BAB 2

41 4 0
                                    

"Lo gila ya Ra, ini kurang 2 menit" omel cewek didepan Nara.

"santai aja sih , toh juga gak telat" sanggah Nara

"untung temen" gumam cewek tersebut dan berjalan duluan meninggalkan Nara.

"aelah !! GEAA!!!" Teriakan Nara menggema dilorong sekolahannya.

"astaga Nara ngapain lo teriak sih" Cewek yang disebut Gea tadi, bermonolog sendiri.

Geralyn Keyla Magalie, kerap disapa Gea itu berbeda dengan teman-teman Nara yang lain.

"Lo ngapain tinggalin gue dilorong sih " kesal Nara.

Gea hanya memutar bola matanya malas. Temannya yang satu ini mengapa begitu cerewet.

"Nafara yang pinter , sekarang itu kita ujian . Lo tahu kan kebiasaan sekolah ini" Jelas Gea pada temannya yang begitu lemot menurutnya.

"Astaga Ge, gue lupa masa? Untung kemarin belajar." Enteng Nara.

Gea mendelik kesal dengan temannya itu.

"Ra, udah sarapan belom?" Gea berucap semanis mungkin.

"belum , lo mau nganteri gue ke kantin ? gapapa ayo" Ucap Nara bersemangat .

'tuk'

"wadaww" teriak Nara heboh .

"ngapain lo getok kepala gue Gea , keluar duluan ini" protes sang punya kepala.

"lo pinter sehari aja kenapa sih Ra " Kesal Gea, sahabatnya itu mampu membuat darahnya naik.

"Kita Ujian , ruangan lo dimana? duduk sama siapa?" Tanya Gea dengan senyum miringnya.

"Mampus". Nara berlari menjauh dari Gea , menuju kerumunan anak ditengah lapangan.

Gea menggelengkan kepalanya , hampir satu tahun ia mengenal sosok Nara. Baginya Nara itu cewek yang berbeda , bahkan Gea mengira urat malu cewek itu sudah putus.

"Ge, lo kok malah duduk disini sih?" Nara masih mengatur napasnya.

"Lah? emang lo diruangan berapa?" tanya Gea sedikit bingung.

"Gue di lantai 3 ruangan 5 " Jawabnya sembari duduk disebelah Gea.

"Ya kalau gitu mah seruangan kita" Jawaban Gea sontak membuat kepala Nara menghadapnya.

"Gue punya salah apa sih sama lo Ge ?" Geram Nara.

"salah lo sama gue ?" tanya Gea santai

Nara hanya menganggukan kepalanya gemas.

"banyak"

Hampir saja mata Nara keluar dari tempatnya. Tapi tak lama setelah Gea memasuki ruangan itu, Nara tersenyum bahagia.

'beruntung gue punya lo Ge' batin Nara berkata.

"kutil anoa , masuk sekarang" kepala Gea muncul dari balik pintu .

Nara mendengus kesal , dengan santainya dia memasuki ruangan itu. Matanya membulat sempurna ketika melihat apa yang ada didalam ruangan ini.

"kenapa lo gak bilang Ge ?" Nara berbisik begitu pelan pada Gea. Gea hanya terkekeh kecil dan mengangkat bahunya acuh, meninggalkan Nara dengan kekesalannya.

'tuhan, bantu Nara' batin Nara

Nara berjalan menunduk melewati beberapa bangku didepannya, Ia sibuk mencari terdapat dimana namanya ditempel. Tepat setelah Nara menghitung bangku ke lima dari depan disitu namanya tertempel.

'mampus' umpatnya dalam hati.

Dewi fortuna memang tidak memihak padanya hari ini. Bagaimana dia bisa mendapat bangku bertempat seperti itu ? Dia tidak akan menyumpah serapahi bangkunya jika berada dibagian tengah. Sedangkan Nara mendapat bangku pojok sebelah kanan .

'pojok' , itu kawasan terlarang bagi para pengawas. Mata pengawas akan terus melihat ke arah pojok. Nara sekarang mulai menyalahkan namanya yang berawal huruf 'N' .

"Hai , anak pariwisata ya?" cewek itu mengulurkan tangannya pada Nara.

"Hai, hm iya" Nara menjabat tangan cewek tersebut, aneh ! senyumnya tak pernah luntur.

"Kenalin Della" ucap cewek bernama Della.

"Nara , kak" jawab Nara sopan .

Della berjalan menuju bangkunya yang tepat satu meja dengan Nara. Nara kembali bungkam tak bersuara. Kali pertama baginya mengikuti ujian dimasa sekolahnya. Tidak buruk jika duduk bersama kakak kelas setiap ujian , Nara harus terbiasa dengan semua ini 3 tahun kedepan.

"kak" Panggil Nara

"iya, kenapa?" Della yang semula menatap bukunya penuh konsentrasi sekarang kembali menghadap pada adik kelasnya ini.

"Anak apa?" tanya Nara sopan.

"Anak manusia Ra , masak iya anak kambing" Della terkekeh mendengar pertanyaan Nara.

"hehe" Nara menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"maksud Nara itu, Kak Della jurusan apa?" Tanya Nara lebih jelas, sedangkan yang ditanya menganggukan kepala tanda mengerti.

"Boga, Ra" Setelah menjawab Della kembali berkutat dengan buku dihadapanya.

Nara hanya membulatkan mulutnya membentuk huruf 'o'. Kakak kelas yang mempunyai bangku diruangan ini mulai berdatangan. Tapi Nara menoleh kesebelah kirinya , kenapa bangku itu kosong ? seharusnya bangku itu diisi oleh kakak kelasnya.

"Hai cantik. I Love You"

"Hahh?"

......

Si LimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang