Suatu Hari

71 16 31
                                    

WARNING📣
Jangan silent reader, tinggalkan jejak setelah membaca.😂

please dengarkan lagu, untuk membaca dengan sensasi yang berlebih...

~ Selamat Membaca ~

Jika aku adalah milikmu, biarkan aku memenuhi sejuta mimpimu.
___________

Hari semakin sore, tak terasa gadis itu masih saja berdiri di depan gerbang sekolahnya, entah apa yang Cella pikirkan yang pasti dia merasa khawatir. Bagaimana tidak, jika Cella pulang dan papahnya itu marah apa yang bisa dia lakukan? menentangnya kah? Membalasnya kah? Atau apa? Tentu saja dia akan diam, hanya bisa diam itulah yang dilakukan gadis itu dari seorang monster penjaga rumah.

Seseorang datang dengan motor ninja merahnya, melesat tepat di depan Cella berdiri. Lelaki itu melirik tajam ke arah Cella, matanya menyipit saat melihat gadis di depanya itu masih selalu melakukan kebiasaanya saat khawatir yaitu menggiggiti kuku.

"Hey...jorok amat, masa kamu gigitin kuku begitu, sinih naik ke motor biar aku antar kamu ke bulan! Supaya rasa khawatirmu hilang!" Ajak lelaki itu pada Cella.

Seketika Cella langsung berlari antusias, ia mengambil langkah panjang dan segera mendekat pada lelaki itu.

"Kei...!" panggilnya dengan nada sedikit berteriak.

Kei hanya bisa tersenyum melihat gadis itu berlari dengan kencang, menurut Kei terkadang Cella terlihat sangat menggemaskan, ya saat seperti ini Cella berlari pada Kei, bak anak yang berlari pada seorang ayah karena tenggelam rasa rindu.

"Katanya kau pergi, kenapa kamu di sini!" gerutu gadis itu, dengan nada sedikit marah, tak lupa juga ia menggelembungkan pipinya seperti anak kecil yang sedang marah.

Kei terkekeh kecil melihat sikap Cella padanya, ia merasa gemas dan tak sadar dia refleks mencubit pipi gadis itu. "Aku ke sini, karena putriku ini belum pulang." jawabnya dengan gemas.

Cella menyingkirkan tangan itu dari pipinya, bukanya Cella tak suka, namun Kei kalau mencubit pipinya selalu saja kasar, setiap kali Cella tanya kenapa, dia selalu bilang terlalu gemas ngeliat kamu. Terkadang Cella tak ingin bersikap manja seperti itu pada Kei tapi, apalah daya naluri seorang perempuan, ingin disayang dan dimanja. Jadi sesekali gak masalahkan?

"Memangnya sudah selesai?" Tanya Cella penasaran.

Kei mengambil nafas panjang, dan membuangnya secara perlahan. "Sudah, sekarang aku kangen kamu!" katanya dengan senyum merekah, seraya mengacak-acak helai-demi helai rambut gadis di depannya, yang dari tadi sudah terlihat bad mood.

Kei terkadang harus izin sekolah, walaupun masih muda namun otaknya itu bisa dibilang sangat brilian, sepertinya dari keturunan papahnya. Maka dari itu papahnya sering meminta Kei untuk datang ke suatu rapat penting dengan klien alasanya, supaya Kei dapat belajar dari pengalamanya.

"Yuk pulang!" Titah Kei seraya menggadeng tangan Cella erat.

Ehhh...gue kan lagi marah, kok gue nurut aja ya. Bodoh kau Cella!

360 HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang