Bab 6 : Rasa

121 26 12
                                    

(Namakamu) memakirkan motor bebeknya. Kemudian berjalan menuju koridor, seperti biasa berpuluh-puluh pasang mata akan menatapnya aneh, kecuali para laki-laki yang justru terpesona dengannya. Ini sudah menjadi pemandangan biasa selama beberapa bulan akhir ini. Ya, sejak (Namakamu)bersekolah disini. (Namakamu) hanya mampu tersenyum ramah pada setiap murid yang terlihat menyapanya.

Di ujung koridor terlihat sesosok laki-laki yang baru-baru ini menjadi buronannya. Tanpa menghiraukan orang lain ,
(Namakamu) berlari untuk menemui Iqbaal yang sedang duduk sambil membaca bukunya.

"Hai baal."(Namakamu) menyapa Iqbaal sambil melambaikan tangan, dan menyunggingkan senyum manis andalannya.

Iqbaal menengadah melihat posisi (Namakamu) yang berdiri di hadapannya.

"H-hai." Iqbaal membalas senyum (Namakamu).

'Astagfirulah hal adzim, manis banget! semanis aku.'

"Ehm, lo udah beli kacamata baru?"

"Ya, seperti yang kamu lihat."

"Nanti siang bisa ketemu di parkiran?"

"Buat apa?"

"Kan gue belum maafin lo, pas lo njatuhin hp gue di mall. Lo kira gue orangnya pemaaf? nanti gue kasih syarat ke elo." (Namakamu) menekuk bibirnya.

"Eh iya, aku lupa. Nanti sepulang sekolah?"

"Sehabis maghrib." jawab (Namakamu) ketus.

"Kok maghrib, katanya siang?"

"Nah itu lo juga tau, lo bego apa oon sih?" (Namakamu) menonyor kepala Iqbaal.

💦💦💦

Bel pulang sekolah sudah bunyi sejak 5 menit yang lalu, (Namakamu), Anne dan Norma, sedang berjalan di koridor menuju tempat parkir sekolah. Biasanya Anne dan Norma akan di jemput dengan sopir pribadi mereka.

"Lo naik motor lagi (Nam)?"

"Iya Ma, lagian siapa yang mau jemput gue, papa sibuk kerja, sopir pribadinya udah tua, kalo ganteng kaya Iqbaal CJR mah gue mau setiap hari dijemput."

"Ngayal lo, mana mungkin orang ganteng mau jadi sopir." Ujar Anne.

"Eh gue lagi ada janji sama Iqbaal. Gue gak bisa nemenin kalian buat nunggu jemputan, maaf ya."

"Janji apaan lo sama Iqbaal?" kening Norma berkerut.

"Kepo anda."

(Namakamu) meninggalkan Anne dan Norma yang masih terbengong. (Namakamu) mempercepat langkahnya menuju parkiran. Tanpa dicari (Namakamu) menemukan Iqbaal yang sedang duduk di bangku dekat dengan motornya. (Namakamu) menghampiri Iqbaal sambil merogoh saku roknya untuk mengambil kunci motornya.

"Nih bawa." (Namakamu) menyerahkan kunci motornya kemudian menatap Iqbaal yang keheranan .

"Maksut kamu apa?"

"Bawa motor yang itu. Masih ngga ngerti lo?" (Namakamu) sedikit membentak Iqbaal sambil menunjukan yang mana motornya.

"Ini syaratnya?"

"Bukan gue kasih tau nanti, tapi janji dulu!" (Namakamu) mengangkat jari kelingkingnya.

"Janji apa?"

"Udahlah janji dulu."

Iqbaal mengangkat kelingkingnya dan kemudian kelingking mereka berdua bertautan.

"Sip. Janjinya, lo harus nurutin kemauan gue hari ini. Berhubung pulang awal dan ini masih jam 11, lo kerumah gue."

"Buat ap-"

HOPE with Idr (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang