LUCHA #4

57 2 3
                                    


Turn on music bellow
"No angels ( piano instrumental ) - jurrivh"

Hidup itu masalah, masalah itu hidup.

***

"Hah! Jam berapa ini?!" Violet menyibakkan rambutnya yang berantakan lalu melihat jam di dinding.

Jam setengah tujuh?!"

Tubuh Violet melompat dari kasur, meraih sebuah handuk di balik pintu dan segera berlari ke kamar mandi.

Semalam ia pulang larut, karena ada bookingan dadakan acara ulang tahun di Restaurant tempatnya bekerja sampai jam 12 malam.

Kegiatannya sangat padat, kira-kira jam satu pagi dia baru sampai rumah dan langsung membantingkan dirinya di kasur.

Tidak sempat ganti baju, cuci muka, mengeluarkan ponsel untuk memasang alarm, bahkan mengucap doa sebelum tidur pun tidak Violet lakukan.

Segalanya tidak sempat, tubuhnya terlalu lelah, matanya langsung terpejam begitu cepat.

Semoga ngga kesiangan, gumamnya dalam hati sambil berlari ke pangkalan ojeg yang tak jauh dari rumahnya, lalu ia segera menaiki salah satu motor yang memang sudah siap menunggu Violet.

"Tumben siangan neng?" tanya Pak Didi, ojeg langganan Violet.

"Iya, agak ngebut ya, Pak," pinta Violet dengan nafas yang terengah-engah.

Pagi-pagi ia sudah merasakan capek seperti selesai lari sepuluh keliling lapangan.

Violet terus mengangkat tangannya di sepanjang jalan, untuk melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sepuluh menit lagi gerbang akan di tutup, tidak menutup kemungkinan Violet akan terlambat.

"Lebih cepet lagi, Pak." Pak Didi mengangguk nurut lalu memaksimalkan lagi kecepatannya. Namun tetap berhati-hati.

Violet langsung turun dan membayar ongkos ojeg sesampai di depan gerbang sekolah. Suasana sekolah sudah sepi, terlihat satpam yang sedang memegang sisi gerbang siap untuk menutupnya.

Violet berlari dengan cepat menuju area dalam sekolah, mengamankan diri sejenak dari kata terlambat. Namun ia harus tetap berlari, karena kelas nya lumayan jauh, di lantai dua.

Ketika Violet berlari menelusuri lantai satu, kaki Violet mengerem, ia melihat ada sekumpulan murid yang juga berjalan ke arahnya, cukup menghabiskan lebar jalanan koridor.

Terlihat seorang siswi yang sedang di angkat oleh sekitar tiga siswa laki-laki dan satu orang guru. Posisi tubuhnya terbaring lemah, matanya terpejam. Sepertinya siswi itu pingsan. Langkah mereka tertuju ke ruang UKS.

Sekilas Violet mengangkat wajahnya untuk melihat siapa siswi yang sedang pingsan itu, siapa tahu teman sekelasnya, namun tidak terlihat, terhalang oleh tubuh tinggi salah satu murid laki-laki.

Violet mengerjap, sadar bahwa ia sedang buru-buru masuk kelas, Violet kembali berlari, namun ketika ia belok ke tangga lantai dua, tubuhnya terjungkal mundur dan jatuh dengan posisi duduk. Ternyata ia baru saja bertubrukan dengan seorang laki-laki berbadan tinggi, bisa di pastikan tubuh lelaki itu sangat kuat, karena hanya langkah kakinya saja yang sedikit mundur, tidak sampai terjatuh seperti Violet.

Violet mendongakkan wajahnya ke atas.

"Ji.. jingga?" Violet terkejut saat tahu siapa yang baru saja bertubrukan dengannya.

"Lo ngga apa-apa kan?" tanya Jingga datar, "Sorry gue buru-buru." Secepat kilat tangannya meraih tangan Violet lalu menariknya sampai posisi tubuh Violet kembali berdiri. Tarikannya sangat kencang, lumayan sakit di pergelangan.

LUCHAWhere stories live. Discover now