Dion dan ceritanya di bekang karin

7 0 0
                                    

Jogja 2015

Aku tau ini keputusan yang sangat besar dan aku tahu resiko yang akan ku terima namun mau bagaimana lagi desakan ibu dan bapak membuatku harus mengambil jalan ini usia ku memang baru 27 tahun dan aku masih koas belum menjadi seorang dokter, aku akui aku belum mapan namun bapak dan ibu yang memiliki saham besar di rumah sakit membuatku tak usah khawatir dengan masa depanku.

Impian ibu dan bapak padaku hanya satu selain menjadi seorang dokter meneruskan bapak aku pun slalu di tungtut untuk segera menikah kesehatan dan kondisi bapak membuat ibu keras menuntut ku semakin sering banyak aku lalui pertengkaran hingga satu titik aku mulai menyerah.

Yang membukakan pintu tadi dia adalah Hilya kaka ttingkat ku ketika kuliah dia seorang dokter kandungan yang sudah bekerja di rumah sakit bapak, bapak senang padanya dan terjadilah pernikahan ini

Aku tahu,,,ini menyakitkan bagimu karini namun aku pun tak bisa trus memaksakan kehendak aku bisa saja mengajak mu menikah dengan ku namun aku tak memiliki keberanian untuk meghancurkan impian mu sebagai seorang balerina kompeten,menghacurkan study s2 mu di tengah jalan

"kapan kamu menikah?"

"Dua tahun lalu"

"baerati saat aky tengah kuliah di amerika?"

"ya pernikahanku 5 bulan setelah kamu berada di amerika"

"kenapa tidak jujur"

(menangis)

"karena ini akan menyakitimu dan menggangu study kamu"

"hari ini, minggu lalu, bulan yang sudah terlewat setelah aku kembali dari amerika kamu masih berbohong"

(teriak ku sambil menamparnya)

"aku gak bisa bohong kalo aku gak bisa kehilangan kamu,,karin percaya sama aku,tunggu aku 3 sampai 4 tahun lagi Dzira masih kecil dan butuh aku,,aku janji setelah usia Dzira 6 tahun aku akan menceraikan Hilya, kita buat pernikahan impian kita, kita tinggalkan semuanya aku akan bekerja di singapura dan kamu akan ikut denganku,kita hidup di sana,kamu mau kan?

(memegang wajahku dan mengusap air mataku)

Terdiam untuk sejenak dengan apa yang aku dengar dengan semua yang aku lihat dan dengan apa yang menimpaku ini terlalu berat hingga aku tak bisa berfikir tangisku semakin memuncak, dion masih memeluku dengan erat namun kini aku merasakan tak ada lagi dion dalam hidupku, aku tak bisa merasakanmya dalam pelukan nya dan satu hal yang kini memberiku tenaga untuk melepas pelukan nya wajah mungil anak perempuan yang akan hancur hidupnya bila ia menjad korban dari perceraian dan aku adalah orang yang begitu jahat telah membuat hancur hati seorang anak

"lepaskan aku,,ku kembalikan cincin ini,kamu salah bila melepaskan pernikahan dan sumpah terhadap tuhan saat menikahi dia,,kembali padanya ada anakmu dan istrimu buat mereka bahagian cukup aku yang mengalah"

"aku gak mau kita putus ingat 8 tahun kita bersama karin"

"biar 8 tahun hilang jangan biarkan anakmu yang hilang,,aku pergi jaga mereka"

Aku berjalan bersama tangis yang tak bisa aku bendung lagi,meninggalkan dion yang masih berdiri mematung dengan cincin yang telah aku berikan oadanya cincin yang ia sematkan 3 tahun lalu saat aku berangkat ke amerika, meninggalkan semua kenangan bersamanya, dia bukan milikiku dan tak pernah jadi miliku dan itu jawaban untuk 8 tahun bersama.

Aku melaju dengan kecepatan tak menentu sangat lambat sangat kencang dan terkadang berhenti di tengah jalan menahan tangis dan sakit hingga aku tak lagi dapat mengkontrol mobilku, tanpa arah aku membawa mobil ini melaju selama kurag lebih satu jam aku benar benar tak tahu aku dimana hingga aku lihat sebuah truk yang melintas di depan ku secepat kilat aku injak pedal rem dan bating stir ke kiri menghindari truk itu namun ternyata aku kini berada dalam ketidak seimbangan mobil yang aku stir kehilangan keseimbangan nya dan menabrak penghalang jalan dan terjun ke sebuah semak semak yang sangat dalam.

Aku masih sadar saat alarm mobil tanda bahaya terdengar dengan tenaga yang masih tersisa aku berusaha keluar dari badan mobil ini sebelum mobil ini terbakar pening yang kurasakan di kepala juga pelipis yang mengeluarkan darah segar menghalangi pandangan ku untuk mencari jalan hingga akhirnya aku terprosok pada sebuah akar yang licin dan membuatku jatuh terpental dan berguling guling ke bawah.

karina,,,masih ada cahaya untuk esokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang