Hari yang dinantikan itu tiba. Jungkook tak bisa berhenti gugup. Ia baru saja selesai di make up beberapa menit yang lalu. Ibunya meninggalkannya di ruangan itu sendirian. Pikiran Jungkook tak fokus pada tempatnya.
Memang benar apa kata orang tua mereka. Menikah bukanlah perkara biasa. Rasa gugup menghinggapinya dan benar-benar membuatnya takut. Bagaimana jika ia merusak jalannya pernikahan nanti dengan kecerobohannya? Bagaimana pandangan orang-orang mengenai pernikahan mereka? Bagaimana jika--
"Baby?"
Suara itu mengehentikan lamunannya. Sosok Taehyung yang sudah memakai setelan jas putihnya benar-benar menyesakkan dada. Gosh, Jungkook sangat bersyukur mendapatkan pria sesempurna ini menjadi pendamping hidupnya. Taehyung benar-benar sempurna. Dan Jungkook merasa kurang pantas bersanding dengannya.
"Baby, kau baik-baik saja? Aku tahu kau pasti lapar. Kubawakan roti untukmu. Berterimakasihlah pada Jimin. Ia kupaksa membelikannya tadi." Taehyung terkekeh.
Jungkook hanya diam. Pikirannya masih tak tenang.
Melihat itu, Taehyung berjalan mendekati kekasihnya yang sebentar lagi akan menjadi pendamping hidupnya dalam ikatan sah tersebut. Si rambut lavender itu berjongkok di hadapannya. Tangan besarnya menarik tangan Jungkook dan menggenggamnya.
"Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanyanya lembut.
Jungkook menghela nafasnya, terdengar berat. "Aku takut, hyung."
"Takut? Pada apa?"
"Pandangan orang-orang. Kau tahu sendiri pernikahan sesama jenis masih dipandang aneh di negara ini."
Ya, pernikahan sesama jenis masih belum dilegalkan di Korea. Dan Jungkook benar-benar takut akan pandangan orang lain.
"Lalu apa yang kau risaukan?"
"Hyung, kau adalah seorang CEO besar. Aku tak ingin reputasimu buruk karena ini." Jungkook mendesah sedih. "Gosh, seharusnya aku tadi memakai gaun dan bukannya jas seperti ini. Setidaknya itu tidak akan membuatmu dipandang buruk." Katanya lagi.
Giliran Taehyung yang menghela nafasnya. Jungkook bersedih dan Taehyung tak suka itu.
"Sayang, dengarkan aku." Ia menunggu hingga Jungkook menatap matanya. "Aku sama sekali tak peduli pada reputasi dan pandangan orang tentangku, ataupun tentang kita. Menikah denganmu adalah hal terindah dalam hidupku. Mimpiku sejak dulu."
"Tapi harusnya tadi aku memakai gaun dan wig. Ya Tuhan, aku harus menggantinya sekarang. Masih ada waktu, bukan?" Ujar Jungkook sembari berdiri. Namun tangan Taehyung menahannya.
"Baby, jangan. Aku tak ingin memaksamu memakai sesuatu yang tak nyaman untukmu. Jangan memaksakan semuanya."
Jungkook terdiam sejenak. Namun sebelum sempat bersuara, Taehyung mendaratkan bibirnya di bibir sang kekasih. Jungkook tak bisa melawan. Ia akan selalu lemah dalam genggaman Taehyung.
"Bagiku, apapun yang kau kenakan, kau akan selalu terlihat cantik dan sempurna di mataku. Jangan buat dirimu tak nyaman dengan semuanya."
Ketika sedang pada puncaknya, pintu ruangan itu terbuka dan sesosok laki-laki tampan yang bernama Hoseok, yang tidak lain adalah kakak kedua Jungkook, masuk dan menatap mereka dengan kaget.
"Ya Tuhan, Kim Taehyung. Tak bisakah kau menahan hormonmu hingga resepsi nanti malam berakhir? Ya ampun, aku ingin sekali menghajarmu karena melakukan sesuatu yang kurang ajar pada adik kecilku, jika saja kau bukan laki-laki yang akan mengikat janji sehidup semati dengannya beberapa menit lagi." Hoseok mendengus.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR BABY
FanfictionPasangan muda yang berbahagia karena sedang menanti kehadiran buah hati mereka, bagaimana hari-hari Taehyung yang berusaha memenuhi semua kebutuhan Jungkook yang sedang hamil?