KEGELAPAN PADA KERAJAAN RANALUS (Bagian 04)

68 2 2
                                    


"Begitulah Marsha, memang kau adalah salah satu yang bisa membuka pintu dimensi dunia Iblis. Aku tidak memberitahumu karena itu hanya akan membuatmu takut. Tapi aku berjanji tidak akan melepaskan pandanganku padamu walau sedetik saja," kata Leron.

"Jangan pikirkan aku, kau harusnya lindungi Rayna saja," kata Marsha.

"Marsha, kau tidak dengar omonganku? Salah satu keturunanku akan menyebabkan dimensi Iblis terbuka dan keturunanku yang lain, anak dalam ramalan akan menghentikannya. Itu artinya kau terlebih dahulu menjadi tumbal baru kemudian Rayna menjalani takdirnya. Aku tidak bisa membiarkannya," jelas Leron.

"Selalu tentang ramalan! Aku bosan mendengarnya! Kenapa kau takut bertindak, Leron!?" tanya Marsha. Mendengar pertanyaan Marsha, Leron tampak bingung.

"Marsha, Rayna bukan satu-satunya anak dalam ramalan," kata Leron akhirnya.

"A-apa maksudmu?"

"Semenjak 10 ribu tahun dari tersegelnya Iblis Lucift, sudah dua kali bulan darah terjadi. Kau tahu apa yang terjadi pada anak-anak itu ketika aku campur tangan?" tanya Leron sambil menatap Marsha. Marsha menatap Leron menunggu jawaban.

"Aku berusaha melindungi mereka secara frontal. Aku teguhkan diriku berada disamping anak ramalan, cucu moyangku sendiri! Agar para mahluk iblis itu mengerti mereka berhadapan dengan siapa. Tapi percuma. Pada akhirnya mereka mati terbunuh. Iblis selalu punya cara licik untuk mengalahkanku.

"Marsha, aku bukan takut ramalan berubah. Alasanku sebenarnya adalah untuk melindungi kalian. Kalau kita gaduh dan terlihat, para Iblis akan memburu kita. Kau melihat sendiri, kan? Mayat hidup, manusia srigala, penyihir dan banyak lagi. Mereka akan terus terus dan terus memburu Rayna dan kau. Setelah kita menghilang seolah tidak ada, kau lihat hasilnya para Iblis berhenti mengejar kita," kata Leron.

"Tapi sekarang kau membiarkan Rayna maju ke medan perang seorang diri!"

"Karena dia harus menjalani takdirnya sebagai anak ramalan."

"Omong kosong! Omonganmu berputar membuatku pusing!"

Marsha dan Leron terdiam berapa saat, lalu Marsha melajutkan obrolan.

"Aku bingung apa itu anak dalam ramalan? Kalau anak dalam ramalan bukan hanya satu dan bisa gagal, lalu apa maksud dari ramalan itu sendiri?"

"Anak dalam ramalan hanyalah kata-kataku untuk menjelaskan bahwa sebenarnya dia adalah orang yang terpilih untuk menerima kekuatan sihir murni," kata Leron.

"Aku tidak mengerti," kata Marsha.

"Dia akan jadi penyihir sepertiku. Kalau tandanya sudah datang, dia akan kuberikan seluruh kekuatanku. Rayna adalah garis keturunanku yang bisa menyerap semua sihir Murni, tapi itu tidak akan terjadi sebelum dia mempunyai pertanda bahwa dia siap. Dan jangan tanya seperti apa tanda itu, aku juga tidak tahu. Mengajari Rayna sihir sekarang, sama saja seperti memaksakan angin pada balon yang akan meledakkannya.

"Karena dia anak dalam ramalan, maka tanda itu pasti akan datang, dengan catatan dia tidak terbunuh sebelumnya. Aku sengaja melepas dia supaya berkembang. Siapa tahu masalah di luar sana akan memicu tanda itu," jelas Leron.

"Tapi sekarang dia terancam, Leron," kata Marsha.

"Ya tapi jangan khawatir kita akan menjemputnya. Kita akan berangkat menuju Liveria besok." kata Leron.

"Kenapa tidak kau gunakan sihir teleportasimu untuk menjemputnya?"

"Marsha, 10 ribu tahun menjaga usia ini menghabiskan banyak energi sihir. Kekuatanku kini sangat lemah dibanding masa ketika aku mampu mengirim semua iblis ke dimensi kegelapan. Kalau sekarang, mungkin aku bisa menghadapi satu Anak Iblis tapi menghadapi lebih dari satu, aku akan kalah.

"Kalau aku menggunakan sihir teleportasi dari sini langsung pada Kerajaan Liveria, segera sihirku akan terdeteksi.  Para anak Iblis akan menyadari kehadiranku karena teleport pada jarak sejauh ini memakan energi besar. Mereka tidak akan menganggapku remeh mengingat akulah yang mengirim mereka semua pada dimensi kegelapan. itu akan merepotkan pergerakan kita."

"Tapi menuju Liveria akan memakan waktu berbulan-bulan. Rayna akan keburu tewas," kata Marsha.

"Tidak paling lama dua minggu saja kita sudah sampai. Aku bilang aku tidak bisa teleport dari jarak yang sangat jauh karena beresiko. Tapi teleport dengan jarak yang tidak begitu jauh masih bisa dilakukan. Memang masih ada kemungkinan sihirku terdeteksi mereka, kita perkecil kemungkinan itu dengan cara melakukannya di saat waktu kekuatan kegelapan melemah, siang hari. Pertama kita teleport menuju Dataran Lira, dari sana kita langsung menuju Sinia, wilayah terdekat dari Kerajaan Pusat Liveria, jelas Leron dan Marsha menyimak penjelasan Leron dengan seksama

"Kita akan menempuh perjalanan panjang, lebih baik kita tidur," kata Marsha kemudian. 

Marsha lalu kembali berbaring serta membalikkan tubuhnya. Sementara Leron melingkarkan tangannya pada udara hingga tercipta jendela ruang. 

"Istirahat yang nyenyak," kata Leron sebelum memasuki jendela ruang dan menghilang.

 Setelah Leron menghilang, terlihat kalau Marsha masih terjaga di peraduan, pikirannya terus memikirkan Rayna.

Kesatria Zirah MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang