Chapter 5

334 48 4
                                    

"Wonwoo, yang akan menjadi calonmu."

Yuju semakin kesal, "K-kenapa?"

Wonwoo bergumam pelan tidak percaya namun masih terdengar oleh Seungcheol. Putra Choi itu dengan santainya mengambil alih permainan ludo yang seharusnya giliran Wonwoo, "Hmm begitulah."

Yuju menundukkan kepalanya, ia tak percaya orang tuanya sudah memutuskan siapa calonnya. Ia bersikeras tak ingin dijodohkan, ia belum siap.

Situasi di ruangan itu hening hingga suara ragu Wonwoo memecahkan suasana, "Kenapa secepat itu, Bibi?"

"Kau belum tahu?" Tanya Seungcheol melirik ke arah Wonwoo.

"Tanyakan orang tuamu, Wonwoo-ya," lanjut Nyonya Choi tersenyum hangat kemudian melanjutkan kegiatannya.

Tiba-tiba Yuju bersuara, "Itu tidak akan terjadi."

"Kalau begitu Jungkook?" Tawar Seungcheol dengan santai.

Mendengar kakaknya yang tidak berada di pihaknya, gadis itu refleks meninggikan suaranya, "Aku tidak akan menikahi siapapun!"

"Yuju-ya,"

"A-aku hanya ingin menikahi orang yang kucintai dan mencintaiku," lanjut Yuju sukses membuat Wonwoo menoleh ke arahnya. Lirihan Yuju menyadarkan Wonwoo, pria itu tahu bahwa ia belum serius benar akan Yuju.

Yuju pergi ke kamarnya dan segera menutup pintu kamarnya lantang, BRAK!

Sudah menjadi hal yang lumrah bagi Nyonya Choi dan Seungcheol melihat anak gadis satu-satunya di rumah itu, mereka hanya menggelengkan kepala.

Akan tetapi, bagi Wonwoo menatap Yuju uring-uringan membuatnya merasa bersalah. Perasaannya campur aduk.

Senang, bingung, gelisah semua menjadi satu. Wonwoo senang karena akhirnya ia yang terpilih, bingung karena mengapa begitu tiba-tiba, dan gelisah karena Yuju.

"Maafkan Yuju, Wonwoo-ya. Ia memang selalu begitu, kau bisa menyusulnya ke atas. Bawakan ini," kata Nyonya Choi ikut duduk di ruang keluarga dengan menyuguhkan makanan di hadapan Seungcheol juga Wonwoo.

"Apa tidak apa-apa, Bibi?"

Nyonya Choi mengangguk mengiyakan pertanyaan Wonwoo, "Pergilah."

Wonwoo menaiki anak tangga menyusul ke kamar Yuju sambil membawa piring yang berisikan sayap ayam juga minuman kecil, langkahnya terhenti ketika Seungcheol memanggilnya, "Wonwoo-ya, jangan berani macam-macam."

"Khe, baiklah."

***

Eunha terbangun dari tidur lelapnya. Ia lupa bahwa ia mendapat tugas khusus dari Guru Dam yang harus diselesaikannya dua hari lagi. Gadis itu menghela napas berat,

Pekerjaannya masih cukup banyak, ia lupa telepon selulernya dalam mode pesawat sejak tadi. Eunha tak boleh bermain dengan gadgetnya jika ia ingin terus fokus.

Pantas saja Yuju tak bisa menghubungi sahabatnya ini, rupanya ia sibuk.

Eunha menguap dan melihat jam telah menunjukkan pukul 3 sore. Lantas ia segera melesat ke kamar mandi untuk menyegarkan dirinya kemudian melanjutkan pekerjaannya.

Love Whisper [ PENDING ]Where stories live. Discover now