- 2 -

152 31 2
                                    

Ku pandangi botol mineral yang masih ada setengah isinya karena setengahnya tadi, sudah aku minum.

Aku pandangi juga tisu yang sudah aku buka dan ku pakai tadi.

"Dia siapa sih?" tanyaku pelan.

Aku sedang duduk di kursi taman yang menghadap langsung ke lapangan. Berniat untuk beristirahat sebentar, karena aku benar-benar kelelahan.

Ingatanku sangat baik sampai sekarang, tapi kenapa aku tidak mengenali lelaki itu?. Aku mengenalnya atau tidak?.

Dia siapa sih?.

3 kalimat pertanyaan ini sekarang terngiang-ngiang terus diotakku. Memikirkannya terus,  membuat kepalaku sakit sekali.

"Kenapa masih disini? Kamu mau ditambah ya hukumannya?" tanya Kak Clara tiba-tiba sudah berdiri di hadapanku.

Aku sigap berdiri. Meminta maaf lalu meminta izin kembali ke kelas.

Saat aku melangkahkan kakiku menuju kelas yang menjadi tempatku selama masa MOS, aku baru sadar sesuatu.

Kelas ini, adalah kelas lelaki yang memberikan aku minuman tadi. Sebenarnya aku ragu antara masuk atau tidak. Menghembuskan napas kasar, aku pun tetap masuk.

"Permisi Kak" ucapku.

"Ya, silahkan duduk" ucap Kakak lelaki itu menatapku tajam.

Aku segera berjalan menuju bangku kosong satu-satunya yang berada dibelakang ujung jendela. Aku tersenyum kaku ketika melihat teman satu kelasku yang menatapku.

Pandanganku terhenti pada satu titik, ia duduk tepat di depan bangku yang akan ku tempati.

Aku dan dia sempat berbagi tatap selama beberapa detik, tapi kemudian aku segera sadar dan duduk di bangkuku.

Pikiranku pun terfokus pada Kakak yang berdiri ditengah kelas sambil membawa penggaris kayu panjang, berbicara panjang lebar hingga mulutnya berbusa.

Ketika jam istirahat sudah tiba, semua yang ada dikelas langsung menghambur keluar, kecuali lelaki yang ada dihadapanku saat ini.

Aku menghembuskan napasku kasar, antara ingin menyapanya, atau tidak.

Tapi, belum sempat aku mengeluarkan suara, ia mengambil posisi duduk berbalik, berhadapan denganku. Aku sempat kaget dan tidak bisa bernapas selama 10 detik.

"Botol minum kamu...." ucapanku segera dipotong olehnya.

"Bawa aja" ucapnya.

"Kalau gitu aku ganti?" tanyaku hati-hati takut ia tersinggung.

"Gak usah" ucapnya.

"Tapi....".

"Imbalannya besok kamu bawakan aku bekal aja" ucapnya.

"Kenapa harus besok?" tanyaku oon dan melongo. Heran dengan ucapannya.

"Terus kamu mau balik ke rumah lagi, bikinin bekal aku sekarang juga?" tanyanya dengan menahan senyumnya.

Bodoh! Benar juga ucapannya. Kenapa aku tidak berpikiran sampai kesana?.

"Gapapa, aku gak ketawain kamu kok. Gak usah malu, muka kamu lucu kalau kayak gitu" ucapnya terkekeh. "Kamu mau kan bikinin aku bekal besok?".

Astaga! Senyumnya, bisa bikin wanita meleleh kalau melihat dia yang kayak gini.

"Oke" ucapku mengangguk kaku.

"Oh iya, mulai besok kamu berangkat bareng aku aja, biar gak telat lagi" ucapnya.

Kembali, eskpresiku saat ini kaget dan melotot.

Dihari yang sama, lelaki ini kembali membuatku kaget dan tidak mampu berkata apapun.

Banjarbaru, 13 juli 2018.

AMARIO (The Our Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang