ada di samping Taehyung. Membaca isi pesan masuk dan beberapa panggilan tidak terjawab disana.
Taehyung mengalihkan pandangannya ke hamparan laut. Meski hatinya terus berdoa agar gadis itu mau bercerita bahwa apa yang ada di pikirannya sekarang tidak lah benar. "Dari tadi bergetar terus. Sepertinya ada pesan," ucapnya datar sembari menyipitkan mata berganti menatap langit di atas kepalanya.
Dengan sigap Rian membuka belakang smartphone secara kasar. Membuat Taehyung yang tengah menikmati birunya langit mengalihkan seluruh atensinya pada gadis itu. Rian mengambil kartu nomor dan memotongnya menjadi dua bagian dengan tangan kosong sebelum melemparnya ke tengah laut.
Taehyung bangkit dan menarik lengan kecil Rian dengan suasana hatinya yang kacau. "Kau kenapa! Ayo kita pulang!" tanpa sadar Taehyung semakin meninggikan suaranya. Tidak pernah sekalipun Rian berpikir bahwa Taehyung juga akan berteriak dirinya selain ibu. Taehyung pun begitu, dia tidak pernah berpikir akan berteriak di depan gadis lembut seperti Rian. Dia hanya melakukannya secara tidak sadar.
"Tidak mau!" Rian merosot saat melepas pegangan tangannya pada kruk hingga lutut gadis menyentuh pasir yang menghangat karena sinar matahari. "Tidak bisa-" lanjutnya melemah.
Tanpa gadis itu ceritakan pun Taehyung sudah bisa mengambil kesimpulan gilanya setelah melihat Rian ketakutan seperti ini-bahkan melemas di depannya sendiri. "Kau bisa main kerumahku kapan-kapan. Akan kuberitahu alamatnya. Jadi sekarang ayo kembali. Aku akan mengantarmu lagi,"
"Bisakah kau berjanji untuk mengunjungiku?"
"Kerumahmu?" Taehyung hanya ingin gadis itu menjelaskan semua dari mulut Rian sendiri. Maka itu dirinya berpura-pura masih tidak mengetahui apapun. Meski dirinya akui cara itu juga mampu menjadi dasar eratnya hubungan mereka. Setidaknya Jin Rian sudah bisa mempercayai Kim Taehyung atau bahkan menangis di pundaknya. Nyatanya gadis itu jauh lebih kuat daripada pemuda seperti Taehyung yang mudah merasa tersentuh.
"Bukan. Kerumah sakit,"
Mustahil sekali jika kesimpulan dalam hatinya bahwa Rian tidak sakit adalah benar. Taehyung hanya mengangguk sebagai jawabannya dan membawa Rian pada sebuah dekapan hangat di bawah langit dan cahaya matahari yang menyorot pada keduanya.
Kapanpun dimanapun Taehyung ingin selalu menjaga gadis itu dengan kehangatannya sendiri. []
YOU ARE READING
PHOEBUS ✔️
Fanfiction❝Deep down in my heart i know that maybe i should just let you go❞ Created : Tue, 10/07/18