PERGERAKAN SANG JENDERAL (bagian 01)

59 3 4
                                    


Reth menahan tinju Gwarth, mementalkan Therad yang ada dibelakangnya.

"Reth kau-"

"Aku ada urusan dengan mereka. Selanjutnya biar aku!" Reth langsung memutus perkataan Gwarth.

"Dengar keparat! Kau mungkin atasanku, tapi kalau menyangkut olah tubuh, kita saudara seperguruan! Sekarang jawab aku, kenapa mereka bisa olah tubuh!?" sahut Gwarth sambil menarik kerah baju Reth dan memajukan kepalanya hingga dahinya menekan dahi Reth.

"Cih! Lepaskan!" Reth mendorong tubuh Gwarth hingga mundur beberapa langkah ke belakang.

Reth seakan tidak perduli lalu dia berbalik dan berbicara pada para Nizry. "Ikuti aku ...," katanya lalu melompat dan berlari di atas atap-atap rumah.

"Heeei! Jangan lari! Kau harus menjelaskan semuanya!" seru Gwarth tapi Reth sudah menghilang dari pandangan diikuti Shasa, Vallens dan Therad.

Sementara dari jauh, seseorang yang memakai baju serba hitam, mengamati rumah kediaman Gwarth. Sosok itu tiba-tiba meluruh menjadi banyak laba-laba, kelabang, kalajengking dan ribuah serangga lain yang berpencar ke banyak arah.

***

Kediaman Nizry. Pada salah satu ruangan pendeta tertinggi.

Tampak 5 orang sudah berkumpul pada ruangan itu. Tiba-tiba dari sela-sela dinding ruangan itu bermunculan serangga-serangga kecil, kecoa, laba-laba, kelabang semakin banyak dan berkumpul di tengah ruangan. Serangga yang berkumpul akhirnya membentuk sebuah sosok manusia.

"Bagaimana?" tanya sosok yang tadi mengamati pertarungan Gwarth dan pada Nizry dari jauh.

"Jenderal menghampiri kediaman Gwarth, dia pergi bersama dengan utusan kita," jawabnya.

"Lalu bagaimana sekarang?" kata salah satu dari mereka.

"Aku akan memantau lebih jauh. Aku masih belum tahu langkah selanjutnya," kata dia lebih lanjut.

"Baiklah, untuk tahu langkah selanjutnya, bagaimana kalau kita langsung saja mulai panggil para junjungan kita?" tanya salah satu dari mereka.

"Tunggu, Edgar belum datang."

"Apa kita harus menunggunya?"

"Tidak perlu," sahut Basir. "Dia tidak akan datang. Tuan Astar kehilangan wadahnya," jawab Basir lebih lanjut.

"Apa? Bagaimana bisa?"

"Itu salah satu alasan kenapa kita harus berkumpul," jawab Basir lagi.

"Kalau begitu pertemuan ini akan tanpa Junjungan Astar," kata salah seorang petinggi Nizry.

"Baiklah ayo kita mulai," kata yang lain lagi.

Para pendeta tinggi lalu mengeluarkan mantera mereka masing-masing. Tiba-tiba terjadi perubahan pada tubuh para pendeta tinggi. Lambat laun fisik mereka menjadi monster. Ada yang tampak seperti mayat hidup, ada yang menua, ada yang berubah menjadi bagaikan binatang. Tubuh para pendeta tinggi memanifestasikan junjungan mereka masing-masing.

Pendeta tinggi dengan junjungan Morphis berubah menjadi kakek tua dengan wajah menyeramkan, Pendeta tinggi dengan junjungan Zael, berubah menjadi siluman kambing. Pendeta tinggi dengan junjungan Sorin bagian mulutnya memanjang jadi paruh, tangannya menjadi cakar tajam begitu juga dengan kakinya yang berubah menjadi kaki burung. Pendeta dengan junjungan Belruth, berubah menjadi manusia bogel dengan punggung bungkuk dan dari punggunya keluar delapan kaki serangga bagaikan laba-laba. Pendeta dengan junjungan Elgor berubah menjadi siluman babi dengan gigi-gigi tajam dan menyeramkan, tubuhnya gemuk dan kotor. Pendeta dengan junjungan Behem tiba-tiba sekujur tubuhnya retak dan mengeluarkan api. Wajahnya berubah menjadi seperti reptil. Pada punggungnya juga tumbuh api bagaikan sayap.

"Tahan kekuatanmu Behem! Atau kau akan menghancurkan tempat ini!" bentak Sorin.

"Jangan salahkan aku! Tapi salahkan kekuatan sihir dimensimu yang terlalu lemah menahan kekuatanku, ha ha ha!" tawa Behem membahana.

"Cih! Sombong!" gumam Elgor.

"Behem, aku serius!"

Perlahan ruangan bergetar dan terdengar suara seperti suara retakan. Behem akhirnya menyilangkan kedua tangannya pada dada. Api ditubuhnya meredup dan sayap pada punggungnya menghilang. Ruangan tampak sedikit tenang.

"Behem, kalau mau kita semua bisa dengan mudah menghancurkan dimensi buatan Sorin. Tidak ada gunanya sombong, posisi kita sama semua," kata Morphis.

"Cih! Coba saja kalau ada yang berani menghancurkannya!" ancam Sorin.

"Sabarlah, Sorin. Kau tahu maksudku, kan?" kembali Morphis mencoba menenangkan.

"Haaar har haaar ... Iblis Bijak Morphis, mungkin kita semua sudah saling menghancurkan bila saja tidak ada dirimu," kata Zael dengan suara embik kambing yang menyeramkan pada setiap jeda suaranya.

"Mana Astar? Dia yang menginginkan kita bertemu!"

"Sebentar aku akan memanggilnya," ucap Morphis. Sesudah berkata, Morphis melemparkan sebuah boneka kayu berbentuk bulat ke lantai. Boneka itu bergetar dan perlahan boneka membesar. Suara-suara retakan kembali terdengar. Pasir-pasir meluruh dari atap seolah akan rubuh. Boneka Astar kini hidup dengan wajah yang sangat menyeramkan.

"Astar, bagaimana mungkin kau bisa datang ke dunia manusia, tanpa wadah," tanya Sorin ketika melihat Astar mewujud ke dunia melalui boneka kayu.

"Dari awal aku memang tidak pernah memakai wadah manusia," jawabnya. Tiba-tiba dari kekosongan udara, keluar asap tipis bewarna hitam. Muncullah boneka kayu berwajah Edgar."

"Maafkan aku Tuan Astar. Aku masih belum terbiasa menjadi hidup. Aku susah menjaga bentuk manusiaku," kata Edgar.

"Edgar adalah boneka kutukan ciptaanku. Edgar sebelumnya sudah tidak berguna. Dia rusak ketika bertarung dan aku membuang dirinya di hutan batas dunia," jelas Astar.

"Bertarung? Dan kau sampai harus kehilangan wadahmu. Manusia seperti apa yang bisa melakukan itu padamu?"

"Manusia yang mampu melakukan itu adalah manusia yang juga mampu mengirim kita semua pada dimensi kegelapan," jawab Astar.

"Maksudmu?"

"Leron, dia kembali!"

"Apa!!!" semua mahluk Iblis langsung kaget.

"Tapi sepertinya dia tidak sekuat dulu, aku bisa merasakan kalau kekuatan sihirnya melemah. Tapi tetap cukup merepotkan. Sepertinya dia menghindari konflik denganku, jadi dia mengirim aku dan wadahku ke sebuah tempat di hutan tepi dunia," jawab Astar.

"Leron kembali? Ini mengejutkan. Kupikir setelah insiden terakhir kita bentrok dengannya, dia bunuh diri," jawab Morphis.

"Selain itu yang paling penting adalah, wanita penghunus jenderal, benar-benar anak dalam ramalan. Aku sudah tes melalui ibunya, hasilnya positif."

"Akhirnya! Kau serius!? Lalu kenapa kau tidak segera membawanya!?" kata Elgor Sang Iblis pemalas yang akhirnya bangkit ketika mendengar informasi terakhir.

"Leron keburu datang ikut campur," jelas Astar.

"Kalau benar katamu, maka ini adalah kesempatan yang kembali datang. Kini kita harus secepatnya membunuh anak dalam ramalan dan mengambil wanita yang mengandung darah Leron," kata Behem.

"Dan sekarang, saatnya kita tampil secara penuh. Kita tidak perlu lagi menyembunyikan keberadaan kita. Sudah saatnya kita ambil alih Kerajaan Liveria.

"Tapi sebelumnya, kita harus cepat mengambil wanita yang mengandung darah Leron, sebelum terlambat!"

"Ya benar, sebelum Leron melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan pada masa lampau. Membunuh keturunannya," jawab Morhpis.    

Kesatria Zirah MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang