"Gue samperin Gilang dulu ya Deb, dia marah sama gue. Entar gue ceritain"
Debby mengacungkan dua jempol nya. Dan aku berjalan menuju kelas Gilang.
Aku berdiri didepan pintu dikelas Gilang. Benar saja sekarang Gilang lagi bersama teman-temannya. Gilang gak akan kekantin kalo gak bareng aku. Katanya kalo dia kekantin tanpa aku nanti banyak cewek genit yang dekatin dia, dia takut aku nanti cemburu. Ah pede nya kamu Gilang.
"Gilang" aku memanggil namanya. Tapi yang dipanggil siapa yang melihat yang lain, bukannya nama Gilang dikelas 12 Ips 1 cuman satu?
Merasa tidak direspon, aku masuk kekelasnya menghampiri tempat duduknya. Aku menopang daguku dibahu nya. Teman-temannya langsung keluar, jangan heran. Teman sekelas Gilang sudah mengerti jika aku datang kekelasnya deluan berarti ada masalah. Dan Gilang sudah memberi peringatan pada teman sekelasnya jika aku menghampiri Gilang dikelas semuanya harus keluar hanya ada boleh aku dan dia dikelas. Egois bukan?
Kelas sudah sepi barulah ia membuka suaranya "Apa? " tanyanya dengan nada ketus.
Aku langsung duduk didepan dia "Maaf" ucapku dengan wajah yang disedikit sedihkan.
Dia mengangguk dan menarik tanganku sampai keluar kelas baru dia menggiringku menuju kantin.
Sampai dikantin aku duduk ditempat makan khusus Gilang.
"Kamu belum makan kan?" tanya nya. Dan aku mengangguk senyum.
"Aku udah"
'Aku gak nanyak' batinku
"Sebentar ya aku belikan kamu makan, jangan pergi ninggalin aku" ucapnya seraya berjalan membelikkan aku makan. Sebenarnya dia tidak akan mau berjalan membeli makan dan mengantri disitu, biasanya dia akan menyuruh siapa saja untuk membelikan makanan. Tapi aku akan menolak makan jika dia menyuruh orang untuk membeli makanan. Alhasil dia pasrah dan membelinya sendiri.
5 menit dia datang dengan membawa 1 mangkuk bakso dan 1 jus jeruk.
"Makan cepat bentar lagi bel" perintahnya. Aku mengangguk dan langsung menyantap makananku. Tapi dia memperhatikan aku yang sedang makan. Hah, aku tidak suka diperhatikan saat makan.
"Mana handphone kamu?" tanyanya sukses membuatku hampir tersedak.
"Buat apa?"
Dia sedikit mengernyitkan dahi "Tumben kamu nanyak gitu, biasanya juga langsung ngasih"
Tidak mau dicurigai sama dia, aku langsung mengambil handphoneku disaku rok.
"Nih" ucapku sambil menyodorkan handphone kedia.
Entah apa yang dia lihat dihandphoneku, mungkin melihat pesanku diline, diwhatsapp, diig, sampai kontak handphone juga dilihat, untung saja nama-nama cowok udah aku samarkan menjadi nama cewek.
"Udah aku masukkan kontakku yang baru, nanti aku telpon" ucapnya sambil memberi handphoneku.
Aku mengangguk "Kamu handphone baru ya?"
"Iya. Dan aku banting handphone lagi"
Aku sedikit menunduk, dia pasti membanting handphone nya karna aku. Sudah 35 kali dia membantingkan handphone dan menggantinya dengan yang baru. Biasalah anak orang kaya.
"Balik kelas yuk" ajakku karna makananku juga sudah habis. Kami pun langsung berjalan meninggalkan kantin. Gilang mengantarkanku sampai dikelas.
"Aku balik yaa" ucap Gilang setelah mengacak rambutku.
Aku masuk kekelas, tidak ada Debby. Aku duduk sendiri ditempatku, tapi tiba-tiba geng the gril's yang beranggotakan 5 orang itu menghampiriku. Aku hanya memainkan handphone tidak merespon kedatangan mereka.
"Oh jadi ini gebetannya Gilang" ucap Siska ketua digeng itu.
"Iya yang masih nolak kalo Gilang nembak dia, cantik aja masih rata-rata KKM (Kecantikan Kurang Maksimal)" jawab angel salah satu digeng.
"Masak yang kayak gini jadi Primadona sekolah, cantik juga Siska" ucapan Tiara itu sangat menohok hatiku.
Aku masih setia memainkan handphone tanpa perdulikan mereka, walau kupingku sudah panas mendengarnya. Biasanya aku akan melawan tapi biar dulu hari ini mereka menang. Mengalah bukan berarti kalah.
Siska mendekat ke aku, berbisik ditelingaku "Gue bilangin ya primadonanya sekolah kalo lo gak suka sama Gilang yaudah lepasin dia, kasih dia buat gue yang benar-benar mencintai dia" ucap Siska lalu dia pergi bersama teman-temannya.
Jujur ucapan Siska benar, tapi aku gak pernah menggenggam Gilang. Bahkan setiap Gilang nembak aku selalu kutolak, bukannya itu sudah kode bahwa aku tidak ada rasa padanya. Tapi Gilang gak pernah berhenti mengejarku.
Debby tiba-tiba datang mengagetkan aku "Woii"
Aku kaget memegang dadaku. Dia hanya ketawa.
-----------________------------________-----------
"Gue pulang luan ya, supir udah nunggu" ucap Debby yang langsung lari.
Aku keluar dari kelas, sudah ada Gilang yang setia menungguku. Gilang langsung menggenggam tanganku "takut kamu lepas" ucapnya, aku hanya tersenyum.
Sampai diparkiran Gilang ingin membukakan pintu mobilnya untukku. Tapi seorang cowok memanggil namaku.
"Aqilla"
Aku dan Gilang melihat dia.
Keadaan sangat darurat!
Kenapa sih datang disaat yang gak tepat!
Oh Tuhan tolong aku!
Lelaki itu langsung menghampiriku dan Gilang.
"Pulang bareng gue yuk naik motor bremm..bremm..brembremm" ucap Gilang seraya memperagakannya.
"Lo siapa?" tanya Gilang padanya.
Tatapan Rangga sekarang pada Gilang "Aishh gue sampai gak sadar ada cowok juga"
Rangga menjulurkan tangannya pada Gilang
"Gue Rangga, orang yang pernah dicintai Aqilla" ucap Rangga berbangga.Gilang membalas uluran tangan Rangga "Gue Gilang, orang yang sekarang dicintai Aqilla" ucap Gilang lebih penuh kebanggaan dan melepaskan tangannya.
Rangga menatapku lekat, aku tau dari matanya tersorot tatapan kaget sekaligus sedih.
Rangga tertawa dan tiba tiba bernyanyi "Oh Gilang sepatu gilang, gilang sirama-rama mari pulang marilah pulang marilah pulang bersama Aqilla🎶"
Aduh Rangga, harimau tidak suka dinyanyikan gitu!
Gilang menatap Rangga datar, sedangkan yang ditatap masih dengan tawanya, untung saja Gilang tidak menerkam mangsanya saat ini.
Ish, aku seperti patung yang hanya bisa menatap mereka tidak berani mengeluarkan suara. Gilang langsung menyuruhku masuk kemobil, dan dia juga masuk. Sedangkan Rangga masih terdiam disitu. Mobil Gilang meninggalkan perkarangan sekolah.
Rangga POV
"Lo udah mencintai orang lain qilla, tinggal gue yang masih mencintai lo" lirih Gilang mengacak rambutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
AQILLA
Fiksi Remaja"Lo yang pernah putusin gue 3 tahun yang lalu kan?" ucapku bersemangat. "Yang alasannya lo mutusin gue karna gue makin lama makin jelek kan?" jawabnya dengan ekspresi wajah yang ingin tertawa. Jadi gimana? Gak penasaran sama cerita nya? Yuk tamba...