LUCHA #5

34 2 0
                                    

Turn on music bellow
"Instrumental Music"

-Happy Reading-

***

Violet hendak berjalan menuju kantin untuk menemui Adisty yang pasti sudah lama menunggunya di kantin, atau mungkin sudah tidak ada, Entahlah.

Lagian, perut Violet juga sudah keroncongan dari tadi, ada atau tidak adanya adisty di sana, ia akan tetap makan.

Di tengah langkahnya yang sedikit cepat, Violet melihat seorang wanita yang baru keluar dari UKS, tangannya sedang memegang pelipis dahi bagian kanan, langkahnya sedikit gontai.

Sontak Violet langsung berlari ke arah wanita itu ketika kaki wanita itu melemah dan hampir terjatuh.

Hampir saja wanita itu tergeletak ke lantai jika Violet sampai terlambat menopangnya.

"Lo, ngga apa-apa? Tanya Violet dengan segera kepada wanita yang sekarang tubuhnya sedang ia rangkul dari samping. Wnita itu menggeleng lemah.

"Mau gue anter ke dalem UKS lagi?" tawar Violet. "Kayaknya muka lo pucet banget." Violet memperhatikan wajah wanita itu dengan saksama.

"Bukan hanya lemah dan pucat yang ia lihat, tapi ketidak asingan wajahnya.

Pacarnya Jingga? Ya, Violet kini menyadarinya, bahwa ia sekarang sedang menopang tubuh pacar seorang lelaki yang juga Violet suka sedari dulu. Itu yang paling tersirat jelas di pikiran Violet sekarang.

Namun pikirannya beralih, itu bukan hal yang tepat untuk di pikirkan saat ini. Wanita ini sedang lemah dan perlu di bantu.

Membantu seseorang tidak harus melihat orang itu siapa, dan seberapa kita kenal dengan orang itu, tapi membantulah sebagaimana kita saling menolong sebagai sesama manusia.

"Bila mau ambil tas di kelas, kotak makan bila ada di dalam tas, bila laper," ucap nabila dengan suara lancar namun pelan, matanya menatap ke arah Violet dengan sayu.

Sangat tidak tega Violet melihat raut wajah wanita itu.

"Kelasnya di mana?" tanya Violet.

"Itu, di ujung deket kantin." Tangan Nabila menunjuk ke arah ujung sebelum kantin.

"Gue ambilin, lo tunggu di dalem UKS lagi aja, ya? Kaki lo kayaknya masih belum kuat buat jalan sampe ke kelas," ucap Violet.

"Ngga ngerepotin?" tanya Nabila. Violet tersenyum dan menggeleng tanda tidak keberatan.

Sebenarnya bagi Nabila tentu ini sangat merepotkan orang lain, ia harus sampai di bantu oleh orang yang tidak di kenal, apalagi notabenya Kakak kelas.

Dan sifat merepotkan itu adalah hal yang sangat Nabila benci, karena itu hanya akan terlihat dirinya lemah.

Tapi bagaimana lagi, daritadi Nabila tidak mendapati siapapun yang masuk ke ruang UKS, Jingga pun belum ada kembali lagi menemuinya.

Yang Nabila rasakan saat ini adalah ia sangat lapar, dan siang ini pun memang jadwal Nabila harus minum obat. Jadi mau tidak mau ia harus mengambil tasnya sendiri ke kelas. Walaupun akhirnya ia tak bisa mengambil sendiri dan harus di bantu oleh orang lain. Ia pasrah.

Mereka berbaik ke arah ruang UKS, Violet membantu Nabila hingga ke atas kasur.

"Makasih, ya," ucap Nabila masih dengan nada lemah. Violet mengangguk.

"Oh ya, nama lo siapa?" tanya Violet kepada Nabila yang kini sudah bersandar nyaman.

"Nabila, panggil aja Bila." Nabila mengulurkan tangan kanannya ke arah Violet seraya mengajak kenalan.

LUCHAWhere stories live. Discover now