Part 1

67 8 4
                                    

Posisiku sekarang lagi diAlfamart dekat dengan kompleks perumahanku. Yahh, aku kelaparan dan stok makanan snack dikulkasku habis, terpaksa mau gak mau aku keluar.

Selain benci mantan. Keluar rumah malam-malam juga hal yang paling aku benci.

Aku mengecek belanjaanku. Takutnya ada yang kurang, aku kan gak mau penyesalan diakhir.

Oreo udah

Coklat udah

Yogurt cimory udah

Chitato udah

Qetela udah

Lays udah

Biskuit roma udah

Nabati richeese udah

Buavita udah

Buah apel udah

Tinggal satu lagi "ice cream". Kubuka lemari ice cream, tapi sebuah tangan tiba-tiba menyentuhku.

Mungkin secara bersamaan tak sengaja ia juga ingin membuka lemari ice itu. Ya gitu deh.

Langsung kuhempas tangannya. Dan aku mendengar ia bilang sorry.

Wahh suaranya mengingatkan aku...
Langsung aku menoleh dan ia juga menatapku.

"Lo yang pernah putusin gue 3 tahun yang lalu kan?" ucapku bersemangat.

"Yang alasannya lo mutusin gue karna gue makin lama makin jelek kan?" jawabnya dengan ekspresi wajah yang ingin tertawa.

Sontak aku langsung tertawa. Lelaki yang pernah aku cintai ini juga tertawa.

Lucu bukan? Tidak ada kemarahan dan kebencian diantara kami.

"Wah kok lo sekarang ganteng ya"

"Gue memang ganteng, lo aja yang mutusin gue pake alasan bilang gue makin jelek. Padahal ganteng gue gak pernah berkurang" ucapnya sambil memalingkan wajahnya.

"Gue gak mau definisi 'mantan akan terlihat lebih ganteng setelah putus' itu benar" kali ini ucapanku membuat wajahnya kembali menatapku

"Makanya dulu putus gue pake alasan gue bilang lo makin jelek, supaya lo jelek gak makin ganteng. Ucapan kan doa" ucapku sambil tertawa.

Dia hanya menghembuskan nafas nya.

"Lo ada penyesalan gak?"

"Ada"

"Lo pasti nyesal karna udah putus sama gue"

"Nyesal kenapa harus jumpa lo lagi"

"Aish, dari dulu emang gak pernah berubah ya" desisnya.

Aku tersenyum dan aku segera mengambil ice cream tadi. Ia juga begitu. Aku mengantri dikasir, yahh dibelakangku dia.

Saat giliranku membayar, ia langsung menyodorkan kartu kreditnya kepelayan kasir. Aku meliriknya, Ia bilang "Gue yang bayar"

Waw tidak akan aku tolak!

Aku tersenyum "Makasih, gue jadi hemat"

Aku menunggu dia yang lagi membayar ice cream nya dikasir. Setelah siap membayar aku dan dia keluar dari Alfamart.

"Anterin gue pulang ya" pinta ku padanya.

Dia mengangguk tidak merasa keberatan.

Dia sudah siap dengan motor gedenya. "Lo gak lupa cara naik motor kan?" tanya mengingat kejadian 3 tahun yang lalu.

Flashback of

Dulu aku dan dia masih kelas 2 SMP. Saat itu Rangga pertama kalinya mengantarkan aku pulang setelah sebulan kami pacaran.

Rangga berulang kali bilang kata 'naik Aqilla' dengan begitu lembutnya.

Mungkin 10 kali.

Wah begitu sabar nya pacarku (dulu) ini.

Aku menghembuskan nafas "Aku gak tau gimana caranya naik motor ini" ucapku sambil menunjuk-nunjuk motor gede Rangga.

Rangga melepaskan helm nya. Ia meremas sendiri rambutnya. Kenapa tidak meminta bantuku juga?

Ia seperti orang yang lagi frustrasi. Dan menepuk jidatnya dua kali. Baru kali ini aku melihat dia sebegitu frustrasi nya.

Wah. Sayang sekali handphone ku batre nya habis. Tidak bisa mengabadikan momen langka ini. Kalo aku bisa merekam Rangga yang lagi seperti itu, aku bisa menunjukkan pada sahabat ku Debby.

Ia turun dari motornya "kenapa kamu gak bilang dari tadi sih" ucapnya pelan. Ia langsung menggendong ku buat naik dimotornya. Lalu dia pun naik dan memasang helm dikepala nya.

Aku tidak memakai helm. Dia bilang belum belik kalo gak ada yang minta. Ish.

Di perjalanan aku tidak bisa berhenti bernyanyi. Bolehlah aku sedikit pamer menunjukkan padanya kalo aku punya suara yang cempreng.

Semua lagu yang kuhafal kunyanyikan. Contohnya, balonku ada 5, cicak-cicak didinding, potong bebek angsa, dan lagu anak lainnya yang kuhafal.

Dia bertanya membuatku berhenti bernyanyi.

"Kok kamu gak tau sih naik motor?"

"Kebiasaan dari dulu selalu naik mobil"

"Jadi ini pertama kali nya kamu naik motor?"

"Ya. Dan pertama kali nya kamu yang ngajak aku naik motor"

"Peluk aku sekarang" pintanya

"Jangan bilang kamu gak tau juga caranya peluk orang ya"

Aku mencubit perutnya, ia sedikit meringis. Lalu aku langsung memeluknya.

Flashback on

Aku langsung naik diatas motornya dengan menggandeng belanjaanku, agak susah. Tapi akhirnya bisa juga naik "Gue gak bakal lupa lo yang ngajarin" ucapku. Dia langsung menjalankan motornya.

"Lo juga gak lupa kan gimana caranya peluk orang?" tanyanya sukses membuatku menelan ludah.

"Ck jangan nyarik kesempatan buat dekat lagi"

"Kok lo gak nyanyi?" tanya nya lagi.

"Males"

"Yahh jangan berubah dong, gue kan kangen suara cempreng lo" ucapnya sendu.

"Ternyata suara cempreng gue yang lo kengenin gue nya enggak" ucapku. Dan begitu juga sampai dirumah. Rumahku tetap sama seperti dulu bahkan dia masih ingat.

Aku turun dan menggengam belanjaanku. "terimakasih" ucapku tersenyum menampilkan gigiku.

Dia mengangguk tersenyum sambil mengacak rambutku "Gue pulang, salam buat orang tua dan Opa Oma lo, dari Rangga yang pernah mencintai lo"

Aku mengedipkan mata dan dia langsung pergi meninggalkan aroma farfumnya yang lengket dibajuku.

🌷







Tolong tinggalkan jejak vote kalian setelah membaca:))

AQILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang